5 KUNCI PENGOKOH JIWA PENENANG BATHIN DALAM MENGARUNGI PERSOALAN HIDUP

>> Saturday, June 20, 2009

Hidup ini sebenarnya bukan kehidupan yang sebenarnya...
Hidup ini hanyalah ARENA UJIAN diri,
agar Allah memilih untuk KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA,
siapa-siapa yang menjadi HAMBA ALLAH dan menjadi penghuni Surga serta bertemu dengan Tuhannya,
dan siapa-siapa yang menjadi HAMBA IBLIS dan menjadi penghuni Neraka serta bertemu dengan Tuhannya,
Sehingga dalam mengarungi ujian ini kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup...
Tidak mungkin hidup di dunia tanpa persoalan...

" Allah Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia MENGUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK perbuatannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS 67:2)

Agar jiwa kita tenang dan kokoh menghadapi persoalan hidup, berikut ini ada tips dari Aa Gym yang layak untuk diikuti:

1. AKU HARUS SIAP MENGHADAPI HIDUP INI, APAPUN YANG TERJADI

• Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna

• Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku

• Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri

• Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya

• Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetap hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku

2. AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI

• Bila sesuatu terjadi, yaa….. inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani

• Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, dongkol, sakit hati tak akan merobah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini

• Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini

• Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati

3. AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI

• Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus-menerus dan tak mungkin juga malam terus-menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya

• Akupun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Allah Yang Maha Adil, pasti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya

• Aku tak boleh mendzolimi diriku sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah

• Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah

• Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun seperti yang dijanjikan Allah " Fainnama’al usri yusron innama’al ’usri yusron" dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri oleh Allah SWT

4. EVALUASI DIRI

• Segala yang terjadi mutlak adalah ijin Allah SWT, dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia

• Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya, bila disikapi dengan sabar dan benar

• Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosa kita, kelalaianku atau mungkin, saat kenaikan kedudukanku disisi Allah

• Mungkin aku harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang kuperbaiki

• Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat

5. ALLAH LAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU

• Aku harus yakin kalaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijin-Nya

• Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya, bahwa hanya Allahlah satunya-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan

• Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milik-Nya, dan sepenuhnya dalam kekuasaan-Nya

• Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hamba-Nya, Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya

• Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar untuk mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukai-Nya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makhluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya

• Ingatlah selalu janji-Nya :

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Ku beri jalan keluar dari setiap urusannya dan Kuberi rizki/ pertolongan dari tempat yang tak terduga, dan barangsiapa yang bertawakal kepada-Ku, Niscaya akan Kucukupi segala kebutuhannya". ( At-Thalaq : 2-3 )

" Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (At-Thalaq :4)

Semoga 5 kunci diatas dapat menenangkan hati yang sedang galau, cemas, was-was, khawatir yang berlebihan dan pengobat stress.
Ingat hanya dengan dzikrullah / mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Wassalam

Read more...

YANG KITA SIA-SIAKAN

Pengetahuan yang kita miliki
Sia-sia karena tidak diamalkan

Perbuatan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak disertai rasa ikhlas.

Perjuangan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak ada tujuan yang jelas

Pengorbanan yang kita lakukan
Sia-sia karena mengharapkan pujian

Marah yang kita lampiaskan
Sia-sia karena dilandasi emosi bukan rasio

Cinta yang kita berikan
Sia-sia karena dilandasi syahwat semata

Kekayaan yang kita dapatkan
Sia-sia karena hanya untuk kepentingan pribadi

Kegagalan yang kita alami
Sia-sia karena dijadikan alasan keputusasaan

Musibah yang kita jumpai
Sia-sia karena tidak menjadikan kita semakin kuat

Kesuksesan yang kita raih
Sia-sia karena membuat kita semakin sombong

Anugerah yang kita dapatkan
Sia-sia karena tidak disyukuri

Pelajaran dan peringatan yang kita dengar atau baca
Sia-sia karena hanya melintas di pikiran

***

DEMI MASA SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU BENAR-BENAR BERADA DALAM KERUGIAN .KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALEH DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENTAATI KEBENARAN DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENETAPI KESABARAN.
(Qs Al-Ashr 1-3)

Imam Al ghazali mengatakan iman membutuhkan perawatan. Dan untuk merawat iman tidak cukup dengan menyiraminya agar tetap segar atau memupuknya agar menjadi subur dan berkembang, tetapi juga perlu menjaganya dari ancaman berbagai hama yang dapat merusaknya, bahkan menghancurkannya.

Hama yang mengancam perkembangan dan kesehatan iman, yang umum dihadapi setiap mukmin adalah :
-kemusyrikan (penyekutuan terhadap Tuhan),
-kemunafikan (kepura-puraan, pengakuan lahir yang berbeda dengan batinnya),
-dan kemaksiatan (pelanggaran dan kedurhakaan).

Sumber utamanya adalah :
(1) syetan, musuh laten manusia .
(2) Hawa nafsu manusia itu sendiri.
(3) Pengaruh lingkungan sosial.

"Hawa nafsu" selalu dijadikan alat oleh syetan dalam merusak keimanan manusia sehingga berulang-ulang Allah mengingatkan manusia agar jangan mudah mengikuti hawa nafsu."JANGANLAH KAMU MENGIKUTI HAWA NAFSU...(QS Shaad :26 ; juga dalam Qs Al-a'raaf :176 ; Thoha : 16; Al-Qashash :50 dalam arti yang sama)

Oleh Elvi Zuhailina

Read more...

MEMAHAMI ARTI SEBUAH PENGORBANAN

Berikut ini ada sebuah kisah penuh hikmah tentang ARTI SEBUAH PENGORBANAN, dan keyakinan kepada kita bahwa KEBAIKAN AKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN...

TANGIS UNTUK ADIKKU

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.

“Siapa yang mencuri uang ayah?”Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”

Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami.”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kamu, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Dipertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”

Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalier dan menghela nafas ” Apa gunanya?bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”

Ayah marah besar dan berkata : ” mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!!Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.

Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan,” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”

Dia tersenyum dan menjawab”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu?Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adiku dan sambil tersekat aku berkata”Aku tidak peduli omongan siapapun!Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 aku 23

Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih..Setelah teman-temanku pulang..aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita...Tetapi katanya sambil tersenyum”Itu adalah pekerjaan adikmu..dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya.?ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku.Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya..”Apakah sakit?..

”Tidak kok Kak...Aku biasa biasa kena batu-batu kak..”Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku..tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan didusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”

Suamiku menjadi direktur pabrik..Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau...dia pingin tetap menjaga ayah ibu.

Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit...Aku dan suamiku menjenguknya..dan melihat gips putih dikakinya..Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu...Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini..”

Dengan tanpang serius dia menjawab”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan..nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer? Kasihan kakak ipar..

Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu...

Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun

Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya,”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” tanpa berpikir panjang adikku menjawab”Kakakku.’

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.

” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami..di sebuah dusun yang berbeda..Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah..Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku...Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya..padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin...Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran..sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah..selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan...aku akan selalu baik kepadanya..

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku

Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku...

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....

Semoga kisah tersebut memberikan pelajaran kepada kita semua. Amin

Wassalam

OFA

Read more...

AKU DAN JIWAKU

>> Wednesday, June 17, 2009

Karena tidak melakukan dosa besar,
sering aku merasa tak memiliki dosa besar….
Padahal kumpulan dosa-dosa kecilku menjadi dosa besar

Jiwaku berkata :
” Ingatkah kamu betapa banyak dosa kecil yang
menyebabkan pelakunya Su’ul Khatimah (akhir yang buruk)?
Terkadang dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar...
Ketika rutin dilakukan;
Menganggap kecil dosa;
Merasa senang dengan dosa;
Menyepelekan perlindungan Allah;
Pamer dosa;
Menginspirasi pendosa lain."

Dan ingatlah ketika Ibnu Abbas r.a berkata :
" Wahai pemilik dosa, kamu pasti akan mengikuti dosa besar dari dosa yang lain,
Kurangnya rasa malumu kepada orang yang sebelah kanan dan kirimu adalah dosa besar,
Kamu tertawa sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah padamu adalah Dosa besar.
Kebahagiaanmu dengan dosa yang kamu lakukan adalah dosa besar,
Kesedihanmu terhadap dosa ketika kamu kehilangannya adalah dosa besar.
Dan ketakutanmu dari angin yang jika menggetarkan pintumu , namun dosa yang kamu lakukan tidak menggetarkan hatimu dari pandangan Allah terhadapmu adalah dosa paling besar . "

# Karena ibadah wajib sudah kukerjakan.
Sering ku merasa amal kebajikanku sudah cukup.
Padahal tidak ada jaminan kualitas atas hal itu.

Jiwa ku berkata :
” Benar, Tidak ada jaminan kualitas atas hal itu”.
Jika ibadah yang kamu lakukan semata-mata hanya sebatas penggugur kewajiban, alangkah kasihannya kamu.Ibadah hanya beban, ritual, alakadarnya.
Kebohongan terbesar manusia adalah ketika mengganggap ibadah bukan kebutuhan.
Bagaimana mungkin kamu mengharap “Dicintai Allah” bila kamu tidak pernah melakukan” amalan-amalan yang dicintainya?
”ENERGI IBADAH akan memancar kuat jika kamu beribadah dengan amalan yang sangat dicintai Allah SWT dan digemari Rasulullah SAW,

# Karena kedua perekam itu tidak terlihat,
begitu nikmatnya kubicarakan kejelakan orang lain.
Padahal suara hatipun terekam oleh keduanya.

Jiwaku berkata :
”Hindarilah Ghibah”. Ingatlah ketika seseorang mengalami azab kubur yang sangat pedih disebabkan karena ia suka menggunjing.
"Jauhilah kebanyakan dari prasangka
Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain
Sukakah diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya
Dan bertakwalah kepada Allah
Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang"(QS Al-hujarat:12)

# Karena tak tahu kapan datangnya ajal.
Hampir tidak pernah kutulis dan kuucapakan wasiat.
Padahal utang dan janjikupun tak hanya satu dua.

Jiwa ku berkata :
“Bayarlah utang, tuliskan wasiat, sebab utang kalau tidak dibayarkan didunia maka akan di bayar diakhirat”.
Dihari kiamat kelak , Allah SWT akan mengundang para penghutang (Shaahibud dain) dihadapan Qudratnya. Allah SWT berfirman “Wahai anak Adam! , mengapa kalian berhutang dan mengambil pinjaman atas orang lain?” . Mereka menjawab. “Wahai Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui bahwa kami mengambil hutang disebabkan kami tidak bisa makan, tidak bisa minum dan tidak berpakaian. Kami tidak menghambur-hamburkannya melainkan kami ditimpa kebakaran, kemalingan dan kebangkrutan”.
Allah SWT kembali berfirman, “Benar hamba-ku!, Aku lebih berhak membayar atas diri kalian semua”
Maka ditimbanglah amal mereka, sehingga lebih condong kepada kebaikan mengalahkan amal keburukan. Mereka dimasukkan ke dalam surga karena Rahmatnya (HR Ahmad dan Thabrani)

Lalu jiwaku melanjutkan, Sedang bagi yang berpiutang.
Allah SWT merahmati dan memuliakan orang yang memberi pinjaman pahala malah lebih baik dari sadaqah.
Rasulullah bersabda: “Rahmat Allah atas siapa-siapa yang mudah dalam membeli , mudah dalam menjual,mudah dalam membayar dan mudah dalam menagih”(HR :Bukhari)
( Memberikan kemudahan berarti meniadakan unsur yang memberatkan. Bisa dengan keleluasaan tempo pembayaran, memundurkan atau menghapus utang sama sekali)
Jiwakupun berkata :
Tepatilah janji, salah satu ciri orang munafik adalah orang yang tidak menepati janji

# Karena kematian belum menghampiriku.
Sedikit kuperbuat untuk menghadapinya.
Padahal ketika itu keputusasaan pun tak ada guna.

Jiwaku berkata :
” Ingatlah kematian!!!
Persiapkanlah bekal untuk kehidupan yang abadi.
Jadikanlah dunia sebagai ladang amal untuk akhiratmu "
Sesungguhnya kematian itu pasti datang.
Tidak ada yang tau kapan dia akan menjemputmu, mungkin esok. Lusa, seminggu lagi, sebulan lagi atau bahkan mungkin beberapa menit lagi.
Lihatlahlah usia mu, berapa banyak yang kamu investasikan untuk akhirat.
Berapa banyak yang digunakan untuk beribadah dan mengerjakan amal shaleh
Padahal tidurpun adalah kebaikan bila diniatkan.
Padahal bekerjapun adalah kebaikan bila di niatkan.
Di Yaumil akhir kelak di hadapan Allah SWT setiap menit, setiap detik akan diminta pertanggungjawabannya.

# Akupun tercenung, gemetar dan merinding
Ya ALLAH.... , ampunilah aku hambamu yang telah lalai ini...
Yang telah mendhalimi diri sendiri...,
atas Hidup yang belum memberi arti,
atas usia yang tersia-siakan,
atas waktu yang terbuang percuma,
atas janji yang terabaikan,
ibadah yang tidak seberapa...
Ya Allah aku Malu terhadap-Mu...
Aku takut atas Murka-Mu...,
Aku tidak Kuat menghadapi Azab-Mu....

Jiwaku berkata :
”Menangislah....,
Tangisilah dosa-dosa yang telah kamu lakukan
Yang telah menjadikan kamu orang yang lalai.
Sebelum hatimu benar-benar sakit dan mati....
Hati yang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk
Hidupkanlah hatimu dengan Zikrullah
Lakukanlah ibadah-ibadah sunnah yang di cintai ALLAH.
bergaullah dengan orang-orang shaleh,
Kendalikan hawa nafsu,
Jauhkan diri dari hal-hal yang merusak iman, hindari kemaksiatan,
Pelihara matamu dari melihat yang diharamkan
Carilah seribu celah untuk melakukan kebaikan.

Teteskanlah airmata penyesalan,
Minumlah cawan kesedihan,
Taburkanlah debu diatas kepalamu
Nyaringkanlah tangismu didepan Sang Kekasih,
Serta bermunajatlah kepada Allah dikeheningan malam
Lalu ucapkan, “Wahai Tuhan, pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan Taat!”
Mohonlah kepada Allah Tobat Nasuha,Tobat yang tulus kepada Allah, bersih dari segala kotoran, dan disertai penyesalan…
Jangan berputus Asa dari Rahmat Allah …
KARENA… .....
NERAKA...BUKANLAH UNTUKMU !!!...

YA ALLAH... hamba mohon….
Ya Allah, Walaupun aku begitu jauh dari hamba-hamba Mulia Pilihan-Mu,
Hamba Mohon… kokohkanlah kakiku untuk melangkah dijalan-Mu...
Kokohkan Jiwa dan hati-ku untuk menggapai Ridha-Mu,
Kokohkan Iman-ku sampai akhir nanti...

YA ALLAH Yang Maha Mulia, muliakanlah kami dengan ketakwaan...
Ya Allah Seandainya ini adalah hari terakhir hidup-ku maka terimalah taubat-ku ini karena begitu banyak dosa yang telah kulakukan
YA ALLAH Ampunilah dosa- dosa kami...
Amin...

(Referensi : Ahmad Abdul Majid “Mencapai kaya tak terbatas”, M Husyain Ya'qub "Tuhan Aku Ingin Kembali"; Tafakur)
Dimuat oleh Sahabat kita Elvi Zuahailina @ Discussion Board

Read more...

SEMUANYA KARENA ALLAH

Dulu kita TIDAK ADA...
Terus Allah pertemukan sperma ayah kita dan telur ibu kita...
Allah jadikan itu segumpal darah,segumpal daging
dan terbentuklah raga...
Dia memberi kehidupan kita di perut ibu dan menjaganya selama 9 bulan 10 hari
Dari perut ibu, lahirlah bayi mungil yang tak berdaya...
Hari demi hari ...bayi yang tak berdaya itu menjadi kuat karena-Nya
Akhirnya kita hidup di Bumi...
Berkembang biak dan membuat peradaban...

Bumi ini pun dulunya tanah gersang...
Lalu Allah turunkan hujan, sehingga tumbuhlah kehidupan...
Semua kehidupan di langit dan bumi ada dalam genggaman-Nya

Sahabat Hikmah...
Karena-Nya kita ADA....
Karena-Nya kita HIDUP...dan ada KEHIDUPAN...
Karena-Nya kita mendapat RIZKI...harta, keluarga dan saudara....
SEMUANYA karena-Nya...
Tiada yang lain...hanya satu..
Semuanya karena Allah

Maka sudah selayaknya...sahabatku...

KITA SERAHKAN SEMUANYA KEPADA ALLAH...

Itulah yang diperintahkannya kepada kita, Allah berfirman:

Katakanlah (Hai Muhammad) : "Sesungguhnya SHALATKU, IBADAHKU, HIDUPKU dan MATIKU HANYAlah untuk Allah, Tuhan semesta alam, TIADA SEKUTU bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah (Muslim) ".
(QS 6:162-163)

Read more...

Menangis dan Tertawa..

>> Monday, June 15, 2009

Ustadz Abu Ridha

"Orang yang melakukan dosa dalam keadaan tertawa akan dijebloskan ke dalam neraka dalam keadaan menangis dan orang yang melakukan ketaatan dalam keadaan menangis akan dimasukkan oleh Allah ke surga dalam keadaan tertawa." (Ahli Zuhud)


Tertawa dan menangis adalah aktivitas fisik khas manusia. Bagi manusia, keduanya bersifat asasi, muncul sejalan dengan kemanusiaannya, sebagai fithrahnya yang orisinal. Dalam kehidupan keseharian, keduanya menjadi ''bahasa'' komunikasi seseorang yang mengungkapan rasa cinta dan kegembiraan atau rasa kecewa dan kesedihan yang memenuhi suasana batinnya.

Kemelekatan tertawa dan menangis dengan kemanusiaan dinyatakan oleh Sang Pencipta dalam wahyu-Nya, ''Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis'' (QS, al-Najm [53];43). Manusia yang tak dapat tertawa dan menangis dinilai sebagai makhluk yang berhati batu.

Sebagai aktivitas fisik, tertawa atau pun menangis adalah akibat, bukan sebab. Pada umumnya ada stimulus (rangsangan) atau triger (pencetus) tertentu, seperti peristiwa sosial berupa kesenangan, kegembiraan, kebaikan, kejelekan, kemalangan, kelucuan, atau kekonyolan, yang membuat situasi batin seseorang gembira atau sedih. Oleh sebab itu, normalnya, tertawa atau menangis, merupakan cermin otentik situasi batin.

Ketika situasi batin seseorang sedang diliputi suasana kegembiraan, ia lantas bisa tertawa. Sebaliknya ketika situasi batinnya diliputi kesedihan, ia lantas menangis. Akan tetapi dalam hal menghadapi stimulus atau triger tersebut, bahkan dengan pemicu yang sama, kepekaan seseorang bisa berbeda-beda.

Ada yang begitu pekanya sehingga ia mudah tertawa atau menangis. Tetapi, ada pula yang tidak, sehingga ia tak mudah tertawa atau menangis. Bahkan orang-orang tertentu dapat “tertawa” dalam situasi batin yang penuh kesedihan dan “menangis” dalam situasi batin yang penuh keriangan. Misalnya orang yang terkena penyakit diskongruen, yaitu ketidakselarasan antara yang dirasakan dengan yang diungkapkan.

Oleh sebab tertawa dan menangis melekat dengan karakteristik kemanusiaan, maka banyak manfaat yang lahir dari keduanya. Misalnya, bagi kesehatan ruhani dan jasmani. Tertawa dapat memperkokoh kesehatan dan menangis dapat menjadi pintu untuk menumpahkan beban yang berat yang menyesakkan dada.

Dalam hadis, banyak riwayat yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw tertawa ketika menemukan sesuatu yang menyenangkannya dan bahkan sering bersenda gurau meskipun tidak sampai melewati batas yang hak. Nabi Sulaeman juga dikisahkan dalam al-Quran tertawa ketika beliau mendengar teriakan seekor semut yang mengomandoi kawan-kawannya untuk masuk sarang agar tidak terinjak Nabi Sulaeman dan bala tentaranya. “Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.” (QS, al-Naml [27] :19)

Dalam Islam, baik tertawa atau pun menangis harus proporsional, pada tempatnya, dan tetap berada dalam batas-batas kesopanan dan kebenaran. Tegasnya, tidak boleh melampaui batas-batas kewajaran yang dibenarkan agama. Dalam hal tertawa misalnya, tidak boleh menertawakan kemalangan orang lain. Atau dalam hal menangis, karena ditinggalkan orang yang dicintainya tidak boleh sampai ke tingkat meratap apalagi sampai meraung-raung.

Sesungguhnya hidup itu sebuah pilihan. Pilihan untuk taat kepada kehendak-kehendak Allah Swt yang tertuang dalam wahyu-Nya. Apa pun resiko yang akan dihadapi. Atau, melakukan dosa pembangkangan terhadapnya, pilihan untuk dunianya atau untuk akhiratnya. Sedangkan pilihan seseorang mencerminkan tingkat kualitas dan kecerdasan intelektualitas dan spiritualitasnya.

Misalnya dalam menjatuhkan pilihan antara kepentingan dunianya dan kepentingan akhiratnya. Menghadapi pilihan itu, banyak manusia yang bersikap terrbalik. Tidak selaras dengan hakikat dunia dan hakikat akhirat.

Kalau kita amati dengan seksama, banyak orang yang begitu antusias menyongsong dunia sedangkan hakikat dunia yang sedang disongsongnya itu, dengan sangat meyakinkan, sedang berproses meninggalkan diri mereka.

Banyak pula orang yang membelakangi akhiratnya. Padahal setiap diri, pada hakikatnya, mereka sedang menuju dan menyongsongnya. Rasulullah Saw bersabda, ”Manusia yang paling cerdas ialah yang terbanyak mengingat kematian dan yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang benar-benar cerdas, dan mereka akan pergi ke akhirat dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat. (HR, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim).

Ketika seseorang telah menjatuhkan pilihannya dan kemudian menindaklanjutinya dalam bentuk perbuatan, maka pilihan dan perbuatannya itu lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Selanjutnya kebiasaan itu, secara terus-menerus, berproses di dalam dirinya hingga membentuk kepribadiannya yang khas.

Kepribadian seseorang itu sangat dipengaruhi oleh nilai yang diserapnya melalui penghayatan yang kemudian membentuk visi pribadinya yang kemudian mengendap ke wilayah kalbunya. Visi yang mengendap itu kemudian membentuk suasana kejiwaannya yang khas pula, yang secara keseluruhan wujud dalam bentuk mentalitas yang disebut sikap.

Sikap tersebut terus berproses dalam diri seseorang sejalan dengan realitas aktual yang dihadapinya dan seterusnya mengalir ke wilayah fisik hingga melahirkan tindakan atau perbuatan. Ketika sikap dan tindakanya menjadi dominan, maka secara akumulatif mempengaruhi kehidupannya hingga membentuk citra diri yang khas.

Atas dasar itu, seseorang bisa jadi akan tertawa terbahak-bahak ketika ia melakukan dosa dikarenakan citra dirinya sebagai pendosa telah membuatnya merasa senang dan bahkan bangga berlumur dosa. Dia akan kehilangan kepekaan emosinya terhadap nilai-nilai kebaikan. Pada umumnya orang yang merasa senang dan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya akan mengalami kesukaran untuk membebaskan diri dari perbuatan dosa.

Ketika seseorang atau sebuah masyarakat sudah sampai ke tingkat berbangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya, maka azab Allah pasti akan menerjangnya dengan amat dahsyat, yang mengakibatkan dirinya dilanda penyesalan untuk selama-lamanya.

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balik di neraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya, andai kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul.’ Dan mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu meraka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpahkan kami kepada mereka adzab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan besar.” (Al-Ahzab: 66-68)

Sebaliknya, orang yang pilihannya jatuh pada ketaatan kepada kehendak-kehendak-Nya dan ketaatan itu telah membentuk kepribadiannya yang khas, maka ia akan menjadi orang shalih, pribadi yang konsisten dalam menjalankan aturan agama Allah. Apa pun resiko yang diterimanya ia akan tetap berada dalam ketaatan. Meskipun resiko yang diatanggung akibat ketaatannya itu menyebabkan dirnya harus berderai air mata karena kesedihan yang dideritanya. Namun, ia tetap bergeming dalam ketaatan kepada-Nya.

Keteguhannya itu diperkokoh dengan keyakinan akan pembalasan Allah yang sangat baik di akhirat kelak. “Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan). Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.” (QS, al-Insan [76]: 5-22).

Wallahu A’lam.

Read more...

MAAFKAN AKU AYAH...

Layak sebagai renungan ...:

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampakjelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Dia juga beristighfar. Mukanya merah
padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ... kan !" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa
menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.


Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air.. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.. Si ayah sengaja membiarkan
anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
angan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari
bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunyaringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhubadan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibubagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa duniaberhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.


Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?.... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu
mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.

Hikmahnya:

Pertama, KEMARAHAN adalah karena NAFSU dan ajakan SYAITHAN,
PENYESALAN yang akan didapat kalau kita menurutinya.

Maka janganlah sekali-kali mengambil keputusan dalam keadaan MARAH .
Dan biasakan kita untuk MEMAAFKAN orang lain...

Hal ini dalam apapun, termasuk dalam hubungan suami istri, pemerintahan, poliktik dan sebagainya.

Firman Allah..Surat Ali Imran:
133. Dan bersegeralah kamu kepada AMPUNAN dari Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang BERTAKWA,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang MENAHAN AMARAHNYA dan MEMAAFKAN (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Yang kedua, janganlah terlalu MENCINTAI HARTA secara berlebihan,
hal ini akan MEMBUTAKAN HATIi...

"JADIKANLAH HARTA ITU DI DALAM GENGGAMAN TANGANMU, BUKAN DI DALAM HATIMU"

Read more...

KISAH PENYELAM MUTIARA

Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya. Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.

Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di punggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayang olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia pun busaha untuk mencari tiram mutiara yang ada disekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.

Akhirnya isi tabung oksigennya benar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpah ke luar.

Di permukaan, majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang ia harapkan, maka tumpahlah caci makinya dan saat itu juga si penyelam dipecatnya tanpa pesangon sedikitpun. Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam.

Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha minta kesempatan ulang untuk menyelam kembali. "Tuan, ijinkanlah aku untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya." Namun majikannya dengan tegas menolak, "Percuma engkau aku beri kesempatan, ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja."

Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karenanya, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi dengan harta, tahta dan wanitanya.

Marilah kita instropeksi, sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh?, Sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita, Allah swt, Ia ridha menerima kita. Apalagi Ia telah berfirman dalam surat Al-Ankabuut ayat 6:

"Tidaklah kehidupan DUNIA ini melainkan SENDA GURAU dan PERMAINAN, sesungguhnya AKHIRAT itulah yang SEBENAR-BENARNYA KEHIDUPAN."

Juga Firman-Nya dalam QS Al Hadid ayat 20 yang artinya:

"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. ...... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah KESENANGAN YANG MENIPU."


SUMBER:Buku Sentuhan Kalbu .penyaji Ir.Permadi Alibasyah
Oleh Syafruddin Yahya @ Discussion Board

Read more...

HIDUP INI HANYA SEMENTARA, TAUBATLAH..

Setelah khusuk berdoa
Pria tua itu menceritakan masa lalunya

“Dulu aku adalah seorang pemabuk
Dua atau tiga guci tidaklah cukup untukku
Aku juga sering melacur
Dua kali sepekan ku pergi ke lokalisasi
Seorang, dua atau tiga wanita sekaligus kupesan
Oh, betapa bergairahnya saat itu
Dan… dulu aku juga seorang penjudi
Kelihaianku menjadikan aku kaya raya
Semua kuhabiskan ‘tuk berfoya-foya
Oh, betapa nikmatnya dunia ini
Hingga suatu ketika…kuhentikan semuanya...

“ Mengapa Anda berhenti?” tanyaku
“Karena aku KETAGIHAN,” jawabnya dengan mantap
“Apa maksud anda?” Tanya seorang temanku
“Aku benar-benar MENYUKAI semua kesenangan itu
Sehingga AKU INGIN MENIKMATINYA SEPANJANG MASA
Adapun caranya, pernah kubaca dalam sebuah buku tua
Bahwa aku, SEMENTARA WAKTU, di dunia ini saja
HANYA MENGGANTI SEMUA KESENANGAN ITU DENGAN AMAL SHALEH
Dan, PASTI SESENANGAN YANG ABADI KAN KUDAPAT
Kelak di hari kemudian, untuk SELAMA-LAMANYA”

Sambil berdiri dan bersiap melanjutkan perjalanan,
Pria tua itu berkata:”Adakalanya…
LEMBAH MAKSIAT merupakan JALAN dan PROSES menuju KESALEHAN
Namun TIDAK PERLU dan JANGAN MENCOBA melaluinya
Untuk menjadi orang yang shaleh!”

***
Seorang bertanya kepada Rabi’ah Al-Adawiyah, “Aku telah sering berbuat dosa dan menjadi semakin tidak taat. Tetapi apabila aku bertobat, akankah Allah mengampuninya?”
Rabiah menjawab : “Tidak, tetapi Dia MENGAMPUNIMU, maka ENGKAU AKAN BERTOBAT.”

Allah SWT menyukai hambanya yang bertaubat;
“HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN , BERTAUBATLAH KEPADA ALLAH DENGAN TAUBAT YANG SEMURNI-MURNINYA. MUDAH-MUDAHAN TUHAN KAMU AKAN MENGHAPUS KESALAHAN-KESALAHANMU DAN MEMASUKKAN KAMU KEDALAM SURGA YANG MENGALIR DIBAWAHNYA SUNGAI-SUNGAI. PADA HARI KETIKA ALLAH TIDAK MENGHINAKAN NABI-NABI DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSAMA DENGAN DIA..SEDANG CAHAYA MEREKA MEMANCAR DI HADAPAN DAN DISEBELAH KANAN MEREKA, SAMBIL MEREKA MENGATAKAN ,YA TUHAN KAMI, SEMPURNAKANLAH BAGI KAMI CAHAYA KAMI DAN AMPUNILAH KAMI. SESUNGGUHNYA ENGKAU MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU (Qs At-tahrim:8)

Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah seraya berpaling dari jalan orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat.
Syarat taubat:
-Menyesali perbuatannya
-Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
-Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa

Ciri-ciri taubat yang diterima :
-Setelah melakukan taubat, ia menjadi lebih baik dari sebelumnya
-Takut akan azab Allah
-Menyesali perbuatannya dan tidak mengulangi lagi

Semoga Allah menerima taubat kita dan mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya yang bertaubat... Amin...

Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board

Read more...

ALLOH itu DEKAT dan Maha Mengetahui...

Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian
Dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada disisimu

Saat kau telah mencoba semua dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu

Ingatlah, dimanapun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !

***

Allah tidak hanya mendengar perkataan dan bersit hati manusia , tetapi juga mengetahui sekecil apapun yang terjadi pada diri manusia.
“DAN SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG DIBISIKKAN OLEH HATINYA. DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT LEHERNYA.”(Qs Qof :16,17)

Sayyid Quthb menjelaskan tentang makna”urat leher” yang terkandung dalam ayat ini. Menurutnya ,urat leher merupakan tempat dimana darah mengalir. Hal ini mengungkapkan, mengilustrasikan dan menggambarkan bahwa ada genggaman dan pengawasan Allah secara lansung kepada manusia. Tatkala menusia merenungkan hakekatnya, niscaya dirinya akan gemetar dan penuh perhitungan. Satu ungkapan ini saja seharusnya sudah cukup bagi manusia untuk menjadikan seluruh hidupnya berada dalam kewaspadaan yang berkesinambungan, kecemasan yang abadi ,dan senantiasa bermuhasabah.

Jadi setiap kesedihan dan kecemasan yang terjadi di dalam diri manusia Allah mengetahui. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Ingat kita ini “telanjang” dihadapan Allah, tak ada satupun yang menutupi.

“DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, MAKA BAHWASANYA AKU ADALAH DEKAT. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADAKU , AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN.”(Qs AL Baqarah:186)

Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board

Read more...

C I N T A HAKIKI ...

Tuhan…
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir…
Tuhan…
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi

Tuhan…
Jika aku mesti mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang Mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-mu

Tuhan…
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Tuhan ketika aku berucap’aku cinta padamu’
Biarkanlah ku katakan kepada yang hatinya terpaut pada-Mu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

Sebagaimana orang bijak berucap…
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh seseorang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya…

***
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Ibnu Umar r.a pernah menemui Aisyah r.a, dan berkata, “Wahai Aisyah , izinkanlah kami disini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari diri nabi!”. Aisyah menarik nafas panjang , kemudian terisak haru menahan tangis, ia pun berkata dengan suara lirih, “Semua perilakunya menakjubkan bagiku.” ; “Suatu malam, ketika beliau tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata “Ya Aisyah, izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku”, aku menjawab, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.” Beliau bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar ia terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi janggut. Dia lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air matanya. Dia lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya subuh.”

Demikianlah Aisyah r.a menceritakan perilaku mempesona yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW . Aisyah sampai tak kuasa menahan airmatanya tatkala mengingat kenangan disaat ia bersama Rasul. Aisyah mengatakan bahwa semua perilaku Rasulullah SAW sangat menakjubkan baginya. Betapa tidak, untuk mengerjakan shalatpun Rasulullah meminta izin padanya. Dan jawaban Aisyah pun menggambarkan kecintaan dan keikhlasan seorang istri karena Allah SWT. Aisyah berkata, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.”. Sungguh betapa indah dan membahagiakannya ikatan suami istri seperti yang dijalani oleh Rasulullah bersama Aisyah.

Di bagian akhir surat Al-Furqan :74, terdapat rangkaian ayat tentang sifat-sifat Ibaadurrohman atau Hamba- hamba Tuhan Yang Maha Penyayang. Salah satunya adalah hambanya yang senantiasa berdoa, “Ya Tuhan Kami Anugerahkanlah Kepada Kami Istri-Istri Kami dan Keturunan Kami Sebagai Penyenang Hati Dan Jadikanlah Kami Imam Bagi Orang-Orang Yang Bertakwa”

Sayyid Quthb di dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa para ‘ibaadurrohman’ merasa tidak cukup hanya dengan beribadah bagi diri mereka sendiri seperti malaksanakan sujud dan Qiyamullail. Mereka mengharapkan juga agar kebajikan-kebajikan yang sudah mereka lakukan bisa diteruskan oleh keturunan mereka yang berasal dari pasangan yang memiliki kualitas seperti mereka.

Ini adalah perasaan Fitrah keimanan yang mendalam. Perasaan senang untuk menambah bilangan orang-orang yang berjalan dijalan Allah. Dan yang pertama adalah keturunan dan pasangan mereka. Karena mereka adalah orang-orang terdekat. Selain itu, mereka juga merupakan amanah paling pertama dimintai pertanggung jawaban kelak dihari akhir. Para ibaadurrohman tersebut juga berkeinginan agar mereka menjadi teladan bagi kebaikan dan dijadikan contoh oleh orang-orang yang ingin menuju Allah SWT….

*EZ/09/06/09*
Oleh Elvi Zulhailina

Read more...

PINTU SURGA YANG PALING TENGAH..

Ketika ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, Iyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya tentang sebab tangisannya, jawabnya, "Allah bukakan untukku dua pintu masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup."

Begitulah, orangtua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"ORANG TUA adalah PINTU SURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya."
(HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata,
" Maksud pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya."

Bersyukurlah jika kita masih memiliki orangtua, karena di depan kita ada pintu surga yang lebar menganga.
Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut.
Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.

Rata-rata manusia begitu antusias dan bersuka cita tatkala memandikan bayinya, mencebokinya dan merawatnya dengan wajah ceria.
Berbeda halnya dengan sikapnya terhadap orangtuanya yang kembali menjadi seperti bayi.
Rasa malas, bosan dan kadang kesal seringkali terungkap dalam kata dan perilaku.

Mengapa?

Mungkin karena ia hanya berorientasi kepada dunia, si bayi bisa diharapkan nantinya produktif, sedangkan orang yang tua renta, tak lagi diharapkan kontribusinya.

Andai saja kita berorientasi akhirat, sungguh kita akan memperlakukan orangtua kita yang tua renta dengan baik, karena hasil yang kita panen lebih banyak dan lebih kekal.

SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI IA TIDAK MASUK SURGA,
PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh celaka... sungguh celaka... sungguh celaka..", lalu dikatakan, "Siapakah itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk surga." (HR Muslim)

Ia tidak masuk surga karena tak berbakti, tidak mentaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.

SAATNYA BERKACA DIRI,
SUDAHKAH LAYAK KITA DISEBUT SEBAGAI ANAK YANG BERBAKTIi?
SUDAHKAH LAYAK KITA MEMASUKI PINTU SURGA YANG PALING TENGAH?

Wassalam

(Abu Umar A)
@Dikirim oleh Sahabatku Rubianto Arief

Read more...

We must Love or Hate Monday ...

Hari ini adalah hari Senin. Siapa benci hari Senin? :-)

Setelah menikmati akhir pekan, tidak jarang ada yang mudah terjangkit rasa malas ketika Senin tiba. Serasa Senin merupakan hari yang teramat panjang dan membosankan. Berbanding terbalik dengan akhir pekan yang rasanya teramat singkat.

Apa benar demikian?

Setiap hari memiliki waktu yang sama 24 jam. Namun perpindahan dari hari libur ke hari kerja terkadang tak begitu saja diterima diri kita. Rasa malas yang begitu kuat muncul dan menggoda agar kita terus berada pada masa liburan.

Bagi anda yang merasa Senin dan hari kerja merupakan hari-hari menyebalkan, silakan simak tips-tips di bawah ini:

* Siapkan peralatan kerja. Malam hari sebelum tidur, siapkan perlengkapan anda untuk esok. Selesaikan tugas yang belum terselesaikan agar tak membuat anda kelabakan esok hari.
* Tatap dan cium anak anda. Bagi yang sudah dikarunia anak, sebelum tidur, coba tatap dalam-dalam wajahnya yang tengah terlelap, cium keningnya. Dan tumpahkan rasa cinta anda dengan berjanji melakukan yang terbaik untuknya. Hal yang sama lakukan ketika dia berangkat sekolah.
* Lipat selimut anda. Begitu bangun tidur, langsung lipat selimut anda. Bergegaslah ke kamar mandi. Cuci muka. Bagi yang muslim sekaligus mengambil air wudhu dan menunaikan sholat.
* Lihat luar rumah anda. Buka tirai atau gorden rumah dan rasakan sinar mentari yang begitu hangat. Bila anda yang sudah lama tak berolahraga, coba olahraga kecil baik lari atau jalan kaki keliling di sekitar rumah. Ajak serta anggota keluarga anda.
* Lihat dan ingat orangtua anda. Setiap rasa malas menyerang, ingat dan tatap orang tua anda. Ibu anda khususnya. Ingat saat anda masih dalam buaian dan gendongannya. Rasakan betapa besar rasa cinta dan pengorbanannya untuk anda. Berjanjilah untuk membahagiakan mereka.
* Tatap kembali cita-cita anda. Apa impian anda? Terus ACTION! Buat keluarga anda bahagia. Buat bangga orangtua anda.

Tiap hari adalah hari penuh semangat. Hapus kata “malas” dalam kamus hidup anda mulai detik ini dan seterusnya. Anda berjanji menjalani hari-hari anda dengan senang dan penuh semangat.

Mengutip dari webkios, tiap hari memiliki arti yang luar biasa. Senin adalah “Semangat Nan Indah”, Selasa berarti “Selalu Luar Biasa”, Rabu berarti “Rasakan bahagia dalam kalbu”, Kamis kepanjangannya “Kami Sukses”, Jumat berarti “Juga Amat Hebat”, Sabtu adalah “Saatnya Bersatu”, dan Minggu berarti “Mari ingat berkah seminggu”.

Mari semangat! Tidak lagi Senin menjadi hari menyebalkan. Kini tiap hari adalah hari-hari luar biasa, penuh bahagia, dan semangat.

Semoga bermanfaat.

"MENEBAR SYARIAH, MENUAI BERKAH"

Read more...

"Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?"

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya....

Pertama,"Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?".

Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI."

Sebab itu memang janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185).

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua....

"Apa yang paling JAUH dari diri kita di dunia ini ?".

Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU".

Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling BESAR di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan matahari."
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU"
(Al A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,
jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling BERAT di dunia ini ?"

Ada yang menjawab "besi dan gajah."
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali,
tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling RINGAN di dunia ini ?"...

Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan."
Semua itu benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "MENINGGALKAN SHALAT".

Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermusyawarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling TAJAM di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA."

Karena melalui lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

@Dikirim dari Sahabatku Rubianto Arief.

Read more...

LOWONGAN untuk segala usia..

Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan.
Lowongan ini terbuka bagi semua orang tanpa pengecualian,tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi.Lowongan ini terbuka bagisemua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak,perampok, koruptor,pembunuh, pendeta, kyai, para dermawan,orang bodoh, orang cerdas, dll.
Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang
disediakan, bahkan YANG TIDAK MELAMAR SEKALAIPUN PASTI DIPANGGIL DAN DITERIMA !

LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :
A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :
Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi,
kandidat dijamin akan memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :

1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan
kenikmatan dunia.Rasulullah bersabda, "Demi Allah, dunia ini dibanding
akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang
tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia" (HR Muslim).

Nikmat yang lebih indah dari syurga adalah 'merasakan' ridha Allah dan
kesempatan merasakan 'wajah' Allah, inilah puncak segala kenikmatan,
inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia,yaitu keindahan
menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN DIBAWAH INI:
Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam
terbuka dengan fasilitas pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun kan merasa lega.

Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir
tidak kebagian tempat. Para pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir
segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat sedemikian rupa
hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng).

Rasulullah saw bersabda, "Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai)
hingga sebesar gunung Uhud, dan (tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan"(diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR Muslim).Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda,"Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali, dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat"(HR
Muslim). Rasulullah saw bersabda, "Allah mempunyai malaikat yang jarak
antara kedua belah matanya adalah sepanjang seratus tahun perjalanan"
(Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar
isi perut, minuman yang mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam
renang gratis yang berisi nanah dan darah. Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk penyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.

Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training
yang lamanya mencapai ribuan tahun, yaitu :
1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan 'hidup' dalam
kesengsaraan ditemani ular dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah
buruk selamabertahun-tahun hingga ribuan tahun di alam barzakh
tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.

2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan
tahun,dalam suasana kepanikan dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dansaudara-saudara kita tak mampu menolong kita karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.Bahkan para nabipun tidak mampu menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR
- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi.

Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA:
Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir
meninggalkan kuburan Anda.
Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan
di dalam kubur,maka jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal).

Perlu diketahui jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh
ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam kandungan ibu.

Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA:
Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama
beberapa menit hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya.

Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan)
selama beberapa hari hingga ribuan tahun tergantung posisi yang
dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta pertanggungjawabannya).

PEWAWANCARA:
Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh Allah Sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :
1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?

Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa
dihapal dari sekarang karena keimanan dan amal kitalah yang akan
menjawabnya.

CARA MELAMAR:
Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu
membawa berkas lamaran, siapa saja dijamin diterima, bahkan untuk
melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk
sekaliber malaikat yang bernama Izroil.Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?
Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam
ini yang tidak mampu kita ketahui, apalagi mengenai akhirat.Rasulullah
saw bersabda :

"Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat.
Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian
padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun
karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah
SWT.Demi Allah ! SEKIRANYA KALIAN MENGETAHUI APA YANG AKU KETAHUI (tentangakhirat), NISCAYA KALIAN TIDAK AKAN PERNAH TERTAWA SEDIKITPUN, BAHKAN KALIAN PASTI AKAN BANYAK MENANGIS (karena takut).Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan kejalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindunga dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan"
( HR Tirmidzi & Al-Bukhari).

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang
bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah
siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula
masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini dan
bergelimang dalam alam pikirannya sendiri. Tidak sadar ia bahwa dirinya
sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.

(sumber : unknown)
Dikirim oleh Rubianto Arief

Read more...

Manfaat Dimensi Shalat dalam Sendi Kehidupan Manusia

>> Wednesday, June 3, 2009

From : Nabil Abdurahman


Secara etimologi, kata sholat menurut para pakar bahasa adalah bermakna doa. Shalat dengan makna doa tersirat di dalam salah satu ayat al-Qur;an: “Dan shalatlah (mendo’alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do’a) kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS. At-Taubah: 103)

Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekalibukan dalam makna kewajiban mendirikan shalat yang lima waktu, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Shalat diartikan dengan doa, karena pada hakikatnya shalat adalah suatu hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya hamba, apabila ia berdiri untuk melaksanakan shalat, tidak lain ia berbisik pada Tuhannya. Maka hendaklah masing-masing di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berbisik”.

Adapun secara terminologi, shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan gerakan yang sudah ditentukan aturannya yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Lebih jauh, definisi ini merupakan hasil rumusan dari apa yang disabdakan Nabi SAW: “Shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dengan demikian, dasar pelaksanaan shalat adalah shalat sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi SAW mulai bacaan hingga berbagai gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktik shalat.

Ada banyak sekali perintah untuk menegakkan shalat di dalam Al-Quran. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran dengan lafaz “Aqiimush-shalata” (Dirikanlah Shalat) dengan khithab kepada orang banyak, yaitu pada surat: Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110, An-Nisa ayat 177 dan 103, Al-An`am ayat 72, Yunus ayat 87, Al-Hajj: 78, An-Nuur ayat 56, Luqman ayat 31, Al-Mujadalah ayat 13, dan Al-Muzzammil ayat 20. Juga,ada 5 perintah shalat dengan lafaz “Aqimish-shalata” (Dirikanlah shalat) dengan khithab hanya kepada satu orang, yaitu pada Surat: Huud ayat 114, Al-Isra` ayat 78, Thaha ayat 14, Al-Ankabut ayat 45, dan Luqman ayat 17.

Dalam Islam, shalat menempati posisi vital dan strategis. Ia merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi pembatas apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Nabi SAW bersabda: “Perjanjian yang mengikat antara kami dan mereka adalah mendirikan shalat. Siapa yang meninggalkannya, maka sungguh dia telah kafir”(H.R Muslim)

Sedemikian vitalnya shalat, maka ibadah shalat dalam Islam tidak bisa diganti atau diwakilkan. Dia wajib bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dalam kondisi apapun: baik dalam kondisi aman, takut, dalam keadaan sehat dan sakit, dalam keadaan bermukim dan musafir. Oleh karena itu, pelaksanaan shalat bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada keadaan pelakunya; kalau tidak bisa berdiri boleh duduk, kalau tidak bisa duduk boleh berbaring, dan seterusnya.

Maka dari itu, shalat merupakan faktor terpenting yang menyangga tegaknya agama Islam. Sehingga, sudah sepatutnya, umat Islam memahami maknanya dan mengetahui manfaat dimensi shalat dalam kehidupan manusia, khususnya dimensi rohani, soasial, dan medis shalat.

Namun, sikap yang pertama kali harus ditunjukkan adalah bahwa kita wajib menjadikan shalat sebagai suatu ibadah dulu. Kemudian setelah itu, baru mengetahui manfaatnya dalam sendi kehidupan kita.

A. Dimensi rohani shalat

Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku."(Qs. Thaha: 14). "(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenang." (Qs. Ar-Ra'du: 28)

Dua ayat di atas mengisyaratkan kepada kita, bahwa soal ketenangan jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan diberikan kepada orang yang shalat. Hati bisa tenang bila mengingat dan dzikir kepada Allah, sedang sarana berdzikir yang paling efektif adalah shalat. Tentu bukan sembarang shalat. Sebagaimana dalam ayat di atas, perintah Allah adalah tegakkan, bukan laksanakan.

Mendirikan shalat beda dengan sekadar melaksanakan. Mendirikan shalat punya kesan adanya suatu perjuangan, keseriuasan, kedisiplinan, dan konsentrasi tingkat tinggi. Jika sekadar melaksanakan, tak perlu susah payah, cukup santai asal terlaksana. Itulah sebabnya Allah memilih kata perintah “aqim” yang berarti dirikan, tegakkan, luruskan.

Maka, kualitas shalat seseorang diukur dari tingkat kekhusyu’annya, yaitu hadirnya hati dalam setiap aktifitas shalat. Dalam hal ini Imam al-Ghazali menyebutkan enam makna batin yang dapat menyempurnakan makna shalat, yaitu: kehadiran hati, kefahahaman akan bacaan shalat, mengagungkan Allah, “haibah” (segan), berharap, dan merasa malu.

Shalat dapat di sebut sebagai dzikir, manakala orang yang shalatnya itu menyadari sepenuhnya apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan dalam shalatnya. Dengan kata lain dia tidak dilalakani oleh hal-hal yang membuat shalatnya tidak efektif dan komunikatif. Dalam hadist riwayat Abu Hurairah di sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Berapa banyak orang yang melaksanakan shalat, keuntungan yang diperoleh dari shalatnya, hanyalah capai dan payah saja." (HR. Ibnu Majah).

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa yang lebih penting dan utama dalam shalat itu bukan gerakan fisik, akan tetapi gerakan batin. Gerakan fisik bisa diganti atau ditiadakan jika memang tidak mampu. Tapi dzikir kepada Allah tetap harus berjalan, kapanpun dan bagaimanapun juga. Seorang yang tidak mampu berdiri karena sakit, bisa mengganti gerakan berdirinya dengan hanya duduk, mengganti gerakan ruku'nya dengan isyarat sedikit membungkuk. Demikian juga sujudnya. Tidak bisa berdiri diperbolehkan duduk. Tidak bisa duduk dengan berbaring dan sebagainya.Sedangkan gerakan batin tidak bisa di ganti. Ini yang mutlak harus ada. Tanpa kehadiran hati, shalat hanya merupakan gerakan tanpa arti.

Itulah sebabnya Allah SWT memberi ancaman yang cukup keras kepada kita, dengan kata yang amat pedas, "Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya." (Qs. al-Maa'uun: 4-5)

Jadi, janji-janji Allah SWT kepada orang yang shalat, seperti: ketenangan batin, ketentraman hati dan apalagi pahala tidak serta merta diberikan Allah begitu saja. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Bagi yang lalai dalam shalatnya bukan saja tidak bakal mendapatkan janji-janji tadi, malah ada ancaman keras dari Allah SWT.

B. Dimensi sosial shalat

Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Ankabuut:45)

Dengan jelas ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasaar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam. Kemalasan dan keengganan melaksanakan salat disamping sebagai tanda-tanda kemunafikan, dan semakin lunturnya imannya seseorang, dalam skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim. Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim yang sebelumnya rusak dan terpencar-pencar sebagai akibat melalaikan mendirikan salat.

Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi). Hal ini mengindikasikan bahwa kekokohan sendi-sendi soasial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya kokoh.

Shalat diakhiri dengan salam, hal ini mengindikasikan bahwa setelah seorang hamba melakukan hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka diharapkan hubungan yang baik tersebut juga berdampak pada hubungan yang baik kepada sesama manusia. Dengan kata lain, jika seorang hamba dengan penuh kekhusyu’an dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada waktu shalat, maka diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan mempunyai dampak positif pada tingkah laku dan pekertinyadalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini diwujudkan dengan jaminan melakukan apa saja yang dibenarkan syariah guna membantu saudara-saudaranya yang memang butuh bantuan. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuasa membantu yang teraniaya, yang berilmu membantu yang masih belajar, supaya terjadi saling hubungan yang serasi dan harmonis, Orang yang salatnya baik, tidak akan pernah mengeluarkan ucapan dan atau perbuatan kepada sesamanya, yang maksudnya memang jelek.

Orang yang salatnya baik, akan bertindak santun dengan sahabatnya, tetangganya dan siapapun juga, akan menghormati tamunya dengan penuh perhatian, dan akan bertindak dan bertaaruf secara santun dengan saudaranya sesama manusia apalagi terhadap saudaranya seiman, dengan tanpa membedakan baju dan golongannya. Orang yang salatnya bagus bukan sekedar membekas hitam di keningnya, lebih dari itu adalah bagaimana mengimplementasikan kasih sayangnya kepada lingkungannya (rohmatun lilalamin).

Orang yang salatnya baik justru dituntut lebih banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial. Keliru besar jika mereka yang shalat, hanya mengelompok, menyendiri dan mengexklusifkan diri seolah hidup dalam ruang hampa sosial, dan menafikan dan terkesan merendahkan pihak lain. Sungguh Allah membenci dan tidak menyukai orang-orang yang membanggakan dirinya, angkuh, sombong dan merasa paling baik, paling suci dibanding dengan yang lain. Intinya orang yang sholatnya baik adalah tercermin dalam amal salehnya di luar sholat.

C. Dimensi medis shalat

Rasulullah SAW bersabda: “Bagaimana pendapatmu apabila seandainya di depan pintu salah seorang di antara kalian terdapat sungai, dimana ia mandi pada sungai tersebut setiap hari sebanyak lima kali, adakah daki yang akan tersisa pada badannya? Mereka menjawab: “Daki mereka tidak akan tersisa sedikitpun”. Rasulullah bersabda: “Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya” (H.R Bukhari Muslim)

Sebuah riset di Amerika yang diadakan Medical Center di salah satu universitas di sana ‘Pyok’ - seperti dilansir situs ‘Laha’- menegaskan,bahwa shalat dapat memberikan kekuatan terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya melawan berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker. Riset itu juga menegaskan, adanya manfaat rohani, jasmani dan akhlak yang besar bagi orang yang rajin shalat.

Riset itu mengungkapkan, tubuh orang-orang yang shalat jarang mengandung persentase tidak normal dari protein imun Antarlokin dibanding orang-orang yang tidak shalat. Itu adalah protein yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua, di samping sebab lain yang mempengaruhi alat kekebalan tubuh seperti stres dan penyakit-penyakit akut.

Para peneliti ini meyakini bahwa secara umum ibadah dapat memperkuat tingkat kekebalan tubuh karena menyugesti seseorang untuk sabar, tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha. Sekali pun cara kerja pengaruh hal ini masih belum begitu jelas bagi para ilmuan, akan tetapi cukup banyak bukti atas hal itu, yang sering disebut sebagai dominasi akal terhadap tubuh. Bisa jadi melalui hormon-hormon alami yang dikirim otak ke dalam tubuh di mana orang-orang yang rajin shalat memiliki alat kekebalan tubuh yang lebih aktif daripada mereka yang tidak melakukannya.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, misalnya: gerakan takbiratul ihram berhasiat melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Gerakan rukuk bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. I’tidal yang merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Pada waktu sujud aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak dan posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak, maka aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Duduk yang terdiri dari dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir) yang perbedaannya terletak pada posisi telapak kaki juga memiliki manfaat medis, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius, posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan, sedangklan duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens, jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Gerakan salam, berupa memutarkan kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, bermanfaat sebagai relaksasi otot sekitar leher dan kepala untuk menyempurnakan aliran darah di kepala yang bisa mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Dari sini bisa di ambil konklusi, bahwa tidak terlalu sulit dipahami jika orang yang intens komunikasinya dengan Allah, melalui shalat yang khusyu’ sebagai sarananya, akan berhasil mencapai kemenangan dan keberhasilan di berbagai sendi kehidupan.

Sebab, pada saat shalat seorang hamba sedang ada dalam komunikasi langsung dengan sumber energi dan kekuatan, yaitu Allah SWT. Jika kita sudah dekat dengan sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan izin-Nya energi dan kekuatan itu akan mengalir ke dalam diri kita. Sehingga dari sana kemenangan dunia dan akhirat yang kita cita-citakan insyaallah bisa dicapai.

Wallahu a’lam bi as-Shawab.

Read more...

Para Pemburu Dunia

Ustadz Abu Ridha

“Menggandrungi dunia itu kegelapan hati dan menggandrungi akhirat adalah cahaya hati.” (Utsman bin ‘Affan Ra. **)


Memang dunia yang kita huni sekarang ini penuh dengan pesona yang menakjubkan. Oleh karena itu manusia cenderung memburunya sampai ke tingkat gelap mata dan gelap hati. "Dunia itu manis lagi hijau." Demikian Nabi Muhammad Saw melukiskan tentang keni'matan dan keindahan dunia yang menjadi fokus perburuan para penganut paham kebendaan.

Menurut Imam Ghazali pesona dunia itu telah menyibukkan hati dan fisik manusia. Menyibukkan hati disebabkan pesonanya yang dapat menarik cinta dan curahan perhatian hati sehingga tidak sedikit orang yang menjadi mabuk karenanya.

Menyibukkan fisik karena benda-benda dunia itu memerlukan pengolahan dan pengelolaan untuk kepentingan dirinya atau kepentingan orang lain. Tidak sedikit orang yang terbius oleh pesonanya hingga ia melalaikan akhiratnya.

Keterbiusan itulah yang menjadi penyebab perjalanan hidup sang diri terjerembab ke dalam kegelapan sehingga orang yang memburunya cenderung tidak mengindahkan norma dan tata aturan yang menyebabkannya dirinya tenggelam dalam lumpur kehinaan.

Keterbuisan itu pula yang menjadi salah satu kekhawatiran Rasulullah Saw sehubungan dengan melimpahnya gemerlap dunia di kalangan ummat Islam. ”Aku tidak mengkuatirkan kemelaratan menimpa kamu. Akan tetapi yang aku kuatirkan ialah bila kemewahan dunia menimpamu sebagaiman orang-orang yang sebelum kamu ditimpa kemewahan dunia. Lalu kamu berlomba-lomba (dengan kemewahan) dan kamu binasa seperti mereka.” (HR, Muslim).

Agar kita tidak terbius harta sehingga menggelapkan hati, Rasulullah Saw mengingatkan kita untuk memperhatikan proses pencapaiannya. Sebab tidak sedikit orang yang begitu cintanya kepada dunia hingga ia tidak peduli terhadap proses dan segala implikasi kecintaannya itu terhadap situasi kemanusiaannya, terhadap langkah-langkah perjalanannya, dan terhadap akhir perjalanan hidupnya..

"Dunia itu manis lagi hijau. Siapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya lalu membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, maka Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan Dia akan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Siapa yang memperoleh hartanya dari jalan haram lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, maka Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan (neraka). Banyak orang yang dititipi harta Allah dan Rasul-Nya kelak di hari kiamat mendapat siksa api neraka." (HR, al-Baihaqi)

Oleh sebab pesona dunia itu amat membius maka orang cenderung lupa bahaya yang selalu mengintai di balik pesona yang tersembunyi di medan pemburuannya. Ia juga lupa bahwa di balik gemerlap dan keindahan dunia itu terkandung tanggung jawab yang akan ditanya nanti di hari akhir.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengingatkan tentang bahaya yang terdapat di medan perburuan harta duniawi. "Memburu harta bagaikan berburu binatang di hutan rimba yang penuh dengan binatang buas atau berenang di lautan yang penuh buaya."

Orang-orang yang tenggelam dalam kegandrungan dunia mata hatinya menjadi gelap, tak peduli bahaya yang mengancamnya. Ia melihat segala sesuatu dengan mata nafsunya yang menyebabkan mata hatinya diselubungi noda-noda hitam yang pekat sehingga tidak dapat membedakan antara petunjuk dan kesesatan, antara bid'ah dan sunnah, antara yang ma'ruf dan yang munkar.

Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang terserang krisis persepsi sehingga pandangan dan persepsinya menjadi jungkir balik. Mereka memandang kebaikan sebagai kejahatan dan kejahatan sebagai kebaikan. Akibatnya hati mereka terus-menerus ditimbuni noda-noda hitam yang menjadi lahan subur bagi pembiakan fitnah hati. Noda-noda hitam inilah yang melumpuhkan fungsi mata hati hingga tak mampu melihat.

Sebaliknya, meyakini dan mencintai kehidupan akhirat menjadikan hati seseorang bening dan bercahaya. Imam Ibnu Athailah al-Skandari dalam kata-kata hikmahnya mengatakan, "Allah telah menerangi alam-alam lahiriah ini dengan pengaruh cahaya (atsar) bekas-bekas sifat-sifatNya, dan Dia telah menerangi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati dengan cahaya sifat-sifatNya itu.

Karena itu cahaya-cahaya lahiriyah bisa hilang dan lenyap sedangkan cahaya-cahaya hati dan rahasia-rahasianya tidak mungkin hilang dan sirna. Dan karena itulah berkata penyair, “Sesungguhnya matahari siang akan tenggelam di malam hari, Dan matahari hati tidak akan hilang sampai abadi."

Dengan demikian setiap diri seharusnya mampu menangkap cahaya-cahaya yang dapat mencerahkan hati agar selalu dapat menapaki kehidupan dengan terang benderang. Sesungguhnya hanyalah Allah Swt yang berkenan memberikan cahaya hati kepada setiap manusia. Kendati demikian, akal yang dianugerahkan-Nya kepada setiap manusia dapat dimanfaatkan manusia untuk merenung dan mentadabburi ayat-ayat-Nya sehingga ia memperoleh cahaya.

Tafakkur dan tadabbur akan menjadi pemantik api hati nurani manusia sehingga bercahaya. Sebab dengan tafakkur dan tadabbur mansusia mampu menelusuri dan menghayati eksistensi dirinya, mengenal siapa Tuhannya, tahu asal susulnnya dan ke mana ia akan kembali.

Dengan demikian, hatinya tercerahkan oleh suatu kesadaran penuh akan hak-hak yang harus dia tunaikan. Dia juga sadar-sesadarnya bahwa hidup di dunia ini sebagai suatu pengembaraan sementara. Kelak di saat yang telah ditentukan pasti akan kembali ke rumah asalnya, di alam akhirat. Untuk itu ia menyintai tempat kembalinya yang abadi Maka keyakinan dan cinta kepada akhirat adalah cahaya hati yang akan menyebar ke seluruh penjuru kalbu.

Abu Thalib al-Makki dalam munajatnya memanjatkan sebuah doa agar diberi cahaya yang dapat menerangi hidupnya. "Ya Allah, berilah aku cahaya dalam kalbuku, cahaya dalam pusaraku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam pandanganku, cahaya dalamperasaanku, cahaya dalam semua jasadku, cahaya di depanku dan di belakangku. Beri aku, kumohon kepada-Mu, cahaya di tangan kananku dan cahaya di tangan kiriku dan cahaya di atasku dan cahaya di bawahku. Ya Allah, tambahlah cahaya dalam diriku dan siramilah aku dengan cahaya dan terangilah aku dengannya."

Bagi orang mencintai kehidupan akhirat semua keraguan dan kebimbangan yang pernah singgah dalam hatinya akan musnah tak bersisa. Yang tinggal hanyalah keyakinan dan cintanya kembali ke kampung akhirat nanti, menghadap Rabb-nya dengan kalbu dan jiwa yang tenang, dan meraih keridhaan-Nya. " Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS, alFajr [89]: 27-30).

**Usman bin 'Affan, Khalifah ketiga sepeninggal Rasulullah Saw, salah seorang yang dikenal sebagai pedagang sukses dan kaya yang sangat dermawan. Dalam sejarah Islam ia dikenal sebagai tokoh yang paling banyak menyumbangkan hartanya untuk kepentingan kaum muslimin, terutama ketiika terjadi krisis pangan di zamannya. Ia juga termasuk donatur yang paling banyak mengeluarkan hartanya untuk kepentingan perang di jalan Islam. Ia menikahi salah seorang anak perempuan Rasulullah Saw. Di masa Usmanlah Libia dan Sudan ditaklukkan. Usman terkenal sebagai penulis dan sekaligus penghimpun mushhaf yang mulia (al-Qur`an) setelah kenyataan banayaknya sahabat yang hafal Qur`an mati syahid dalam perang riddah dan beberapa peperangan lainnya. Banyak orang yang mengagumi kesyaikhannya yang terkenal sangat santun dan dermawan. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang sangat memperhatikan syura dalam urusan pemerintahan. Ia terbunuh oleh para pemberontak yang menyerbu rumahnya, padahal ia sedang dalam keadaan membaca al-Qur`an. Peristiwa itu dipandang sebagai pemberontakan pertama dalam sejarah Islam yang cukup mencederai Islam itu sendiri.Ustman menjabat Khalifah selama 12 tahun lebih.

Read more...

Syahwat dan Takabbur

Ustadz Abu Ridha

"Seorang pendosa tatkala melihat dosanya, seperti memandang seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu membiarkannya terbang.” (HR. Bukhari)

"Peluang untuk mendapatkan ampunan (maghfirah) bagi kemaksiatan yang dipicu syahwat sangat besar, sedangkan harapan untuk memperoleh ampunanNya bagi kemaksiatan yang bersumber dari kesombongan, sangat kecil. Sesungguhnya kemaksiatan Iblis berakar pada kesombongan sedangkan ketergelinciran Adam bersumber dari syahwat." (Sufyan al-Tsauri*)

Maghfirah, ampunan dari Allah Swt, adalah karunia yang mutlak diperlukan setiap manusia. Tanpa ampunan-Nya manusia akan mengalami kesulitan menemukan jalan kembalinya yang benar. Akibatnya ia akan menjadi bulan-bulanan setan yang karenanya ia akan tenggelam dalam lautan kesesatan. Karena kasih sayang-Nya-lah ampunan itu diberikan kepada seseorang yang dikehendaki-Nya. Dengan ampunan itu ia diperlihatkan kebaikan dan keindahan sifat dan perilakunya serta ditutupi keburukan-keburukannya.

Oleh sebab ia merupakan karunia maka semestinya setiap diri ikut aktif berburu meraihnya. Untuk itu Allah Swt memerintahkan kita agar berlomba-lomba merengkuh maghfirah-Nya, “Berlomba-lombalah kalian mendapatkan ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah memiliki karunia yang agung. (QS al-Hadid [57]: 21).

Dosa adalah keburukan. Ia adalah tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Allah Swt. Suatu perbuatan disebut dosa jika memenuhi unsur pelanggaran dan dilakukan dengan kehendak bebasnya, secara sadar, dan atas dasar pilihan bebasnya pula. Sebab setiap manusia memiliki kehendak bebas untuk secara sadar dan otonom memilih sesuatu. Kebebasan memilih inilah yang memastikannya sebagai makhluk moral.

Pilihan yang paling mendasar yang ada pada manusia adalah pilihan untuk taat atau tidak taat kepada Allah. Ketika ia dengan kesadaran telah menjatuhkan satu pilihan untuk tidak taat kepada Allah dan diwujudkannya dalam bentuk perbuatan yang melanggar, maka saat itulah ia berdosa. Perbuatan yang dimaksud mencakup segala bentuk pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Setiap perbuataan dosa yang dilakukan seseorang pasti mempunyai sejumlah implikasi negatif terhadap kondisi psikologis dan sosiologis dirinya. Antara lain dapat mengakibatkan kegelisahan akut dan rusaknya hubungan antarmanusia. Bahkan, jika dosa yang dilakukan suatu bangsa sampai ke tingkat pembangkangan, maka akibatnya bisa jadi bangsa tersebut dilanda kebinasaan.

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS, al-Ankabut [29] : 40).

Akan tetapi jika seseorang melakukan taubat dan kemudian permohonannya dikabulkan, maka ia akan meraih maghfirah-Nya. Sedangkan esensi tuabat, memohon maghfirah, adalah kesadaran seseorang atas kesalahan tentang masa lalu diri nya. Kesalahan itu baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap Tuhannya. Menurut Imam Ghazali, taubat memiliki keterkaitan dengan tiga dimensi waktu sang diri. Keterkaitannya dengan masa lalunya adalah dengan menyesali terhadap kelalaiannya dengan mengqadha jika bisa diqadha.

Keterkaitannya dengan masa kininya yaitu dengan meninggalkan dosa kelalaiannya. Sedangkan keterkaitannya dengan masa depan dirinya adalah dengan bertekad untuk meninggalkan (tidak akan melakukan lagi) dosa yang membuat dirinya kehilangan apa yang dicintainya untuk selama-lamanya. Salah satu wujud otentik maghfirah yang diraihnya ialah menghapus implikasi-implikasi negatif dosa sehingga keburukan-keburukannya terkubur.

Hanya Allah yang menerima dan mengabulkan taubat seseorang. Dia-lah satu-satunya yang memiliki sifat al-Ghaffar (Maha Pengampun). Syekh Ibn Qayyim menegaskan ketakterhinggaan ampunan dan kasih sayang-Nya. Allah berjanji akan menghapus semua akibat buruk dosa orang yang telah bertaubat. Bahkan akan mengganti seluruh keburukan dengan kebaikan. Dia akan menggantikan ketakutan dengan rasa aman, kefakiran dengan kecukupan, kebodohan dengan pengetahuan, kesesatan dengan petunjuk.

Firman Allah, “Kecuali orang yang bertobat dan beramal saleh, maka mereka akan Allah gantikan keburukannya dengan kebaikan. Adalah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QA, al-Furqân: [25]: 70). Akhirnya taubat akan mengantarkan hamba menjadi kekasih Allah. “Sungguh Allah mencintai orang bertobat dan menyucikan diri (QS, al-Baqarah [2]: 222).

Oleh sebab itu seyogyanya setiap individu membiasakan diri unuk selalu memohon ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang tampak dan yang tidak tampak. Pembiasaan itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, seorang ma’shum, terbebas dari dosa. “Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar meminta ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali sehari. (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ciri seorang mukmin sejati salah satunya serius memohon ampunan dan karenanya tidak pernah meremehkaan sekecil apa pun dosa yang dilakukannya. Seorang sahabat Rasul, Ibnu Mas’ud, memberikan perbandingan antara seorang mukmin dan fajir. Terutama, tentang cara mereka menilai sebuah dosa. Beliau Ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin ketika melihat dosanya seakan-akan ia berada di pinggir gunung. Ia takut gunung itu akan runtuh dan menimpa dirinya. Dan seorang yang fajir tatkala melihat dosanya, seperti memandang seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu membiarkannya terbang.” (HR. Bukhari)

Ada dua pemicu utama perbuatan dosa yang dilakukan manusia. Yaitu nafsu syahwat yang tak terkontrol dan kesombongan. Akan sangat berbahaya jika dosa dan kemaksiatan sudah menjadi budaya dikarenakan akan melenyapkan sifat-sifat baik yang melekat pada manusia. Misalnya hilangnya rasa malu. Sedangkan malu merupakan tonggak kehidupan hati, pokok dari segala kebaikan. Jika rasa malu hilang, maka lenyaplah kebaikan itu. Nabi Saw bersabda, “Malu adalah kebaikan seluruhnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Belakangan ini kaum permisif dan adiktif telah mengobarkan gerakan sosial yang dilandasi kebebasan syahwat melalui jargon kebebasan bereekspresi. Mereka secara masif menggalakkan berbagai jenis kemaksiatan. Mulai dari seks bebas hetero dan homo, persetubuhan di dunia maya melalui hubungan telepon dan situs-situas porno, hingga mengisap nikotin dan mengkonsumsi narkoba. Hal itu jelas menunjukkan kecenderungan manusia modern untuk memperturutkan hawa nafsunya. Sedangkan kecenderungan hawa nafsu selalu mengarahkan sang dirri kepada dosa “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan.” (QS Yusuf [12]: 53).

Menurut Ibnu Hazm, jika nafsu syahwat berhasil mengalahkan akal, ia akan diselimuti awan kegelapan. “Hati menjadi buta, dan ia akan setia mengikuti jalan kemungkaran, dan akhirnya terjatuh dalam jurang kehinaan.” Selanjutnya akan menuhankan hawa nafsunya. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya." (QS al-Jaatsiyah [45]: 23).

Kendati demikian, dosa kemaksiatan yang dipicu oleh hawa nafsu peluang memperoleh ampunan Allah, jika pelakunya mau bertaubat, sangatlah terbuka. Berbeda dengan kemaksiatan yang dilandasi oleh kesombongan. Orang yang melakukan kemaksiatan atas dasar kesombongannya sangat kecil akan memperoleh ampunan Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya memendam sebiji sawi dari sifat sombong." Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya seorang laki-laki menginginkan pakaian dan sandalnya bagus.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah, Dia menyukai keindahan. Takabbur itu menolak kebenaran dan menghinakan manusia.” (HR, Muslim).

Secara tersirat apa yang dikemukakan Rasulullah Saw tersebut mengingatkan bahwa sombong atau takabbur, yang didefinisikan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai sikap menolak kebenaran dan menghina manusia, akan menjadi tabir pemisah antara seorang hamba dengan surga di akhirat nanti. Sebab kesombongan itu, seperti diungkapkan Imam Ghazali, merupakan penghalang antara seorang hamba dengan berbagai akhlak mulia selama di dunianya.

Takabbur atau sombong, dalam makna generiknya semakna dengan ta'azhzum, yakni menampak-nampakkan keagungan dan kebesarannya, merasa agung dan besar, adalah lawan kata dari tawaddu' atau rendah hati. Para ulama mengategorikannya sebagai salah satu jenis penyakit hati. Banyak manusia yang telah menjadi mangsa penyakit hati ini. Allah Swt berfirman, yang artinya, "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku." (QS, al-A'raf [7]: 146).

Penyakit hati tersebut umumnya dipicu oleh kesalahan persepsi tentang keberadaan dirinya. Bahwa dirinya memiliki keunggulan yang melakat dalam asal kejadiannya atau dalam etnisitasnya. Iblis menjadi sombong karena merasa asal usul kejadiannya dari bahan yang mulia, yaitu api. Berbeda dengan manusia yang bahannya dari lumpur yang hina. “

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS, al-A’raf [7]: 12.). Orang yahudi juga menjadi sombong karena dirinya secara etnis memiliki keunggulan. “Kami adalah bangsa pilihan Tuhan.”

Kesalahan persepsi dasar tentang dirinya itu kemudian melahirkan sejumlah sikap yang salah pula yang menyebabkan skala kesombongan semakin meluas. Antara lain menimbulkan kekacauan dalam penilaian dan tolak ukur kemuliaan manusia seperti pandangan kemuliaan seseorang terletak pada harta kekayaan yang dimilikinya, meskipun dia itu ahli maksiat. "Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehandi-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang di kehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu yang mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS, Saba' [34]: 35-37)

Ketika kesombongan semakin mengkristal pada diri seseorang, maka takabbur -merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah yang lain- akan semakin membumbung. Ia akan sampai ke tingkat merasa dirinya suci. “Janganlah kamu sekalian mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS, al-Najm [53]: 32).

Akibatnya, secara sadar atau tidak sadar, ia telah melampaui batas hingga menempatkan dirinya pada posisi Tuhan. Orang seperti ini tentu layak dikenai hukuman berat, yang antara lain menjadi terhalang dapat memasuki surganya. Sebab Allah Swt menyatakan, “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kebebsaran adalah selendang-Ku. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyaingi-Ku dalam salah satunya maka Aku akan menyiksanya.” (HR, Muslim). Wallahu A’lam.

*Sufyan al-Tsauri (97-161 H). Nama lengkapnya Sufyan bin Said bin Masruq al-Tsauri. Ia dijuluki Amirulmu`minin dalam bidang hadits. Sufyan al-Tsauri lahir dan dibesarkan di Kufah. Di zaman al-Manshur pernah ditawari untuk menjadi qadi namun ia menolaknya. Ia menulis beberapa Kitab yang sangat terkenal, antara lain Al-Jami'u al-Kabir, Al-Jami'u al-Shaghir, dan Al-Fara`idh. Ibnu Al-Jauzi menulis satu Kitab tentang riwayat hidupnya.

Read more...

Total Pageviews

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP