MENGALAHKAN DIRI SENDIRI

>> Monday, September 28, 2009

Oleh Kamila Vyndarti


Dalam Hidup ini,
Bahagia Tidaknya Kita,
Kita Sendiri Yang akan Menentukan.

Hanya karena KEBODOHAN,
Kita dibayangi oleh Rasa KEKHAWATIRAN dan Rasa TAKUT
yang Sebenarnya Tidak Perlu Ada.

BerHATI LURUS adalah MENJAGA HATI dan PIKIRAN agar
Tidak Mudah Goyah oleh GODAAN.

Bagi yang BerKEPRIBADIAN LEMAH dan BERJIWA RAPUH akan
Mudah Tergoda pada Kesenangan DUNIAWI.

MATA Kita hanya MELIHAT Benda-benda yang Indah,
TELINGA Kita hanya akan MENDENGAR Suara yang Merdu dan
LIDAH Hanya mau MENCICIPI Makanan yang Lezat.
TUBUH menjadi MANJA dan
PIKIRAN Mengembara ke Mana-mana TANPA DAPAT DIKENDALIKAN.

ORANG BIJAK mengatakan bahwa
"PERANG yang Tidak Ada Habisnya adalah Perang MELAWAN DIRI SENDIRI.
MUSUH yang Paling Sulit diTaklukkan adalah DIRI SENDIRI."

Hati yang Bercabang Ibarat Kuda yang Lepas dari Kendali.

Karena itu Kita Harus Menjaga Keseimbangan Hati dan Pikiran Kita.

Hindari Pikiran yang Menyesatkan,
karena Nantinya akan Menimbulkan MALAPETAKA bagi Diri Sendiri.

Bila kita ingin Menuai Benih Kebahagiaan, Taburlah Benih Kebaikan.
Kita mulai dengan MENANAM Bibit-bibit Kebaikan,
Mencabut Rumput-rumput KETAMAKAN,
KEBENCIAN, IRI HATI, Mengairinya dengan KETABAHAN dan KEMURAHAN HATI,
serta Menyuburkannya dengan Memberi Pupuk Perilaku yang BERBUDI.

Dengan begitu,
Sudah Sepantasnya kita Menikmati Hasil Panen yang Memuaskan.

Apabila Di Dalam Diri Seseorang Masih ada Rasa MALU dan TAKUT untuk
Berbuat Suatu Kebaikan,
maka Jaminan bagi Orang Tersebut adalah
TIDAK AKAN BERTEMUNYA ia dengan KEMAJUAN Selangkah Pun.

Read more...

Selamat Jalan Ramadhan..., dan Semoga Kita Masih Bisa Bertemu Kembali...

>> Thursday, September 17, 2009

Oleh : Muhammad Syamlan,Lc (Eramuslim.com)

Selamat jalan Ramadhan 1430 H...

Semoga Alloh masih mempertemukan kembali dengan Romadhan yang akan datang...  


Marilah kita bersimpuh dan berdo’a kepada Allah : 


Ya Allah, jadikan puasaku dipenuhi dengan syukur, dan amalku Engkau ridai dan diridai oleh Rasul di mana cabangnya dikukuhkan oleh dasar-dasar yang kuat, demi kedudukan Nabi Muhammad dan keluarganya yang suci, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.


Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.

Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.

Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami.

Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan dunia, Yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api menyala, Yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan ahzab angkara murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin...3X

Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini lagi.

Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih. Sedih jangan-jangan kami tak bertemu Ramdhan lagi. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi kami. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi.

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya Allah.

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.

Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman.

Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim, fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi.

Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-hamba-Mu yang mendirikan Shalat.....

Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan.

Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan tetapkankan hati kami atas agama-Mu.

Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada Kami semuanya.
Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

Read more...

Apakah Kita Masih Bertemu Bulan Ramadhan Kembali?

"Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang?"




Sesungguhnya hanya Allah yang pengetahui tentang hari kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan bisa diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (kapan dan) di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Lukman: 34)


Peringatan soal kematian ini, adalah merupakan keniscayaan hidup. Bukan hanya relevan untuk yang telah berusia lanjut. Bukan hanya untuk yang sekarang sedang sakit. Bukan hanya untuk rakyat yang kesulitan mencari sesuap nasih. Bukan hanya untuk kaum jelata. Tapi kematian itu adalah keniscayaan untuk semua manusia dari semua kalangan. Untuk para pemuda. Untuk orang yang sekarang dalam kondisi sehat wal afiat. Untuk yang memiliki harta melimpah. Untuk para pejabat.



Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Al-Ankabut: 57)



Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami masih menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali berlalu. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia telah pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini ya Allah.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raf: 34)


Bukan kami mengajak kita semua meratap. Meratapi kepergian Ramadhan dan meratapi kematian yang pasti datang.Tapi itulah kenyataan, bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Hidup ini ternyata tidak lama. Bisa seakan-akan hanya sekejap. Maka, sudahkah kita siap berpisah dengan dunia ini. Sudahkah kita siap meninggalkan harta benda yang kita kumpulkan. Sudahkah kita siap meningglkan rumah yang kita bina setiap hari. Wahai kaum wanita sudahkah anda siap ditinggalkan suami? Wahai kaum laki laki sudahkah kita siap ditinggalkan isteri? Wahai para orang tua sudahkah kita siap ditinggalkan anak-anak kita? Wahai para pemuda, para remaja dan anak-anak apakah kalian telah siap ditinggalkan orang tua?


Dan yang lebih penting lagi, sudahkah sewaktu-waktu kita siap mati mempertanggungjawabkan apa saja yang kita lakukan di dunia ini di hadapan Allah? Di hadapan Allah secara langsung; tak ada yang bisa kita rekayasa dan tak ada yang bisa kita sembunyikan.


Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah: 284)

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (An-Nasyrah: 7-8)


Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita telah lakukan ibadah di bulan Ramadhan. Meskipun kita belum tentu bertemu lagi dengan bulan Ramadhan, yang pasti sekarang masih ada waktu. Allah mengarahkan, ketika kita sudah menyelesaikan suatu urusan maka kita harus segera mengerjakan urusan yang lain. Apalagi memang bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, maka aplikasinya itulah yang harus kita wujudkan dalam sebelas bulan ke depan.


Dan sesungguhnya inilah, yaitu pasca Ramadhan, yang menentukan ibadah kita di bulan Ramadhan itu berhasil atau tidak. Apakah puasa yang kita lakukan ada pengaruhnya dalam kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah shalat tarawih yang kita laknasanakan ada dampaknya? Bacaan Al-Qur’an yang kita lakukan di bulan Ramadhan apakah ada bekasnya? Atau semuanya itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan? Kalau semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan, maka itulah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad Saw:



“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Dan banyak yang melakukan shalat tarawih, juga tak dapat apa-apa kecuali hanya begadang saja.” (Hr. Ahmad)


Di bulan Ramadhan, dengan puasa, kita telah dilatih untuk hidup dengan sangat berhati-hati. Bukan saja dalam persoalan yang makruh dan yang haram, tapi sampai dalam persoalan yang mubah dan halal. Kita tidak saja menjauhi makanan yang haram dan perzinaan dengan perempuan atau laki-laki lain. Tapi kita dilatih mengendalikan diri untuk makan makanan yang halal yang telah menjadi milik kita dan juga berhubungan dengan isteri atau suami yang sah. Silakan dibayangkan betapa sangat hebat pendidikan puasa ini. Kalau kita telah mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang halal, maka tentu saja seharusnya lebih mampu untuk mengendalikan diri dari hal-hal yang jelas-jelas haram. Inilah jalan menuju ketakwaan.


Rasulullah bersabda:



“Tidaklah seseorang bisa mencapai derajad takwa, sehingga ia mampu menggalkan sesuatu yang tidak apa-apa karena takut terjerumus kepada sesuatu yang berhaya.” (Hr. Tirmidzi)



Puasa juga mengajarkan kita untuk tidak menyepelekan sesuatu yang dilarang meskipun itu sangat kecil atau sedikit. Selama kita berpuasa, kita betul-betul menjaga agar mulut kita tidak sampai kemasukan air meski hanya setetes. Subhanallah, bayangkan dengan puasa, sampai sekecil ini kita jaga.


Dan yang sangat hebat lagi, dan ini tidak ada kecuali dalam ajaran iman, segala aturan puasa itu kita lakukan semata-mata karena Allah. Kita tak mau pura-pura berpuasa, padahal kita kalau mau tentu sangat mudah. Mengapa? Karena kita merasa Allah melihat kita di mana pun kita berada. Kita tak bisa dusta di hadapan Allah. Kita tak bisa bersandiwara di hadapan Allah.


Jadi puasa, mengantarkan kita sampai pada derajat ihsan. Yaitu, beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau paling tidak merasa dilihat oleh Allah.


Tentu saja kondisi yang sedemian amat positif dari ajaran puasa, tak boleh sirna bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan. Allah ingin agar kita tetap berhati-hati seperti itu di bulan-bulan-Nya yang lain. Marilah kita bayangkan, prilaku kehati-hatian yang sedemikian sangat hebat itu andaikata benar-benar mewarnai kehidupan kita secara umum. Masya Allah maka betapa indahnya kehidupan ini.


Marilah kita bayangkan di daerah dan di negeri kita ini, apa yang tejadi bila kita mengejahwantahkan ajaran puasa ini. Sehingga, kita tidak ada yang berbuat mubazir, tidak makan yang haram, tak ada perzinaan dan perselingkuhan, tak ada judi, tak ada minum-minuman keras, tak ada korupsi atau kolusi meski Rp 100, sebagaimana kita tak mau minum air meski hanya setetes karena takut puasa menjadi batal. Dan itu kita lakukan dengan penuh kesadaran, bukan karena ada polisi, bukan karena ada jaksa, bukan karena ada KPK, pendek kata bukan semata-mata karena adanya penglihatan manusia, tapi karena kita merasa di awasi oleh Allah yang Mahamelihat, maka betapa kira-kira adil dan makmurnya daerah dan negeri kita ini. Pastilah benar-benar terwujud kemanan, kesejahteraan dan kedamaian. Tampil menjadi daerah dan bangsa yang sangat maju dan terdepan.


Kalau itu terjadi, dan memang harus kita upayakan agar bisa terwujud, maka persoalan ekonomi, persoalan kekayaan alam, persolan lapangan kerja, dengan sendirinya tak akan ada masalah. Semua masalah terjadi sesungguhnya adalah karena tak terkendalikannya hawa nafsu.

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, (mereka durhaka dengan banyak berbuat dosa), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96).


Telah tiba saatnya kita bangun momumen pembanguan yang benar. Yaitu pembangunan jiwa atas dasar takwa. Kami ingin serukan, tak perlu lagi kita terlalu menggembar-gemborkan pembanguan fisik, tapi kita perlu membangun rohani. Tak perlu kita memuja ilmu pengetahuan dan tehnologi, tapi kita perlu moral. Tak perlu kita hanya membangun sesuatu yang bisa dilihat, tapi kita perlu mendidik manusia agar bisa melihat.


Telah sangat nyata, bahwa kesulitan dan bahaya yang kita hadapi di daerah kita ini dan juga di negara kita bahkan dunia, adalah krisis moral, krisis hati dan krsisis iman. Kita tidak menderita krisis ekonomi sebenarnya, tapi kita menderita krisi hati. Kita pun tak terbelakang karena ilmu pengetahuan dan intelektual. Bukan karena kita tak cerdas. Bukan karena mata kepala kita buta. Tapi semua terjadi karena hati yang ada dalam dada itulah yang buta.


Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang ada di dalam dada. (Al-Haj: 46)



Dengan puasa semoga membuat mata hati kita terang. Sebagaimana ketika kita berbuasa, sedikit ada yang mengajak berbuat dosa kita katakan saya sedang puasa.


Di samping itu, Ramadhan telah mendidik kebersamaan kita semua. Betapa dengan semangat kebersamaan semuanya menjadi ringan dan penuh berkah. Puasa mudah kita lakukan karena kita lakukan bersama-sama. Shalat tarawih pun mudah kita laksanakan, karena kita lakukan dengan berjama’ah. Zakat, infaq dan sedekah serta pelbagai amal kebajikan pun kita lakukan dengan semangat kebersamaan ini.


Semangat kebersaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya Ramadhan. Shalat lima waktu harus tetap kita lakukan dengan berjamaah. Adalah sangat aneh bila kita telah berhasil melakukan shalat terawih dengan berjama’ah di masjid, yang itu hukumnya sunnah, lalu setelah itu untuk shalat wajib khususnya isya’ dan shubuh tak kita tunaikan berjama’ah di masjid.


Ramadhan telah menjadi momentum untuk memakmurkan masjid. Maka salah satu dari hasil pendidikan Ramadhan adalah tetap makmurnya masjid-masjid kita. Kalau masjid-masjid kita kembali sunyi dan sepi, maka berarti tak ada bekas yang tinggal dalam kehidupan kita ini. Masjid yang sepi pertanda masyarakat itu hati-hatinya terkunci. Dan bila masjid sepi dan hati terkunci, maka jangan salahkan bila kita menderita kesulitan ekonomi. Bukan karena sumber ekomoni itu yang sedikit, tapi karena hati kita yang keras dan tandus, maka tanah yang subur tiadalah berarti. Percayalah, bahwa masyarakat yang memakmurkan masjid niscaya dimakmurkan Allah. Tapi masyarakat yang berani menelantarkan masjid dan menolak Undangan Allah, menolak seruan Allah, maka sudah sepantasnya bila mendapatkan teguran dari Allah. 

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menguasai antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (Al-Anfal: 24)


Di samping shalat lima waktu kita lakukan berjama’ah, kami menyerukan zakat pun seharusnya kita lakukan secara berjama’ah. Salurkan zakat lewat lembaga resmi yang ada. Kalau ini kita lakukan maka akan terkumpul dana zakat yang sangat besar, yang pada gilirannya akan banyak bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan signifikan. Ibarat seperti sapu. Ketika lidi-lidi itu diikat menjadi sebuah sapu, maka sapu itu bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang sangat luas dan jalan amat panjang.Tapi bayangkan apa artinya sebuah lidi atau lidi-lidi yang berserakan tak diikat rapi, tentu tak ada gunanya. Bahkan bisa hanya manambah sampah.


Itulah maka jangan ada lagi yang merasa puas dengan menyalurkan zakat secara individual. Sebagaimana, sangat keliru kalau ada seorang lelaki yang mengatakan saya tidak ke masjid karena saya bisa shalat lebih khusyu’ di rumah. Ini adalah bisikan syetan. Imam Ali mengatakan: “Al-Haqqu bilaa nidhaamil yaghlibuhul baathil binidham.”

(Kebenaran yang tak ditata rapi bisa dikalahkan dengan kebatilan yang diatur rapi).


Ramadhan juga telah memberikan pembekalan yang sangat baik bagi kita semua, yaitu pembekalan Al-Qur’an. Kita rata-rata telah khatam membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan oleh Allah untuk kita agar kita jadikan sebagai pedoman hidup. Bukan sekedar sebagai bacaan hidup. Maka berikutnya tak cukup bagi kita membaca dan khatam. Al-Qur’an harus kita pahami, kita hayati dan kita amalkan sebagai petunjuk dalam keseluruhan detail prikehidupan kita. Tak boleh Alqur’an itu hanya kita baca ketika keluarga kita meninggal dunia. Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang masih hidup. Al-Qur’an juga tak boleh hanya kita buka ketika kita mencari tahu tentang kehidupan akhirat.


Justru Al-Qur’an harus kita buka ketika kita ingin tahu bagaimana seharusnya kita hidup di dunia ini. Berkaitan dalam aspek-aspek kehidupan ini, kita harus membuka Al-Qur’an. Soal ekonomi kita harus membuka Al-Qur’an. Soal hukum kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pemerintahan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal politik kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pendidikan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal berkuarga kita harus membuka Al-Qur’an. Dan seterusnya dalam semua hal. Karena, dari bagaimana kita masuk WC hingga mengurus negara, Al-Qur’an telah memberikan petunjuk yang sangat jelas dan sempurna.


Al-Qur’an adalah surat dari Allah untuk kita. Maka marilah seterusnya kita baca Al-Qur’an sebagaimana layaknya kita membaca surat. 


Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Isra’: 9)


Maka marilah kita bangun daerah kita ini dengan akhlak yang mulia. Moral yang tinggi. Sopan santun yang luhur. Budi pekerti yang yang terpuji. Insya Allah dengan demikian daerah dan bangsa kita bisa tampil maju memimpin peradaban dunia dengan cahaya ilahi.



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab: 70-71)


Mari kita berharap semoga Allah berkenan menerima ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Dan marilah kita mohon ampun atas kekurangan-kekurangannya. Kita juga mari saling maaf-memaafkan. Kami pun mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Kami tak ingin, kecuali terus melakukan kebaikan sepanjang kami masih memiliki kemampuan. Maka marilah kita terus bekerjasama dalam kebajikan dan takwa, dan kita jauhi bersekongkol dalam dosa dan permusuhan. Mari kita songsong masa depan yang lebih baik.


Oleh : Muhammad Syamlan,Lc  (Eramuslim.com)

Read more...

Idul fitri telah menghampiri..

Langit lebaran telah dibentangkan
bumi lebaran telah dihamparkan
kudoakan hatimu seluas langit dan bumi
cukup untuk menampung dan mengampuni
semua tindakanku padamu yang menyakiti

Idul fitri telah menghampiri
para pecinta Tuhan sejati
yang sebulan memberi bukti
dengan amalan tanda berbakti
pada Ilahi yang Mahasuci
Mohon dirimu sudi melengkapi
dengan mengampuni segala salah
yang kuperbuat selama ini

Seiring terbitnya matahari pagi
mohon dirimu sudi mengampuni
dosa-dosaku yang telah mengotori
hubungan kita selama ini

Di hari lebaran
mengemis kemurahan Tuhan
agar kita dikaruniai cinta sejati
bukan cinta basa-basi
hanya dimulut dan dalam hati
tanpa bukti berbakti pada Ilahi

Perjalanan panjang
di Bulan Ramadhan
tempat cinta dibuktikan
dengan amal perbuatan
Semoga membuat kita
berhak menjadi kekasih Tuhan

Lebaran kita berjabat tangan
untuk saling memaafkan
segala salah dan kekhilafan
Semoga segala amal perbuatan
selama bulan Ramadhan
dicatat sebagai pemberat timbangan
amal kebaikan untuk hari kemudian.

Idul fitri kita saling memaafkan
segala kesalahan mohon dihapuskan
Kita jalani hari baru tempuh masa depan
dengan hati murni setelah puasa sebulan.

Bolehlah kita mengaku pecinta Tuhan
asal terbukti dalam amal perbuatan
bukan sekedar di lisan dan alam pikiran
Selamat hari lebaran
segala kesalahan mohon dimaafkan
kita mulai hari baru raih masa depan.

Cinta pada Tuhan telah kita buktikan
dengan amalan selama Ramadhan.
Karena cinta hanya di lisan
atau cinta hanya di hati dan perasaan
tanpa didukung amal perbuatan
yang sesuai perintah Al Quran
tak lebih dari cinta dalam angan-angan

Puasa sebulan tempat menyadarkan manusia
bahwa cinta dan merasa dekat dengan-Nya
hanyalah fatamorgana yang membuat terlena
bila tidak terbukti dalam amal nyata
sesuai perintah dalam kitab suci-Nya

Lebaran adalah hari kemenangan
Ramadhan ajang membuktikan
cinta kita pada Tuhan sekedar khayalan
atau cinta sebenar-benar orang beriman
dari amal-amalan selama sebulan.

Lebaran telah tiba
setelah sebulan kita membuktikan
cinta pada Tuhan dengan amalan
berupa sedekah dan shalat malam,
bukan sekedar mengingat nama Tuhan.

Kalau cinta hanya di lisan
Kalau cinta hanya kata-kata menawan
tanpa didukung amal-perbuatan
apalagi berani menentang kebenaran Al Quran
Pantaskah berlebaran
merayakan hari kemenangan

Kita tahu cinta bukan hanya di hati
Karena Tuhan menuntut bukti
dengan waktu malam dan harta pribadi
tidak sayang kita persembahkan buat Ilahi
Semoga di hari fitri ini amal kita menjadi saksi
bahwa cinta kita bukan sekedar wacana dalam hati

Kalau cinta hanya dengan menyebut nama Ilahi
dan mengingat keberadaan-Nya dalam hati
tapi tak peduli firman-firman dalam ayat suci
tapi tak pernah mengikuti sunnah nabi
maka cinta seperti itu bukanlah cinta sejati
yang layak dipersembahkan pada Sang Mahatinggi.
Semoga lebaran hadirkan kesadaran
bahwa cinta kita perlu dibuktikan
dengan amal perbuatan sesuai Al Quran.

Para pengajar kesesatan
ajak tinggalkan Al Quran dan kebenaran
hanya demi dogma-dogma kebebasan
Selamat hari lebaran
segala salah mohon dimaafkan
semoga puasa sebulan
membawa kita mencintai kebenaran

Agama kebebasan meninggalkan ajaran Tuhan
membuat para pengikutnya kebingungan
karena kehilangan Al Quran pegangan kebenaran
Selamat hari lebaran
Segala salah mohon dimaafkan

Ketika orang sesat sedang kebingungan
habiskan waktu untuk melakukan pencarian
dan berunding untuk menentukan kebenaran
Orang yang berpegang teguh pada Al Quran
sibuk beramal dan memajukan ilmu pengetahuan
karena kebenaran telah ditunjukkan Tuhan.
Selamat hari Lebaran
Segala Salah mohon dimaafkan
Semoga kita terhindar dari kesesatan.

Orang beriman tak perlu lakukan pencarian
Karena jalan kebenaran telah ditunjukkan Tuhan
pada orang-orang beriman lewat Al Quran
Manusia tinggal mengikuti pedoman jalan
agar meraih sebenar-benar kebahagiaan.
Semoga di hari lebaran
kita makin teguh menempuh jalan kebenaran

Read more...

SELAMAT IDUL FITRI 1430 H

Sejalan dengan berlalunya Ramadhon tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT




Acap keseharian dilingkupi kelalaian
Dan ketidaksempurnaan menjadi ganjalan
Kini lupakan khilaf dan tumpukan salah
Saling untai maaf, menuju diri yang lebih fitrah


Andai jemari tak sempat berjabat,andai raga tak dpt b’tatap
Seiring beduk yg menggema,seruan takbir yg berkumandang

ALLOHU AKBAR.. ALLOHU AKBAR LAA ILAHAILALLOH WALLOHU AKBAR..
ALLOHU AKBAR WALILAHILHAMDU..

Kuhaturkan salam menyambut Hari Raya Idul Fitri, jika ada kata serta khilafku
membekas lara Mohon Maaf Lahir & Batin...


SELAMAT IDUL FITRI 1430 H

Read more...

MUTIARA TERINDAH

>> Tuesday, September 15, 2009

Oleh Bulan Cahaya

Untuk mereka yang rela Allah sebagai penciptanya
Untuk mereka yang rela Muhammad sebagai teladannya,
Untuk mereka yang rela Islam sebagai jalan hidupnya,
Untuk mereka yang rela Alquran sebagai tuntunannya

Untukmereka yang sedang meretas jalan kebaikan
Untuk mereka yang sedang menyingkap kebenaran
Untuk mereka yang sedang berazam menyudahi kebatilan dan kenistaan
Untuk mereka yang menganggap buntu setiap persoalan, dan
Untuk mereka yang sedang merindukan kenikmatan surganya

Siapapun anda, dari strata golongan manapun anda,
berasal dari profesi apapun anda, suku apapun anda
Baik yang kini menjabat kedudukan tinggi atau
Tidak punya jabatan dan pekerjaan sama sekali

Anda yang bergelimang harta
Anda yang dari golongan papa atau
Anda yang terus menerus dirundung masalah
Dan buntu mencari jalan keluar
Sejenak merenunglah, tafakurlah
Lalu mari kita sama-sama
Mengarungi bahtera spiritual
Dengan panorama dan keindahannya

Tengok dan tataplah mata hati
Terbentangnya samudera ilmu dan hikmah
Sebagai bagian dari ayat-ayat Nya selama ini
Mungkin tidak pernah menjadikan mata hati kita terbuka
Kita tidak mau menjadi makhluknya yang belajar
Kinilah saatnya kita jadikan diri kita
Sesuai dengan selera-NYA
Bukalah jendela hati,Bukalah mata hati

Ada banyak kemiripan dan kesamaan masalah
Yang kita hadapi dengan saudara-saudara kita
Jika mereka bisa teramat tegar dan kuat
Menghadapi seberat apapun masalahnya
Kenapa kita gamang dan minder menghadapi
Masalah kita?

Peganglah kunci suksesnya
Tetaplah semangat memelihara optimisme
Kapanpun dan dimanapun
Fajar kebaikan akan senantiasa terbit

Selama matahari masih bergerak dalam garis edarnya
Bukankah tidak selamanya waktu itu malam?
Dia akan bergilir dan bergulir menjadi pagi lalu siang
Semua berotasi dalam kehidupan manusia

Andai yang dirasa saat ini masih bermuram durja,
Hanya berlilitan duka dan nestapa
Pasti tidak akan lama
Dia akan segera berubah dan berganti dengan-
Sang surya kebaikan

Selama tubuh ini masih dialiri ruh
Selama dalam diri masih ada tanda-tanda kehidupan
Selama jasad masih dialiri selembar nyawa
Yakinlah rezeki Allah pasti mengalir
Petunjuk pasti datang
Karena...
Allah sebagai zat yang mencipta dan mengatur kehidupan
Tidak pernah dilingkupi kata mustahil
Mudah bagi Allah mencabut masalah kita
Semudah mengganti siang dan malam-NYA
Pastinya Allah memberi kita yang terbaik
Asal kita berdiri dan tegak dalam syariat-NYA

Merenunglah, tafakurlah, berserah dirilah...
Serahkan semua pada Allah sepenuh jiwa dan ragamu
Disetiap helaan nafasmu
Buanglah segala topeng-topeng dalam hidupmu
Topeng kebusukan, rekayasa, kebohongan dan kedudukan
Dan ambisi rendah nafsu duniawi

Bukalah topeng-topeng busuk berselimutkan kebaikan
Dimata Allah sesungguhnya kita telanjang
Lalu buat apa topeng kemunafikan dipelihara?
Kalau hanya membuat kita semakin jauh
Dari Rahmat Allah...

Tidak ada keraguan tentang kebenaran
Allah memerintahkan para tentara-NYA
Bersama serombongan malaikat, bidadari, para malaikat penjaga jiwa
Dan para malaikat penjaga kerajaan Tuhan
Untuk melaksanakan tugas mengatur alam semesta
Tidak ada keraguan pada-NYA
Allah-lah yang membimbingmu, melindungimu dan menjagamu
Bagi mereka yang berdiri dan tegak dalam Syariat dan Rhida-NYA
Sebuah mukjizat dari mukjizat

Jadikanlah Shalat sebagai perisainya
Jadikanlah zakat sebagai pembersihnya
Jadikanlah puasa sebagai bentengnya
Jadikanlah haji sebagai puncak cita-citanya

Jalan kebaikan dan kebenaran adalah jalan menuju Allah
Jadikanlah semua itu sebagai saham
Lahirnya manik-manik perbaikan dan kebaikan
Jalan menuju Allah adalah mutiara terindah

=BC/15/09/09=

Read more...

MENYONGSONG MATAHARI

>> Sunday, September 13, 2009

Songsonglah matahari dalam hidupmu
Janganlah ia berlalu dalam tidurmu
Laksanakan tugas dengan segera

Ucapkan Asma Allah dalam setiap awal kegiatan kita
Karena Dia Maha Mengetahui , dan
Maha melihat segala yang diperbuat ,
dan semua terjadi karena kehendaknya

Yakinlah setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan
Dan setiap tindak kejahatan akan menghasilkan kesengsaraan

Sediakan waktu untuk merenung dan tafakur
Terhadap segala sesuatu perbuatan sebagai sikap introspeksi

Kegagalan adalah suatu kesuksesan yang tertunda
Juga merupakan ujian dari Sang Pencipta
Namun janganlah pernah menyesal dan cobalah sekali lagi

Kesulitan adalah bagian dari kehidupan
Jangan pernah putus asa dalam kesulitan
Terus berupaya dam berikhtiar untuk mengatasinya

Jangan menuntut Allah karena terlambatnya
Permintaan yang telah engkau panjatkan kepada-NYa
Namun hendaknya engkau koreksi dan tuntut dirimu
Agar tidak terlambat melaksanakan
Kewajiba-kewajiban terhadap Tuhan-Mu (ibnu Atha’ilah)

Bersabarlah apabila mendapat suatu kesulitan
Waktu akan segera berlalu jika sabar dan ikhlas menerimanya

Bersyukurlah kepada Allah SWT
Atas segala nikmat yang telah diberikan
Ucapkan syukur dengan menyebut nama-Nya ,
Setiap saat dari waktu ke waktu

Allah memberikan ujian dan cobaan untuk manusia sesuai dengan
kemampuan dan daya untuk mengatasinya

Kesedihan adalah luapan dari suatu emosi ,
Jangan biarkan larut mendalam
Sehingga menutup pikiran dan pintu hati

Kesulitan adalah bagian dari kehidupan ,
Jangan pernah putus asa dalam kesulitan,
Terus berupaya dan berikhtiar dalam mengatasinya.

Tidak ada satupun manusia yang mampu meramal nasib seseorang
Tidak seorangpun mampu menguak rahasia dan misteri Ilahi

Istigfar dan bertaubat segera kepada Allah
Jika melakukan sesuatu kesalahan

Manusia dapat dibagi menjadi tiga kelompok
Mereka yang membuat sesuatu terjadi
Mereka yang melihat sesuatu terjadi
Mereka yang menunggu sesuatu terjadi
Maka jadilah manusia yang membuat sesuatu terjadi..

Engkau tak akan menghadapi suatu masalah
Yang tidak disertai dengan kesempatan
Jika engkau menunggu saat yang tepat
Bisa jadi engkau tidak akan pernah memulainya

Oleh Bulan Cahaya
=BC/11/09/09=

Read more...

KUNCI MERAIH KEBERHASILAN

>> Thursday, September 10, 2009

Oleh Bulan Cahaya


Dunia ini bila suatu hari penuh dengan tawa ria
Maka pada keesokan harinya akan penuh dengan tangisan
Alangkah buruknya negeri di dunia ini.

KUNCI KEMULIAAN adalah
taat kepada Allah dan Rasulnya

KUNCI REZEKI adalah usaha
dibarengi dengan istighfar dan takwa

KUNCI SURGA adalah Tauhid
(Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul)

KUNCI IMAN adalah membaca ayat-ayat Allah dan
tanda-tanda kebesaran yang ada pada semua makhluk-Nya

KUNCI KEBAIKAN adalah Jujur

KUNCI HIDUPNYA KALBU adalah merenungi Al-Quran .
Mendekatkan diri kepada Allah dipenghujung malam hari ,
dan meninggalkan dosa-dosa.

KUNCI ILMU adalah tidak malu untuk bertanya
dan mendengar dengan baik

KUNCI KEMENANGAN dan KEBERUNTUNGAN adalah sabar

KUNCI KEBAHAGIAAN adalah taqwa

KUNCI MENAMBAH NIKMAT adalah bersyukur

KUNCI menginginkan PAHALA AKHIRAT
adalah Zuhud terhadap duniawi

KUNCI KEBERHASILAN adalah Doa

Kekuatan itu bersumberkan dari KALBU , bukan dari fisik
Masing-masing hari yang kita lalui adalah hal yang biasa
Jika mendatangkan keburukan kita bersabar, dan
Jika mendatangkan kebaikan kita bersyukur

=BC/31/08/09=

Read more...

ILMU DAN PENGAMALANNYA

Oleh Kamila Vyndrti

ILMU Berhubungan dengan AMAL.
Barangsiapa yang Berilmu, Niscaya MENGAMALKAN Ilmunya.

ILMU MEMANGGIL AMAL ;
maka jika ia Menyambut Panggilannya bila Tidak Menyambutnya,
ia Akan Berpindah Darinya.

PELAJARILAH ILMU, niscaya kita Akan Dikenal Dengannya ;
dan AMALKANLAH ILMU (yang kita Pelajari) itu.

Apakah kita membawanya ?
Sesungguhnya Ilmu Hanyalah Bagi yang Mengetahuinya,
kemudian dia Mengamalkannya,
dan PERBUATANNYA Sesuai dengan Ilmunya.

Akan datang Suatu Masa, Dimana Sekelompok Orang Membawa Ilmu,
namun Ilmunya Tidak Melampaui Tulang Selangkanya.
BATINIAH mereka Berlawanan dengan LAHIRIAH mereka.
Dan PERBUATAN mereka Berlawanan dengan Ilmu mereka.

Orang yang BERAMAL TANPA ILMU,
seperti Orang yang BERJALAN BUKAN di Jalan.
Maka,
Hal itu Tidak Menambah Jaraknya dari Jalan yang Terang
kecuali
Semakin Jauh dari Kebutuhannya.
Dan Orang yang BERAMAL DENGAN ILMU,
seperti Orang yang BERJALAN DI ATAS Jalan yang Terang.
Maka,
hendaklah Seseorang Memperhatikan,
Apakah dia BERJALAN, ataukah dia KEMBALI ?

Janganlah Sekali-kali kita Tidak Mengamalkan
Apa yang Telah kita Ketahui.
Sebab,
Setiap Orang yang Melihat Akan Ditanya Tentang
PERBUATANNYA, UCAPANNYA dan KEHENDAKNYA.

Orang yang BERILMU TANPA AMAL, Seperti Pemanah Tanpa Tali Busur.

*KV-13/09/09*

Read more...

JALAN KEHADIRAT ALLAH

>> Wednesday, September 9, 2009

Sesaat setelah rohku berpisah dengan jasad
Aku mulai menjalanai kehidupan yang baru,
Apakah aku dapat tersenyum menjumpai malaikat yang memberikan salam kepadaku :
Wahai Anak Adam , engkaukah yang meninggalkan dunia
atau Dunia yang meninggalkan mu?
Wahai anak Adam engkaukah yang merengkuh dunia,
atau dunia yang merengkuhmu?
Wahai anak Adam Engkaukah yang mematikan dunia,
atau dunia yang mematikanmu?

Ketika jasadku digeletakkan menunggu untuk dimandikan,
Mampukah aku tegar menjawab pertanyaan-pertanyaan-
yang diajukan malaikat kepadaku:
Wahai anak Adam , dimanakah tubuhmu yang kuat itu,
mengapa kini engkau tidak berdaya?
Wahai anak Adam dimanakah lisanmu yang lantang dulu,
mengapa kini engkau terdiam?
Wahai anak Adam , dimanakah orang-orang yang mengasihimu,
mengapa kini mereka membiarkan mu tergeletak sendirian tanpa daya?

Sewaktu mayatku dibaringkan diatas kain kafan, siap dibungkus,
mampukah aku menuruti apa yang dikatakan malaikat :
Wahai Anak Adam bersiaplah engkau pergi jauh tanpa membawa bekal!
Wahai anak Adam , pergilah dari rumahmu dan jangan kembali!
Wahai anak Adam , naikilah tandu yang tidak akan pernah
engkau nikmati lagi setelah itu!

Tatkala jenazahku dipikul diatas keranda,
sanggupkah aku bersikap anggun seperti seorang raja yang ditandu prajurit ,
ketika malaikat berseru kepadaku :
Wahai anak Adam , bahagialah engkau
apabila engkau termasuk orang-orang yang bertobat.
Wahai anak Adam , berbahagialah engkau
apabila selama didunia engkau selalu taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya
Wahai anak Adam , berbahagialah engkau
apabila yang menjadi teman abadimu dialam kubur adalah Ridha Allah,
celakalah engkau apabila teman abadimu Murka Allah.

Ketika aku dibaringkan untuk di Shalati,
akankah diriku mampu bersikap ‘manis’ tatkala malaikat berbisik ditelingaku :
Wahai anak Adam , semua perbuatan yang engkau lakukan akan engkau lihat kembali
Wahai anak Adam , apabila selama ini engkau tenggelam-
dalam amal shaleh maka bergembiralah
Wahai anak Adam, apabila selama ini engkau tenggelam
dalam kemaksiatan menuruti nafsu,
maka sambutlah penderitaan akibat keenggananmu mengabdi kepada_Nya!

Sewaktu jasadku berada ditepi kubur siap untuk diturunkan keliang Lahat, akankah lidahku kelu menjawab pertanyaan malaikat yang berbisik lirih :
Wahai anak Adam , kedamaian apakah yang engkau bawa-
untuk menempati rumah cacing ini?
Wahai anak Adam cahaya apakah yang engkau bawa
untuk menempati rumah yang gelap ini?
Wahai anak Adam, siapakah temanmu yang engkau ajak
menemanimu dalam penantian panjang ini?

Tatkala aku sudah diletakkan di liang kubur,
masih mampukah aku tersenyum-
menjawab ucapan selamat datang yang disampaikan bumi kepadaku :
Wahai anak Adam , ketika berada dipunggungku engkau bergelak tawa,
kini setelah beraga diperutku apakah engkau akan tertawa juga?
Ataukah engkau akan menangis menyesali diri?
Wahai anak Adam , ketika berada di punggungku engkau bergembira ria ,
kini setelah berada di perutku apakah kegembiraan itu masih tersisa,
ataukah engkau akan tenggelam dalam duka nestapa?
Wahai anak Adam , ketika berada di punggungku engkau bersilat lidah,
masihkah kini engkau “bernyanyi”
ataukah engkau akan diam membisu seribu bahasa bergelut dengan penyesalan?

Setelah aku sendiri terbujur kaku dihimpit bumi tanpa daya dalam liang lahat,
sementara sanak keluargaku beserta teman-teman karibku pulang kerumahnya masing-masing , akankah kecemasan menguasai diriku ketika Allah SWT berfirman :”Wahai hamba-Ku , sekarang engkau terasingkan sendirian.
Mereka telah pergi meninggalkan engkau dalam kesempitan dan kegelapan.
Padahal dulu engkau membangkang tidak mau taat kepada-Ku semata-mata untuk kepentingan mereka. Balasan apa yang engkau peroleh dari mereka?
Masih pantaskah engkau mengharapkan surga-Ku?”

( Saduran bebas dari “Jalan Ke hadirat Allah” oleh Syamsul Rizal , dalam “Bahan Renungan Kalbu” karya Ir Permadi Alibasyah)
=BC/08/09/09=

Read more...

MERAIH KEMULIAAN

>> Monday, September 7, 2009

Kemuliaan itu terkait dengan ketaatan
Sementara kehinaan terkait dengan kemaksiatan
Taat kepada Allah akan menghasilkan cahaya, kemuliaan,
kebahagiaan, ketersingkapan hijab dan petunjuk

Wahai hamba Allah, bila hendak melakukan maksiat kepada Allah
Carilah tempat yang tak terlihat oleh-NYA
Carilah juga kekuatan selain Allah yang bisa membantumu
Hanya, Sayang sekali engkau takkan menemukannya

Orang yang melakukan penyimpangan , terjerumus dalam dosa
Dan mengerjakan perbuatan yang terlarang
berarti telah menganiaya kalbunya,
Mengotori jiwanya dan mengurangi kadar keimanannya.

Ketika engkau tidak bertobat dalam keadaan sehat,
Barangkali Allah akan mengujimu dengan berbagai penyakit dan musibah
Agar bersih dari dosa. Itu Ibarat pakaian yang dicuci dengan air
Dan di setrika dengan listrik, dengan begitu diharapkan -
pakaian tadi bebas dari kotoran , serta kembali bersih dan suci.

"SESUNGGUHNYA ALLAH MENGUJI KALIAN DENGAN UJIAN
SEBAGAIMANA KALIAN MENGUJI EMAS DENGAN API
ADA YANG BERUPA EMAS MURNI.
BEGITULAH KONDISI ORANG YANG TERLINDUNG DARI SYUBHAT.
TETAPI ADA PULA YANG TERNYATA BERUPA TEMBAGA ,
ITULAH ORANG YANG GAGAL MENERIMA UJIAN" (HR al-Thabrani)

Siapa yang meninggalkan sesuatu yang makruh,
akan dibantu meraih kebaikan.
Siapa yang meninggalkan yang mubah,
Allah akan membukakan untuknya pintu ketaatan
Menolongnya dalam mengerjakan kewajiban, memberinya kelapangan,
Membukakan peluang baginya merasakan kehadiran TUHAN,
Dan mencerahkan cahaya keimanan dalam kalbunya.

Yang patut diratapi adalah seorang hamba
yang Allah karuniai kesehatan dan kekayaan,
lalu menghabiskan keduanya untuk bermaksiat kepada Allah,
Membuat kerusakan dimuka bumi dan
Menuruti Hawa nafsunya sendiri.

Banyak bersyukurlah kepada Allah
Atas nikmat-nikmatnya yang tak terhitung jumlahnya
Yang telah dikaruniakan kepadamu
Ini merupakan cara yang indah
Untuk mempertebal keyakinanmu kepada-Nya
Dan hal inipun dapat MEMPERBANYAK NIKMAT-NYA untukmu.

Ketika engkau menjalani masa-masa yang penuh kepedihan,
Ingatlah bahwa Allah pernah memberimu masa-masa
Yang penuh dengan kebahagiaan.
Dia sedang menguji kesabaran dan kemampuanmu
Untuk mengingat nikmat dan kebaikan Yang telah diberikan-Nya kepadamu.
Ucapkanlah "ALHAMDULILLAHI A'LA KULLI HAAL
(segala puji bagi Allah atas kondisi bagaimanapun) "

Abu Darda berkata : " SEMULIA-MULIA HAMBA DISISI ALLAH TA'ALA
ADALAH MEREKA YANG MEMPERHATIKAN PERJALANAN
MATAHARI DAN BULAN"
Saat ditanya oleh para kawan,
"Apakah Mereka Tukang Azan?"
Abu Darda menjawab : Bukan,
"MEREKALAH YANG MEMPERHATIKAN DAN
BENAR-BENAR MENJAGA WAKTU SHALAT"

***
Manusia yang paling bahagia adalah
Orang yang dapat menebar kebahagiaan-
kepada Orang banyak

(Saduran bebas dari berbagai sumber)

Oleh Bulan Cahaya @ Discussion Board

Read more...

A L L A H...

Demi kemuliaan dan kebesaran-KU
Dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-KU di atas Arsy
Aku akan mematahkan harapan orang
Yang berharap kepada selain AKU dengan kekecewaan.
Akan AKU pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia.
AKU singkirkan ia dari mendekati-KU,
Lalu AKU putuskan hubungan-KU dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain AKU
Ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan,
Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-KU
Dan hanya AKU yang dapat menyingkirkannya.
Mengapa ia berharap kepada selain AKU dengan mengetuk pintu-pintu lain,
Padahal pintu-pintu itu tertutup?
Walhal hanya pintu-KU yang terbuka bagi siapa pun
Yang berdoa memohon pertolongan dari-KU`.
Siapakah yang pernah mengharapkan AKU
Untuk menghalau kesulitannya lalu AKU kecewakan?

Siapakah yang pernah mengharapkan keampuanan-KU
Kerana dosa-dosanya yang besar, lalu AKU putuskan harapannya?
Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-KU lalu tidak AKU bukakan?

AKU telah mengadakan hubungan langsung
Antara AKU dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-KU.
Akan tetapi, mengapakah mereka bersandar kepada selain AKU?
AKU telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-KU,
Tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-KU?

Dan AKU pun telah memenuhi langit-KU
Dengan para Malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-KU,
Lalu AKU perintahkan mereka
Supaya tidak menutup pintu antara AKU dengan hamba-hamba-KU.
Akan tetapi mengapa mereka tidak pernah percaya kepada firman-firman-KU?

Tidakkah mereka mengetahui
Bahawa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang AKU tutunkan
Tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali AKU?
Akan tetapi, mengapa AKU melihat
Ia dengan segala angan dan harapannya itu selalu berpaling dari-KU?
Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain AKU?

AKU telah memberikan kepadanya segala kemurahan-KU
Tanpa ia harus meminta terlebih dahulu.
Ketika semua itu AKU cabut kembali darinya,
Lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-KU
Untuk segera mengembalikannya,
Tetapi sebaliknya meminta pertolongan kepada selain AKU?

Apakah AKU yang memberi sebelum diminta,
Lalu ketika dimintai semula tidak AKU berikan?
Apakah AKU ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hamba-KU?
Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-KU?
Tidakkah semua rahmat dan kurniaan itu berada di tangan-KU?
Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-KU?
Tidakkah hanya AKU tempat bermuaranya semua harapan?
Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-KU?

Dan semua yang AKU berikan tidak akan mengurangi kekayaan-KU
Meskipun sebesar debu.
Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang,
Sedangkan AKU mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-KU.
Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada-KU
Dan tidak merasa AKU memerhatikannya
Dan tetap juga melakukan perbuatan haram seraya tidak merasa malu kepada-KU....

{Diinterepetasikan berdasar HADITH-HADITH QUDSI yang diceritakan oleh Ibn Husain dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim & At-Tirmidzi serta Ibn Hibban}

Read more...

CAHAYA ALLAH

>> Friday, September 4, 2009

Kebahagiaan, keikhlasan dan pertolongan
Semuanya adalah kutipan dari Cahaya Allah
Yang diberikan dalam hati setiap mukmin, semuanya berasal dari Allah.
Adapun kesedihan, kebencian dan dosa , semuanya terjadi karena kerasnya hati dan jauhnya diri kita dari Allah.

Mengapa kita menjauh dari Cahaya Allah?
Mengapa kita lupa dan lalai?
Mengapa hati kita begitu keras?

Jawabannya adalah :

1. Rasulullah bersabda;
“HATI DINAMAKAN DENGAN HATI ITU , KARENA SERINGNYA MEMBOLAK-BALIK (TIDAK TETAP PENDIRIANNYA) OLEH TERPAAN ANGIN, SEHINGGA TERLIHAT BAGIAN LUAR DAN DALAMNYA SECARA BERGANTIAN ( HR Ahmad, Musnad Ahmad Hadis ; 18830)

2. Terkadang orang mempunyai PENGHALANG yang dapat menghalangi mata, telinga dan hatinya, sehingga tertutup dari cahaya Allah.
Akhirnya dia semakin jauh dari Allah, lupa dan melakukan dosa
Seperti seorang yang menjadikan berbagai nyanyian sebagai teman hidup yang tidak bisa dipisahkan.
Atau mempunyai sahabat yang justeru menjauhkan dia dari Allah,
Atau seperti orang yang tidak memiliki angan-angan selain menceritakan keburukan orang lain (ghibah)
Atau orang yang telah tertutup hatinya, kecuali dengan hal-hal yang menyesatkan
Dan mencintai hal-hal seperti menyibukkan diri dengan berbagai situs tak layak (seperti film-film porno dsb).

“ SEKALI-KALI TIDAK (DEMIKIAN ). SEBENARNYA APA YANG SELALU MEREKA USAHANKAN ITU TELAH MENUTUPI HATI MEREKA. SEKALI-KALI TIDAK , SESUNGGUHNYA MEREKA PADA HARI ITU (HARI KIAMAT NANTI) BENAR-BENAR TERHALANG DARI (MELIHAT) RABB MEREKA ( Qs Al-Muthaffifiin :14-15)

3. Lalai akan pentingnya MAKANAN bagi hati.
Hati membutuhkan makanan yang dapat menjadikannya kuat sebagaimana makanan yang dibutuhkan oleh lambung.
Ruh makanan bagi hati adalah ibadah.
Dan hal terpenting adalah Shalat.
Shalat adalah penggerak hidayah.
Shalat menjauhkan diri dari pekerjaan keji dan mungkar,
menyebabkan kita mendapatkan kebaikan.
Barangsiapa yang meninggalkannya dengan alasan apapun , niscaya hatinya akan diliputi kesedihan.

“DAN BARANGSIAPA BERPALING DARI PERINGATAN-KU , MAKA SESUNGGUHNYA BAGINYA PENGHIDUPAN YANG SEMPIT; DAN KAMI AKAN MENGHIMPUNKANNYA PADA HARI KIAMAT NANTI DALAM KEADAAN BUTA" (Qs Thaahaa ; 124)

Kehidupan yang sempit itu artinya kesedihan dan kekecewaan bagi setiap orang yang jauh dari Allah.

4.Lupa akan satu HARI saat wajah seseorang cerah bercahaya, ataupun sebaliknya menjadi muram hitam legam yaitu saat HARI KIAMAT.
Orang yang lupa akan akhiratnya tidak akan berbuat apapun untuk menghadapinya, dan yang pasti, hatinya akan lupa dan semakin menjauh dari Allah.

5.Lupa dari KEKUASAAN Allah :
“ DAN MEREKA TIDAK MENGAGUNGKAN ALLAH DENGAN PENGAGUNGAN YANG SEMESTINYA, PADAHAL BUMI DAN SELURUHNYA DALAM GENGGAMAN –NYA PADA HARI KIAMAT NANTI DAN LANGIT DIGULUNG DENGAN TANGAN KANAN-NYA. MAHA SUCI ALLAH DAN MAHA TINGGI DIA DARI APA YANG MEREKA PERSEKUTUKAN” (Qa Az-zumar ; 67)

Allah mempunyai sifat Al-'Alim yang berarti maha mengetahui.
Dia mengetahui apapun yang anda lakukan.
Dia juga Maha Melihat (Al-Bashir); Dia melihat anda dalam keadaan anda sedang taat atau maksiat.
Dia juga Maha Kuasa (Al-Qadir); Dia bisa mengambil seluruh nikmat hidup anda secara tiba-tiba.
Sebaliknya , dia juga berkuasa memberikan petunjuk kepada Anda secara tiba-tiba juga.

Karena itu anda memiliki perasaan bahwa Allah selalu bersama anda dalam setiap langkah dan keadaan.

Hasan Al-Basri berkata :
“MALULAH, KARENA ALLAH MELIHAT DAN MENGETAHUI SEGALA KEADAAN ANDA, TERLEBIH KETIKA ENGKAU SEDANG MELAKUKAN HAL-HAL YANG DILARANG”

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), BERTAQWALAH kepada Allah dan BERIMANLAH kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan RAHMAT (KASIH SAYANG)-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu CAHAYA yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dengannya dan Dia MENGAMPUNI kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS AL-HADID:28)

Oleh Bulan Cahaya
(Dari berbagai sumber)
=BC/31/08/09=

Read more...

Nama-nama Bulan Ramadhan

>> Thursday, September 3, 2009

Jika dilihat dari fungsinya, syahru (bulan) Ramadhan memiliki beberapa nama, antara lain sebagai berikut:
Syahrul Qur’an, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al-Qur’an. Bahkan sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan pada bulan yang mulia ini. Hal ini berdasarkan pada firman-Nya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
Syahrush Shiyam, yaitu bulan diwajibkannya berpuasa bagi orang-orang yang beriman. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala (kepada Allah), maka diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syahrut Tilawah, yaitu bulan untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an. Ibnu Abbas ra. meriwayatkan: Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah terlebih-lebih dalam bulan Ramadhan, bulan di mana beliau selalu ditemui Jibril. Jibril menemui beliau setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarus Al-Qur’an. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syahrur Rahmah, yaitu bulan ketika Allah SWT lebih banyak melimpahkan rahmat-Nya. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda, Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, apabila tiba awal malam Ramadhan, Allah ‘Azza wa Jalla memandang mereka, dan barangsiapa yang dipandang oleh Allah, maka selamanya Allah tidak akan mengadzabnya. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari di sisi Allah lebih harum daripada aroma minyak misik/kasturi. Ketiga, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka setiap siang dan malam hari. Keempat, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kepada surga-Nya dengan berfirman kepadanya: “Bersiap-siaplah dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-Ku. Kamu sekalian telah dekat dengan saat beristirahat dari keletihan hidup di dunia dan kembali ke kampung-Ku dan rahmat-Ku”. Kelima, apabila telah tiba akhir malam (Ramadhan), Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka semua. Seseorang dari kaum (sahabat) bertanya, “Apakah itu pada saat Lailatul Qadar, wahai Rasulallah?” Beliau bersabda, Tidak! Tidakkah engkau melihat para pekerja yang terus bekerja, jika mereka itu beristirahat dari kerjanya, mereka tetap memperoleh gaji? (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Bazzar)
Syahrun Najah, yaitu bulan dibebaskannya dari adzab api neraka. Rasulullah SAW bersabda, Tiada seorang hamba pun yang berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan dengan puasa satu hari itu Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syahrush Shabri, yaitu bulan untuk mendidik, melatih, dan menempa pribadi muslim agar selalu bersifat sabar. Yakni, bersabar dalam menunaikan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dan sabar ketika ditimpa musibah, supaya dirinya menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana firman-Nya: Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS. Fushshilat [] : 34-35)
Syahrul Muwasah, yaitu bulan untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang berhajat atau memerlukan pertolongan. Jadikan Ramadhan sebagai sarana saling tolong menolong dalam kebaikan.
Syahrul Jud, yaitu bulan untuk meraih keikhlasan dengan cara memperbanyak sedekah, memberi bantuan kepada fakir miskin, menginfakkan sebagian harta dan telah dikaruniakan Allah kepadanya, dan lainnya. Dalam sebuah hadits disebutkan: Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah terlebih-lebih dalam bulan Ramadhan, bulan di mana beliau selalu ditemui Jibril. Jibril menemui beliau setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah SAW ketika ditemui oleh Jibril beliau lebih pemurah dengan kebaikan melebihi angin yang kencang. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Syahrul Huda, yaitu bulan turunnya petunjuk.
Syahrul Fath, yaitu bulan kemenangan.
Syahrul Ibadah, yaitu bulan untuk memperbanyak amaliah ibadah.
Syahrul Jihad, yaitu bulan untuk berjihad melawan hawa nafsu.
Syahrul Ghufran, yaitu bulan penuh ampunan. Wallahu ‘alam. (Baihaqi Nu’man)

Read more...

Bersiap untuk Kematian

"Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya; berbahagialah orang yang membangun kuburan sebelum ia dimasukkan ke liang kubur; dan berbahagialah orang yang ridha bertemu Rabbnya sebelum ia dipanggil menemui-Nya."



Liang lahad tanpa bekal sama dengan berlayar di laut tanpa kapal.” (Abu Bakar al-Shiddiq Ra *)



Setiap diri akan kembali ke hadirat-Nya Yang Maha Agung di alam keabadian. Liang lahad adalah persinggahan pertama untuk memasuki alam keabadian. Kematian adalah sebuah hukum di mana semua manusia akan menjalaninya dan merupakan ketukan pertama gerbang persinggahan menuju akhir siklus waktu. Sebab dunia yang kita diami ini bukanlah tempat tinggalnya abadi.

Di liang lahad semua manusia akan tidur panjang untuk selanjutnya akan dibangkitkan menuju alam keabadian. Ke alam keabadian itulah perjalanan spiritual semua manusia menuju. Ke sana pula kaki kita sedang melangkah dengan pasti. Hari ini, di sini, milik kita. Esok adalah milik kematian. Orang-orang yang “mati” sebelum mati sering berharap dapat lolos dari rahang kematian. Padahal itu sebuah kemustahilan yang tidak ada seorang pun meragukannya.

Yahya bin Mu'adz al-Razi melukiskan kebahagiaan orang yang melakukan persiapan sebelum memasuki persinggahan pertamanya, "Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya; berbahagialah orang yang membangun kuburan sebelum ia dimasukkan ke liang kubur; dan berbahagialah orang yang ridha bertemu Rabbnya sebelum ia dipanggil menemui-Nya."

Di alam keabadian itulah segala peristiwa eskatologis benar-benar akan dialami oleh setiap manusia: keberuntungan, kerugian, kebangkitan, kegoncangan, timbangan, pertanggungjawaban, kolam, titian, surga, neraka, dan lain-lainnya. Dalam pandangan Islam beriman kepada Allah Swt dengan mengesakan-Nya, mentaati Allah dan Rasul-Nya, yakni merealisasikan perintah-perintah wahyu dan mengaktualisasikan pola-Nya merupakan satu-satunya tangga yang akan mengantarkan perjalanan panjang hidup manusia kepada kemenangan (al-falah) yang sejati dan membuahkan kebahagiaan hakiki yang abadi.

Al-Qur`an melukiskannya sebagai berita yang harus disampaikan ke seluruh ummat manusia. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS, al-Baqarah [2]: 25).

Sebaliknya, orang yang tidak melakukan perintah-perintah-Nya, yakni tidak mematuhi segala aturan dan pola-Nya, berarti tidak memiliki bekal untuk memasuki tempat perisnggahan menuju alam keabadian. Ia akan menerima hukuman, penderitaan, dan kesengsaraan sebagai akibat kegagalan manusia dalam memanfaatkan ruang dan waktu yang dianugerahkan Allah kepadanya; akibat kegagalannya dalam mendayagunakan potensi diri dan kebebasannya secara tepat hingga tak memiliki bekal apapun untuk memasukinya dan menghadap ke hadirat-Nya.

“Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” (QS, Ali ‘Imran [3]: 56). []


*Nama asli Abu Bakar al-Shiddiq adalah Abdullah bin Abu Qahafah dari Bani Taim. Dalam sejarah ia dikenal sebagai laki-laki yang pertama kali memeluk Islam dan melepas kedudukan dan posisi di kaumnya demi mengikuti Rasulullah Saw. Ia dikenal dengan sebutan al-Shiddiq dikarenakan pembenaran dan penerimaannya terhadap kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw pada saat sebagian besar orang-orang Islam ketika itu dilanda keraguan. Pada waktut Rasulullah Saw hijrah ke Madinah Abu Bakarlah yang menemaninya di Gua Hira. Ia adalah ayah Asma dan Aisyah, ummulmu`minin. Ketika Rasulullah Saw sedang sakit Abu Bakarlah yang menggantikan Rasul sebagai imam shalat. Ia dibaiat sebagai Khalifah di hari Saqifah bani Sa’idah sepeninggal Rasulullah Saw. Dalam kekhalifahannya ia pernah melakukan peperanag besar yang dikenal sebagai perang riddah. Perang ini dalam sejarah Islam dipandang sebagai penumpasan terhadap pemberontakan pertama sepeninggal Rasulullah Saw. Pemberontakan ini dilakukan oleh orang-orang murtad. Abu Bakar adalah orang pertama dari 10 orang yang dijanjikan surga. Ia meninggal tahun ke-13 H setelah memangku jabatan khilafah selama 2 tahun 5 bulan.



Ustadz Abu Ridha (Era Muslim)


Read more...

Ciri-ciri Lailatul Qodr

Dinamakan lailatul qodr karena pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah swt untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di tahun ini, sebagaimana firman Allah swt :


إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿٤﴾
أَمْرًا مِّنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ﴿٥﴾


Artinya : ”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad Dukhan : 3 – 5)

Al Qurthubi mengatakan bahwa pada malam itu pula para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Lailatul Qodr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya :


تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾


Artinya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)

Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :

1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.

2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)

3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Terkait dengan berbagai tanda-tanda Lailatul Qodr yang disebutkan beberapa hadits, Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan,”Semua tanda tersebut tidak dapat memberikan keyakinan tentangnya dan tidak dapat memberikan keyakinan yakni bila tanda-tanda itu tidak ada berarti Lailatul Qodr tidak terjadi malam itu, karena lailatul qodr terjadi di negeri-negeri yang iklim, musim, dan cuacanya berbeda-beda. Bisa jadi ada diantara negeri-negeri muslim dengan keadaan yang tak pernah putus-putusnya turun hujan, padahal penduduk di daerah lain justru melaksanakan shalat istisqo’. Negeri-negeri itu berbeda dalam hal panas dan dingin, muncul dan tenggelamnya matahari, juga kuat dan lemahnya sinarnya. Karena itu sangat tidak mungkin bila tanda-tanda itu sama di seluruh belahan bumi ini. (Fiqih Puasa hal 177 – 178)

Perbedaan Waktu Antar Negara

Lailatul qodr merupakan rahasia Allah swt. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Carilah dia (lailatul qodr) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil.” (HR. Bukhori Muslim).

Dari Abu Said bahwa Nabi saw menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhotbah. Dalam khutbahnya beliau saw bersabda,”Sungguh aku diperlihatkan Lailatul qodr, kemudian aku dilupakan—atau lupa—maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil.” (Muttafaq Alaihi)

Pencarian lebih ditekankan pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah saw bermimpi tentang Lailatul Qodr di tujuh malam terakhir. Menanggapi mimpi itu, Rasulullah saw bersabda,”Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Karena itu barangsiapa hendak mencarinya maka hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir.”

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tdak mampu maka janganlah ia dikalahkan di tujuh malam terakhir.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ath Thayalisi)

Malam-malam ganjil yang dimaksud dalam hadits diatas adalah malam ke- 21, 23, 25, 27 dan 29. Bila masuknya Ramadhan berbeda-beda dari berbagai negara—sebagaimana sering kita saksikan—maka malam-malam ganjil di beberapa negara menjadi melam-malam genap di sebagian negara lainnya sehingga untuk lebih berhati-hati maka carilah Lailatul Qodr di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Begitu pula dengan daerah-daerah yang hanya berbeda jamnya saja maka ia pun tidak akan terlewatkan dari lailatul qodr karena lailatul qodr ini bersifat umum mengenai semua negeri dan terjadi sepanjang malam hingga terbit fajar di setiap negeri-negeri itu.

Karena tidak ada yang mengetahui kapan jatuhnya lailatul qodr itu kecuali Allah swt maka cara yang terbaik untuk menggapainya adalah beritikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.

Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Lailatul Qodr

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”

Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai lailatul qodr adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)

Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan lailatul qodr agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.

Wallahu A’lam

From Era Muslim : Ustadz Sigit Pranowo, Lc

Read more...

AYAHKU

Seorang anak gadis yang baru ditinggalkan mati ayahnya menangis sedih di makam sang ayah. Diantara isak tangisnya, terdengar lirihannya :

* "Wahai ayahku, engkau telah KUKAFANI dengan sebungkus kafan, tetapi masihkan engkau mengenakan kafan itu besok? Aku telah meletakkan tubuhmu yang segar bugar dalam kubur, masih bugarkah engkau atau sudah mulai digerogoti cacing?

* Ayahku , orang-orang alim mengatakan bahwa semua hamba besok akan DITANYA tentang imannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab , tetapi ada yang cuma membisu. Adakah ayah nanti bisa menjawab, atau hanya membisu?

*Ayahku, orang alim berkata, bahwa kuburan itu bisa dibuat LUAS atau SEMPIT. Bagaimanakah kuburan ayah , bertambah luaskah atau menyempit?

* Ayahku , orang alim pun berkata, bahwa KAIN KAFAN orang yang meninggal ada yang diganti dengan kain kafan surga dan ada pula yang diganti dari neraka. Kain kafan yang mana yang ayah gunakan sekarang?

* Ayahku, orang alim berkata, bahwa KUBURAN itu merupakan secuil taman dari taman di surga, tapi bisa juga merupakan sebuah lubang dari lubang neraka. Yang kupikirkan , bagaimana kuburan ayah sekarang? Taman surgakah atau lubang neraka?

* Ayahku , orang alim berkata bahwa LIANG KUBUR bisa menghangati mayat dengan memeluknya seperti pelukan ibu kepada anaknya, tetapi bisa juga merupakan lilitan erat yang meremukkan tulang-tulang si mayat. Bagaimana keadaan tubuh ayah sekarang, pelukan manakah yang ayah rasakan?

* Ayahku, orang alim berkata , orang yang dikebumikan itu ada yang MENYESAL mengapa dulu semasa hidupnya tidak memperbanyak amalan bagus , tetapi malahan mengumbar maksiat. Yang kutanyakan pada ayah, apakah ayah termasuk yang menyesal karena perbuatan maksiat , ataukah yang menyesal karena sedikit melakukan amal kebagusan?

* Ayahku , dahulu setiap aku MEMANGGILMU tentu engkau menjawab, tetapi kini engkau kupanggil-panggil tak lagi mau menjawab. Engkau kini telah berpisah denganku dan tak bertemu lagi sampai hari kiamat, Semoga Allah tidak menghalangi perjumpaanku denganmu"

Seandainya pertanyaan ini yang mengajukannya adalahANAK KITA yang kita cintai , yaitu pada hari kita mati dan baru dikubur, bagaimana perasaan kita?...
Mampukah kita menjawabnya?...

(Ir Permadi Alibasyah "Sentuhan kalbu")
=BC/01/09/09=

Read more...

Total Pageviews

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP