TITIK BALIK PERUBAHAN

>> Tuesday, January 26, 2010

SEDIKIT SAJA ANAK PANAH BERGESER FOKUSNYA, MAKA AKAN TERJADI PERGESERAN SANGAT BESAR DARI TITIK BIDIK. PERUBAHAN KECIL PADA MASA SEKARANG ,AKAN MEMBAWA PERUBAHAN BESAR DIMASA YANG AKAN DATANG

***

Tersebutlah seorang pemuda ahli maksiat. Tiada satu haripun dia lalui kecuali dia gunakan untuk mabuk-mabukkan, berjudi, main wanita dan sederet kemaksiatan lainnya.
Suatu malam dia berkeliling mencari wanita yang mau diajak kencan.Pucuk dicinta ulampun tiba. Dari sebuah rumah berlentera terang, terdengar olehnya suara merdu. Pemuda itu segera tahu bahwa didalam rumah berdiam seorang wanita cantik tak bersuami, dan tanpa pikir panjang diapun segera masuk. Namun ketika sudah berada di dalam rumah, dia malah tertegun. Dia melihat wanita tersebut sedang membaca Al-quran.

Diapun semakin terhanyut, tatkala mendengar wanita itu membaca ayat ke-16 dari QS Al-Hadid (57); “BELUM TIBAKAH WAKTUNYA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN UNTUK TUNDUK HATI MEREKA UNTUK MENGINGAT ALLAH DAN KEPADA KEBENARAN YANG TELAH TURUN KEPADA MEREKA?”
Sontak saja hati sang pemuda tergetar. Ayat itu seakan-akan ditujukan kepadanya. Hatinya yang sekian lama dibaluri karatan dosa seakan terkuak. Cahaya Iman yang telah sekian lama padam kini bersinar kembali. Saat itu, ambruklah nafsu syahwatnya. Dia tertunduk lesu dan menangis.Dia berlari ke mesjid untuk bersujud kepada Allah yang telah lama dilupakannya.

Sejak peristiwa itu, kelakuan sang pemuda berubah 180 derajat. Dia larut dalam ibadah dan mencari ilmu. Pemuda itu bernama Fudhail bin’ Iyadh. Kemudian dia dikenal sebagai Sufi dan ulama besar pada zamannya.

***

Sedikit saja anak panah bergeser fokusnya, maka akan terjadi pergeseran sangat besar dari titik balik. Perubahan kecil pada masa sekarang, akan membawa perubahan besar dimasa yang akan datang. Karena itu , kemampuan memilih sikap bisa mengubah total kehidupan seseorang dimasa datang. Itulah yang terjadi pada Fudhail bin ‘Iyadh.

Hanya lewat satu peristiwa , dia mengubah haluan hidupnya, sehingga berubah pula perjalanan nasibnya, dari seorang ahli maksiat menjadi ahli Taat yang namanya terus abadi hingga berabad-abad lamanya. “TEGURAN” dari Allah benar-benar menohok jiwanya, hingga dia tersadarkan dari tidur panjang berselimutkan kejahiliyahan.

Tiada diragukan lagi, hidayah Allah-lah yang menjadikan seseorang berubah. Namun hidayah dari Allah bukan barang Gratisan, karena ia harus dicari. Tidak bisa kita mengatakan bahwa Allah belum memberi kita hidayah, sementara hidayah Allah bertebaran dimana-mana, disetiap waktu, disetiap tempat dan disetiap peristiwa. Masalahnya mau atau tidak kita mengambilnya.

Andaikan hidayah itu Televisi, maka kita harus berikhtiar agar dapat menyalakannya.
Andaikan Hidayah itu ada di majelis Ilmu , kita harus rajin mendatanginya.
Andaikan hidayah itu ada dalam doa, rajin-rajinlah berdoa memohon hidayah.
Berdoalah untuk diri sendiri, untuk pasangan hidup, untuk orang tua, untuk anak cucu, untuk sanak saudara, serta orang-orang yang kita kenal maupun tidak kita kenal. Orang yang belum pernah berbuat baik maupun orang yang pernah menzalimi kita.

Sekali lagi Allah Ta’ala menebarkan kunci-kunci hidayah disekitar kita.
Didalam setiap peristiwa yang ditakdirkan , terkandung limpahan hidayah yang bisa membuat seseorang terbangkitkan energi dirinya.
Ada yang berubah ketika ditinggal mati orangtuanya.
Ada yang berubah ketika mendapat hinaan dari atasannya,
Ada yang berubah ketika bangkrut usahanya,
Ada yang berubah ketika mendapat nasehat dari orang berilmu,
Ada yang berubah ketika dia masuk penjara,
Ada yang berubah ketika patah hati dan dikecewakan,
Ada yang berubah ketika melihat bening mata bayi kecilnya, dsb.
Bahkan jatuhnya sebutir Apel dari pohon dapat mengubah wajah dunia secara keseluruhan, seperti yang terjadi pada Isaac newton. Jatuhnya Apel telah menginspirasinya untuk menemukan Hukum relativitas.

Yang terpenting maukah kita membuka hati dan pikiran?
Maukah kita belajar serta mau mengakui kelemahan diri?
Jika hal ini dilakukan , akan lebih mudah bagi kita untuk meraih limpahan hidayah Allah, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Namun jika belum mau juga, tampaknya kita harus menderita terlebih dulu sebelum melakukan perubahan.
Biasanya penderitaan Efektik mengubah seseorang

***

(Dikutip dari “ Mengantar Ginjal Ke Surga” karya Eman Sulaiman )

Read more...

KITA HARUS BERUBAH

>> Thursday, January 21, 2010

Oleh : Bulan Cahaya

Tidak sedikit orang dewasa yang hidup dalam masa lalu
Atau yang hidup dalam pengandaian masa depan.
Bahkan lebih banyak lagi yang tidak mengetahui
Bahwa dia seharusnya hidup sepenuhnya hari ini.

Jadikanlah diri anda orang yang mencontohkan kegembiraan
Jadikan diri anda orang yang memenangkan kehidupan
Memberi semangat bagi yang berputus asa
Menjadi penerang dalam kegelapan
Menjadi pemerhati dan penolong bagi penderitaan orang lain
Orang yang beruntung adalah orang yang memberi manfaat dalam kehidupan

Nyawamu adalah serpihan indah dari keberadaan Tuhan
Jiwamu adalah titisan dari Cinta Kasih dan Sayang Tuhan
Yang dia titipkan pada kemuliaan hatimu.
Dan akan kembali pada Allah saat pelayananmu selesai dalam kehidupan ini.

Bila kau mempunyai kekuatan
Mengapa tidak kau gunakan kekuatanmu
Untuk mengadakan perubahan-perubahan kecil
Yang mengantarkanmu pada keberhasilan pada hari kebebasan?

Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan
Tetapi tidak cukupnya tindakan yang dilakukan

Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahanmu
Tetapi kurangnya penggunaan dari pemikiran dan kecerdasan

Bukan banyaknya hambatan yang menghalangi keberhasilanmu
Tetapi banyaknya keraguan yang merasuk jiwamu ,
Yang kau biarkan tumbuh dan berkembang

Bukan karena kau lemah tidak mempunyai kekuatan yang menyebabkan kegagalanmu
Tetapi kelemahan jiwamu yang membayangkan kegagalan
Bahkan sebelum kau memulainya....

Bukan kemiskinan yang menghalangi kesuksesanmu
Tetapi pemikiran tentang dugaan-dugaan yang belum tentu kau temui
Lihatlah disekelilingmu, berapa banyak orang sukses berasal dari keluarga sederhana, papa, kurang mampu dan miskin, tetapi mereka tidak miskin jiwa dan mereka kaya hati...
Dan kau adalah salah satu dari mereka yang kaya jiwa dan kaya hati...

Kapan kau akan memulainya?
Ambil Tindakan...!
Berani mengambil tindakan akan membangun keberadaan dirimu
Menjadi kebanggaan turunanmu dan Allah pun bangga padamu
Bangunkan keberanianmu dalam mengambil tindakan
Untuk mengadakan perubahan
Hingga kau membangun kemuliaan dirimu

Hanya orang-orang yang menyadari dirinya berada dalam suatu perjalanan -
yang berkelanjutan yang akan membangun kualitas prima ,
Yang akan berada dalam puncak keberhasilan
Dunia adalah perjalanan yang harus diisi dengan segala kebaikan
Untuk mencapai puncak keberhasilan
Dan Puncak keberhasilan itu adalah kehidupan akhirmu kelak

Hiduplah dalam batasan hari ini
Hari yang setiap detiknya, setiap menitnya, setiap waktunya
Harus diinvestasikan untuk kebahagiaanmu kelak

Tidak usah hidup dalam bayang-bayang masa lalu yang dapat melemahkan jiwamu,
Bila masa lalu itu penuh kesedihan.
Tidak ada yang bisa diambil dari masa lalu kecuali pelajaran dan penasehat
Agar langkah tidak kembali salah...

Jangan berangan-angan tentang masa depan
Karena masa depan belum tentu datang

Hiduplah dalam batasan hari ini, yang setiap detiknya diisi dengan segala kebaikan
Bila hari ini baik, maka hari esokpun akan lebih baik
Hari esokmu ditentukan bagaimana kamu di hari ini.
Sebab hari esok akan menjadi "hari ini" pada keesokan harinya.

Hidup adalah kesempatan dan tindakan
Hidup adalah mengkonversikan kesempatan menjadi kenyataan
Hidupmu adalah hari ini, hari yang engkau isi dengan segala kebaikan
Hidupmu adalah perubahan yang dinamis
Jadikan hari ini sebagai kesempatan
Untuk menjadi pribadi yang baik dan mulia disisi Tuhanmu...
InsyaAllah...

***
Jibril pernah berkata kepada Rasulullah SAW :
1. Wahai Muhammad, hiduplah engkau seberapapun lamanya , namun engkau pasti akan mati.
2. Cintailah siapa saja yang engkau sukai , namun engkau pasti akan berpisah dengannya
3. Beramallah semaumu, namun engkau pasti akan mendapat balasannya “
Setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan ( berupa pahala disurga); begitu pula sebaliknya, setiap amal yang buruk pasti dibalas dengan keburukan ( dalam bentuk siksaan di neraka)
Wallahuaalam bishowab

BC20012010

Read more...

HIDUPKAN JIWAMU

>> Wednesday, January 20, 2010

Oleh : Bulan Cahaya

Semua perjalanan adalah perjalanan kejiwaan
Kehidupanmu adalah kehidupan jiwamu
Kita semua adalah jiwa yang sedang hidup dalam raga
Kita tumbuh dari jiwa mulia yang suci
Untuk Jiwa yang damai di dalam diri yang baik dan cemerlang

Kehidupan adalah kehidupan jiwamu
Jiwamu lah yang menjadikan dirimu agar menjadi seseorang

Hatimu adalah wajah dari jiwamu
Maka kenakanlah wajah terbaik dari jiwamu
Agar kehidupan memperlakukanmu dengan indah
Yang tumbuh dari jiwa yang rupawan

Jadikan dirimu menjadi kerinduan jiwamu
Jadikan kesadaran sebagai warna kekuatan dan kesabaran
Jadikan keikhlasan sebagai kekuatan dari pekerjaanmu
Jadikan Keberserahan sebagai kekuatan penantian hasilmu

Didalam kecanggihan pikiran dan kepekaan rasa
Engkau menukar kekuatan dengan ketakutan
Kenikmatan apa lagikah yang masih kau pertahankan dari rasa takutmu?

Berkasih sayanglah kau pada dirimu
Dia... Dirimu, mungkin banyak berteman
Tetapi sebetulnya dia sendiri...

Dia mungkin banyak melantunkan canda dan tawa untuk orang lain
Tetapi sebetulnya dia tersiksa dengan kelambanan hidupnya sendiri

Dia mungkin banyak menghibur orang lain...
Tetapi sebenarnya dia bersedih dalam kesepian jiwanya

Duduk dan berbincanglah dengan-Nya
Yang Maha Rahman , Yang Maha Pengasih

Hidupkanlah jiwamu
Jangan lah lemah dalam hidupmu
Hidup itu harus kuat, tegar, hebat, luas dan bermanfaat
Yang sederhana itu adalah sikapnya

Muliakanlah dirimu, hidupkanlah jiwamu
Tempatkanlah kesedihan itu pada posisinya...
Kesedihan dalam urusan dunia dapat menggelapkan hati
Kesedihan dalam urusan akhirat bisa menerangi hati

Orang yang mulia tidak akan durhaka pada Allah
Orang yang bijaksana tidak akan memilih dunia
dengan meninggalkan akhirat

Bersikap simpatik dengan orang lain
adalah bagian dari kecerdasan akal

Bertanya dengan cara yang baik
adalah bagian dari ilmu

Dan kepandaian memanage
adalah bagian dari penghidupan

Maka hidupkanlah jiwa duniamu
untuk kehidupan jiwa akhiratmu
Dan hiduplah dalam limpahan Cinta yang berkah

***
Barangsiapa yang menjauhi keduniawian
niscaya akan dicintai Allah

Barangsiapa yang menjauhi dosa-dosa
niscaya akan dicintai malaikat

Barangsiapa yang meninggalkan ketamakan terhadap milik orang lain
niscaya akan dicintai orang lain


BC19012010

Read more...

Ya Rabb, Ampuni Dosa Kami...

Oleh: Laila Nurul Muna

Pernahkah kita menghitung dosa yang kita lakukan
dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun,
bahkan sepanjang usia kita ?.

Andaikan saja kita bersedia menyediakan kotak kosong,
lalu kita masukkan semua dosa-dosa yang kita lakukan,
kira-kira, apa yang terjadi ?

Saya menduga kuat bahwa kotak tersebut tak berbentuk
kotak lagi, karena tak mampu menahan muatan dosa kita.

Bukankah kita seringkali mendahulukan pekerjaan
pada saat adzan memanggil,
dan membiarkan mesjid kosong sehari-harinya,

Bukankah kita pernah menahan orang miskin ?
Menghitung-hitung apa yang kita punya,
namun seringkali sulit untuk berbagi
kepada mereka yang membutuhkan,

Bukankah kita pernah merasa diri paling benar, paling
pintar dari orang lain, ta'adjub, riya, sombong, marah
yang tak pada tempatnya, angkuh, congkak, hebat, dan
tinggi dari orang lain ?

Bukankah karena lidah kita, tangan kita, badan, kaki
kita, mata dan hati kita pernah menyakiti manusia lainnya ?


Bukankah kita sering tak mau menolong orang yang
meminta bantuan pada kita, menolong saudara kita yang
dalam kesulitan, walaupun kita sanggup menolongnya ?.

Bukanlah sering kita mengecewakan orang tua kita,
pasangan kita, anak-anak kita atau orang -orang terdekat kita,

Daftar ini akan bisa semakin panjang dan panjang bila
diteruskan…

Lalu apa yang harus kita lakukan ?

Allah SWT berfirman dalam surat Az Zumar ( 39 : 53 )

" Katakanlah wahai hamba-hambaku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya ( kecuali syirik ). Sesungguhnya
Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang. "

Indah benar ayat ini,
Allah menyapa kita dengan panggilan yang bernada teguran,
namun tidak diikuti kalimat yang berbau murka.
Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa
dari rahmat (kasih saying) Allah.
Allahpun menjanjikan kita untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Karena itu, kosongkanlah lagi kotak-kotak yang penuh tadi
dengan bertaubat kepadaNya.
Kita kembalikan kotak itu seperti keadaannya semula,
kita kembalikan jiwa kita kepada jiwa yang fitri dan bersih.

Jika kita punya onta lengkap dengan segala
perabotannya, lalu tiba-tiba onta itu hilang,
bukankah kita sedih?

Bagaimana pula jika onta itu tiba-tiba kembali
berjalan menuju kita lengkap dengan segala perbekalannya,
bukankah kita merasa bahagia ?

Rasulullah SAW bersabda :
daripada kembalinya onta yang hilang dan perbekalannya,
“Ketahuilah Allah akan lebih senang lagi melihat hambaNya
yang berlumuran dosa bertaubat dan kembali kepadaNya”.

Allah berfirman : " Kembalilah kamu kepada Tuhanmu,
dan berserah dirilah padaNya, sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi ".
(Q. S. 39 : 54 )

Seperti onta yang sesat jalan, dan mungkin telah
tenggelam didasar lautan samudra, mengapa kita tak
berusaha berjalan kembali menuju Allah, dan menangis
di " kaki kebesaranNya ", mengakui kesalahan kita, dan
memohon ampunanNya.

-------------------------

Ya Rabb .. Engkaulah yang Maha menggenggam hati kami ...
Engkaulah yang Maha membukakan pintu hikmah bagi kami ...
Engkaulah yang Maha pengampun atas banyaknya dosa2 kami ...
Hanya kepadaMulah kami bersandar ...
Hanya kepadaMulah kami memohon ampun dan pertolongan ...
Hanya kepadaMulah sepenuhnya kami berserah diri ...
Ya Dzat yang Maha Besar ...
Rahmatilah kami , ridhoilah kami,
Masukkanlah kami ke dalam golongan orang2 yang beruntung
dan yang Engkau cintai ...
Berikanlah kami nikmat iman yang semakin baik ,
dan terbaik pada penghujung umur kami ..
Ya Rabb, Ya Malikul Mulki, Ya Dzal jalaali wal ikram ...

Read more...

KETIKA CAHAYA HATI MULAI REDUP

>> Wednesday, January 13, 2010

Rasulullah saw bersabda: “Tiada satu hati pun yang bergerak kecuali diselimuti kabut, seperti awan kabut menutupi purnama. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena ia tertutup awan, maka ia menjadi gelap, dan ketika awannya pergi menyingkir, purnamapun bersinar terang kembali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ali bin Abi Thalib ra.)

Cahaya merupakan simbol dari pencerahan spiritual. Ilmu adalah cahaya. Iman adalah cahaya. Bekas-bekas basuhan air wudhu di wajah adalah cahaya.Alquran adalah cahaya. Setiap amal saleh yang kita lakukan hakikatnya adalah cahaya. Sejatinya, cahaya spiritual akan membimbing serta menerangi kehidupan manusia, tidak hanya di dunia saja tapi juga sampai ke akhirat kelak.

Di sana, cahaya terang akan memancar dari wajah setiap hamba-hamba beriman yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya. Cahaya inilah yang akan membedakannya dari orang-orang kafir nan ingkar.

Allah SWT berfirman, Pada hari ketika kamu melihat orang Mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak (QS Al Hadiid [57]: 12).

Hati manusia itu bagaikan cermin yang memantulkan cahaya. Jika cermin itu bersih dari debu dan kotoran yang menghalangi maka apa yang kita lihat akan tampak jernih apa adanya. Hitam putih akan terlihat jelas dan nampak perbedaannya. Demikian juga hati, kalau hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotor atau terhalang kabut hawa nafsu, kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya.

Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya tapi dari batiniah atau hatinya.
ِانَّ اللهَ لاَيَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (اخرجه مسلم)

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta-hata kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu.” (H.R. Muslim).

Al Qurtubi berkata, “Ini sebuah hadits agung yang mengandung pengertian tidak diperbolehkankannya bersikap terburu-buru dalam menilai baik atau buruknya seseorang hanya karena melihat gambaran lahiriah dari perbuatan taat atau perbuatan menyimpangnya. Ada kemungkinan di balik pekerjaan saleh yang lahiriah itu, ternyata di hatinya tersimpan sifat atau niat buruk yang menyebabkan perbuatannya
tidak sah dan dimurkai Allah swt. Sebaliknya, ada kemungkinan pula seseorang yang terlihat teledor dalam perbuatannya atau bahkan berbuat maksiat, ternyata di hatinya terdapat sifat terpuji yang karenanya Allah swt. memaafkannya.

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan lahir itu hanya merupakan tanda-tanda dhanniyyah (yang diperkirakan) bukan qath’iyyah (bukti-bukti yang pasti). Oleh karena itu tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam menyanjung seseorang yang kita saksikan tekun melaksanakan amal saleh, sebagaimana tidak diperbolehkan pula menistakan seorang muslim yang kita pergoki melakukan perbuatan buruk atau maksiat. Demikian Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya.

Hadits di atas memberikan ilustrasi yang sangat indah. Hati manusia itu sesungguhnya bersih atau bersinar, namun seringkali tertutupi oleh kabut kemaksitan hingga sinarnya menjadi redup. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan kabut yang menutupi cahaya hati kita.

AGAR HATI BERSINAR KEMBALI

1. Dimulai dengan Shalat Shubuh

Shalat Subuh adalah sebentuk amal saleh yang sangat bernilai, otomatis ia pun termasuk cahaya. Cahaya seperti apa? Dalam sebuah hadis dari Buraidah Al Aslami, Rasulullah SAW mengungkapkan, Beritakanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di waktu gelap (di pagi hari), dengan cahaya yang sempurna di akhirat kelak. (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sungguh mengagumkan hadis ini. Al Mubarakfuri memberi komentar, Bahwa tubuh mereka akan diselimuti, dengan cahaya dari berbagai arah, saat mereka mengalami kesulitan berjalan di atas titian shirath kelak. Simaklah kata-kata kunci di dalamnya, kegelapan yang diikuti cahaya yang sempurna.

Kegelapan yang diikuti cahaya terang, bukan cahaya remang-remang, namun cahaya yang kualitas terangnya begitu sempurna. Bagaimana terang benderangnya cahaya yang berada di tengah kegelapan? Semakin pekat kegelapan, semakin benderang pula cahaya yang melingkupinya. Pantas jika Rasulullah SAW mengungkapkan janji ini.

Bukankah waktu Subuh, waktu sepertiga malam terakhir, waktu menjalang terbitnya fajar, adalah waktu yang paling gelap dari keseluruhan malam? Saat itu adalah saat terjadinya pertukaran antara malam dan siang. Bulan dan bintang sudah memasuki peraduannya sedangkan matahari belum muncul ke permukaan. Saat itu adalah saat-saat di mana cahaya yang menerangi bumi mencapai intensitasnya yang terendah, hingga Bumi mencapai kegelapan yang sempurna.

Dengan kasih sayang-Nya, Allah SWT memerintahkan kita untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah. Dalam kegelapan yang sempurna, Rasulullah SAW mengajak kita berjalan ke masjid memenuhi panggilan Ilahi yang terungkap lewat kumandang adzan. Ketika momen itu berlangsung, dalam setiap langkah kaki, Allah SWT akan menggugurkan satu dosa serta mengangkat kita satu derajat (HR Bukhari Muslim). Ketika itu pula, Allah SWT menaburkan cahaya-cahaya terang yang akan menerangi jiwa orang-orang yang memenuhi panggilannya.

Tahukah Anda bahwa peristiwa itu terjadi setiap hari, di pagi hari.Karena itu, Rasulullah SAW mengajari kita sebuah doa, saat kita berjalan ke masjid di waktu malam dan pagi hari,


19- اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شَمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا. [اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ … ونُوْرًا فِيْ عِظَامِيْ ] [وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا] [وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ].

19. “Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku” [28] [Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”] [29], [“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”] [30], [“dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”] [31]
--------------------------

-------
[28] Hal ini semuanya disebutkan dalam Al-Bukhari 11/116 no.6316, dan Muslim 1/526, 529, 530, no. 763.
[29] HR. At-Tirmidzi no.3419, 5/483.
[30] HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 695, hal.258. Al-Albani menyatakan isnadnya shahih, dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, no. 536.
[31] Disebutkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, dengan menisbatkannya kepada Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Ad-Du’a. Lihat Fathul Bari 11/118. Katanya: “Dari berbagai macam riwayat, maka terkumpullah sebanyak dua puluh lima pekerti”.

Sepertiga malam terakhir hingga terbitnya fajar, adalah momen-momen yang sangat dahsyat. Seiring hadirnya cahaya-cahaya penerang jiwa, Allah SWT pun menaburkan aneka keberkahan di dalamnya. Betapa tidak, saat itulah para malaikat (yang juga makhluk cahaya) memberi laporan harian kepada Tuhannya, perihal amal-amal yang dilakukan manusia.

Malaikat siang dan malaikat malam datang dan pergi kepada kalian pada waktu malam. Mereka berkumpul di waktu shalat Subuh dan shalat Ashar.

Kemudian malaikat yang hadir bersama kalian naik ke langit, dan Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka (walau Allah Maha Mengetahui segalanya),
'Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?'. Mereka menjawab, 'Kami
tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami pun mendatangi mereka ketika dalam keadaan shalat'. (HR Bukhari Muslim).

Siapa pun yang mampu meraih keberkahan ini, maka di akhirat kelak kado istimewa sudah siap menunggunya. Apakah itu? Perjumpaan dengan Allah, Dzat Yang Mahatinggi. Masuk surga itu adalah nikmat yang teramat besar. Namun, kenikmatan surga tiada artinya jika dibandingkan dengan menatap wajah Allah secara langsung. Itulah puncak dari segala puncak kenikmatan dan kebahagiaan. Rasul sendiri yang menjanjikan hal ini.

Dari Jair bin Abdillah, diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Ketika kami tengah berada di sisi Nabi SAW, beliau memandang ke arah bulan purnama, lalu bersabda, 'Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini untuk melihat-Nya. Jika kalian sanggup untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya, maka lakukanlah'. Kemudian beliau membaca ayat ini: dan bertasbihlah memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya (QS Thaahaa [20]: 30). (HR Bukhari).

Alasan dikhususkannya shalat Subuh dan Ashar, boleh jadi karena pada kedua waktu itu seseorang nyaman beristirahat. Waktu Subuh meneruskan istirahat malam, sedangkan Ashar adalah waktu beristirahat seusai melakukan berbagai kesibukan pekerjaan. Selain itu, siapa pun yang istikamah menjaga kedua shalat ini, biasanya mampu pula menjaga shalat fardu pada waktu-waktu lainnya.

2. Introspeksi diri

Introspeksi diri dalam bahasa arab disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang dideritanya itu.

يـَاأَيُّـهَـا الَّذِيْـنَ ءَامَـنُـوْا اتَّـقُـوْا اللهَ وَلْتَـنْـظُـرْ نَـفْـسٌ مَّاقَـدَّمَتْ لِغَـدٍ وَاتَّــقُـوْا اللهَ. إِنَّ اللهَ خَـبِـيْرٌ بِـمَا تَـعْـمَلُـوْنَ {الحشر

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Hasyr 59 : 18)

3. Perbaikan Diri

Perbaikan diri dalam bahasa populer disebut taubat. Ini merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita akan menemukan kekurangan atau kelemahan diri kita. Nah, kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki secara bertahap.Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya.

يَـآأَيُّـهَـا الَّذِيْـنَ ءَامَـنُـوْا تُـوْبُـوْا إِلَى اللهِ تَـوْبَـةً نَّـصُـوْحًـا عَسَى رَبُّـكُمْ أَنْ يُّـكَـفِّـرْ عَـنْـكُمْ سَـيِّـئَـاتِـكُـمْ وَيُـدْخِـلَـكُمْ جَـنّـتٍ تَـجْـرِى مِنْ تَـحْـتِهَـا اْلأَنْـهَارِ ….{التحريم }

"Hai orang-orang yang beriman, Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkah kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,..” (Q.S.At-Tahrim 66:8)

4. Tadabbur Al Qur’an

Tadabbur Al Qur’an artinya menelaah isi Al-Qur’an, lalu menghayati dan mengamalkannya. Hati itu bagaikan tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah tadabbur Qur’an. Allah menyebutkan orang-orang yang tidak mau mentadabburi Qur’an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin terbuka dan bersinar, maka tadabburi Qur’an.

أَفَلاَ يَـتَـدَبَّـرُْنَ الْـقُـْرآنَ اَمْ عَلَى قُلـُوبٍ أَقْـفَـالُهَـا {محمد }

“Mengapa mereka tidak tadabbur (memperhatikan) Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci atau tertutup.” (Q.S.Muhammad 47 : 24)

5. Menjaga Kelangsungan Amal Saleh

Amal saleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridoi Allah swt. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan terus sesibuk apapun, kalau kita biasa pergi ke majelis ta’lim, kerjakan terus walau pekerjaan kita menumpuk.

Rasulullah saw bersabda,

… اِعْـمَــلُوْا عَلَى مَاتُــطِـْيقُـوْنَ فَإِنَّ اللهَ لاَيـَـمَلُّ حَتَّى تَـمَـلَّ وَاَنَّ اَحَـبَّ اْلاَعْـمَـالِ اِلىَ اللهِ اَدْوَمُـهَا وَاِنْ قَـلَّ {رواه البخارى}

"…Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit." (H.R.Bukhari)

6. Mengisi Waktu dengan Zikir

Zikir artinya ingat atau mengingat. Dzikrullah artinya selalu mengingat Allah. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam zikir. Pertama,zikir Lisan, artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan
ucapan-ucapan zikir seperti Subhannallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar,Laa Ilaaha illallah, dll. Kedua, Zikir Amali, artinya zikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan ajaran-ajaran Allah swt. dalam
kehidupan. Misalnya, jujur dalam bisnis, tekun saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan zikir lisan dan amali.

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا .وَسَبِّحُوْاهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً {الاحزاب -

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S.Al-Ahzab 33 : 41-42)

فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْالِى وَلاَتَكْفُرُوْنَ {البقرة }

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al-Baqarah 2 :152)

7. Bergaul dengan Orang-Orang Saleh

Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah, tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll., diharapkan kita akan terkondisikan dalam atmosfir (suasana) kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah, dll., dikhawatirkan kita pun akan
terseret arus kemaksiatan tersebut. Kerena itu, Allah swt..mengingatkan agar kita bergaul dengan orang-orang saleh sepertidikemukakan dalam ayat berikut.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَوَاةِ وَالْعَشِيِّى يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ. وَلاَتَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيَوةِ الدُّنْيَا وَلاَتُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا {الكهف : }

“Dan bersabarlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di waktu pagi dan petang, mereka mengharapkan keridoan-Nya, dan janganlah kamu palingkan kedua matamu dari mereka karena menghendaki perhiasan hidup dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya; dan adalah keadaan itu melewati batas.” (Q.S. Al-Kahfi 18 : 28)

8. Berbagi Kasih dengan Fakir, Miskin, dan Yatim

Berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati, sebab dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain. Rasulullah saw. bersabda,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَى اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَجُلاُ شَكَا إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ
فَقَالَ لَهُ: إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِيْنَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِيْنَ وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيْمِ (رواه احمد)

“Abu Hurairah r.a. bercerita, bahwa seseorang melaporkan kepada Rasulullah saw. tentang kegersangan hati yang dialaminya. Beliau saw.menegaskan, “Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang-orang miskin dan sayangi anak-anak yatim.” (H.R. Ahmad).

9. Mengingat Mati sehingga mempersiapkan bekal

Modal utama manusia adalah umur. Umur merupakan bahan bakar untuk mengarungi kehidupan. Kebeningan hati berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita akan manipis dan akhirnya habis. Kesadaran ini akan menjadi pemacu untuk selalu membersihkan hati
dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati. Rasulullah saw. menganjurkan agar sering berziarah supaya hati kita lembut dan bening.

عَنْ اَنَسٍ رَضِيَى اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا، فَإِنَّهَا تَرِقُّ الْقَلْبَ وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ وَتُذَكِّرُ اْلأخِرَةَ (رواه الحاكم)

“Anas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Dulu, aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang, berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat.” (H.R.Hakim)

10. Menghadiri Majelis Ilmu

Hati itu bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati. Rasulullah saw. menyebutkan bahwa Allah
swt. akan menurunkan rahmat, ketenangan dan barakah pada orang-orang yang mau menghadiri majelis ilmu dengan ikhlas.

لاَيَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ اِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةِ وَغَشِيَتْهُمً الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ {رواه مسلم }

“Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah, kecuali malakikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat dan diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyebutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (H.R. Muslim)

11. Berdo’a kepada Allah swt.

Allah swt. Maha Berkuasa untuk membolak balikan hati seseorang. Karena itu sangat logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan dari hati yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening.Menurut Ummu salamah r.a,. do’a yang sering dibaca Rasulullah saat meminta kebeningan hati adalah: Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (Wahai yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku berpegang pada agama-Mu). Perhatikan riwayat berikut,.

عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ قَالَ : قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ، يَاأُمَّ الْمُؤْمِنيْنَ مَاكَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِيْنِكَ قَالَتْ: قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللهِ، مَاأَكْثَرُ دُعَائِكَ يَامُقَلِّبَ
الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِيْنِكَ؟ قَالَ: يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ. فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ (اخرجه احمد)

“Syahr bin Hausyab r.a. mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah, “Wahai ibu orang-orang yang beriman, do’a apa yang selalu diucapkan Rasulullah saw. saat berada di sampingmu?” Ia menjawab: “Do’a yang banyak diucapkannya ialah, ‘Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (Wahai yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah qalbuku pada agama-Mu).” ” Ummu Salamah melanjutkan, “Aku pernah bertanya juga, “Wahai Rasulullah, alangkah seringnya engkau membaca do’a: “Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika.” Beliau menjawab:“Wahai Ummu Salamah, tidak ada seorang manusia pun kecuali qalbunya berada antara dua jari Tuhan Yang Maha Rahman. Maka siapa saja yang Dia kehendaki, Dia luruskan, dan siapa yang Dia kehendaki, Dia biarkan dalam kesesatan.” (H.R.Ahmad dan Tirmidzi. Menurutnya hadits ini hasan)

Hati merupakan panglima untuk seluruh anggota jasad kita. Kalau hati bening, kelakuan kita pun akan beres. Tapi kalau hati kita busuk, seluruh amaliah pun busuk. Mudah-mudahan Allah swt. selalu memberi
kepada kita hati yang bersinar terang. Amiin .

اللهم نوّر قلوبنا بنور هدايتك كما نورت الأرض بنور شمسك وقمرك أبداً برحمتك ياأرحم الراحمين.
* اللهم أعنا علي ذكرك و شكرك و حسن عبادتك.

Ya Allah berikanlah cahaya kepada hati kami dengan cahaya hidayah-Mu, seperti Engkau menyinari bumi dengan cahaya mentari dan rembulan-Mu selamanya dengan limpahan kasih sayang-Mu…


From : Sholat Kusyu' (Group on FB)

Read more...

Asma Alloh

>> Saturday, January 9, 2010


Munsyid : Sami Yusuf
Album : Not In My Name
http://liriknasyid.com


Rahiim..
Karimun..
'Adim..
'Alimun..
Halim..
Hakimun..
Matin..

Mannan..
Rahmaanun..
Fattah..
Gaffarun..
Tawwab..
Razzaqun..
Syahid..

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad
Ya Muslimin shallu alayh

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa shahbi Muhammad
Ya Mu'minn shallu alayh

Latif..
Khabirun..
Sami'..
Basirun..
Jalil..
Raqibun..
Mujib..
Ghafuur..
Syakuurun..
Waduud..
Qayuumun..
Ra'uuf..
Shabuurun..
Majid..

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad
Ya Muslimin sallu alayh

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa shahbi Muhammad
Ya Mu'mineen shallu alayh

Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illa hu
Al Malikul Quddus

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya Rahmanul irham da'fana

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya Ghaffaru ighfir dhunubana

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya Sattaru ustur 'uyubana

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya Mu'izu a'izza ummatana

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya Mujibu ajib du'aana

Allahu Akbar Allahu Akbar
Ya latifu ultuf bina

See video @ http://www.youtube.com/watch?v=dhwdEtO5fJE

Read more...

JIKALAH AKAN MENJADI MASA LALU

>> Thursday, January 7, 2010

Jikalah DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.

Jikalah KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.

Jikalah KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang TAUBAT itu lebih utama.

Jikalah HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.

Jikalah KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.

Jikalah CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.

Suatu hari nanti, SAAT SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU aku ingin ada diantara mereka, Yang beralaskan di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu,
Hingga mereka mendapat anugerah itu.

”Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa
bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung
kuku, di banding segala nikmat yang ku terima di sini.”

”Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia.”

Suatu hari nanti, KETIKA SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU, aku tak ingin ada di antara mereka, yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

”Duhai! Harta yang dahulu ku kumpulkan sepenuh raga, ilmu yang ku kejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak ku buat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkan ku kini?”

”Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu ku jalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus ku arungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?”


Oleh : Yuni Lisnawati ( e-Book Motivasi.exe -- Tafakur)

Read more...

MERAMALKAN KEBERHASILAN

>> Tuesday, January 5, 2010

MARIO TEGUH SUPER NOTE

Dia yang lebih berfokus pada kesulitan, hanya akan melakukan yang paling mudah.

Padahal, tidak ada hal yang bernilai dan langgeng yang bisa dicapai dengan mengutamakan yang mudah-mudah saja.

Tetapi engkau lain.

Karena engkau menginginkan keberhasilan, engkau melihat kesulitan sebagai tanda bahwa engkau harus menambahkan lebih banyak kesungguhan dalam kerja mu.

Sehingga sebetulnya, bagi engkau yang melebihkan kesungguhan - tidak ada kesulitan.

Karena, singkatnya;

Kesulitan adalah perintah untuk menambahkan kesungguhan.

Dan ingatlah ini, bahwa

Jika keberhasilan belum menemui mu pada kesempatan pertama, engkau harus menerima kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda.

Maka,

Bersikap wajar-lah dalam menghadapi kegagalan, yang akan menjadi keberhasilan, segera setelah engkau memperbaiki cara-caramu.

Berpikirlah jernih dalam menghadapi tertundanya keberhasilan dari upayamu.

Berpikirlah jernih, karena kekalutan pikiran adalah hal terakhir yang kau butuhkan untuk keluar dari kesulitanmu.

Berpikirlah jernih, karena kejernihan pikiranmu-lah yang berpihak kepada keberhasilanmu.

Apakah tidak kau sadari bahwa untuk setiap menit yang kau gunakan untuk marah, memprotes, mengasihani diri, dan melihat diri sebagai korban, … engkau telah membuang 60 detik untuk memperbaiki kesiapan mu untuk mengulangi upaya pencapaian keberhasilanmu?

Tidakkah engkau melihat dengan jelas, bahwa pada suatu titik, upaya keberhasilanmu itu menjadi kontes keras-keras-an kepala antara kemauan-mu dengan kegagalan-mu?

Tinggal sekarang siapa yang lebih keras kepala.

Engkau atau kegagalan-mu.

Mungkin engkau merasa aku sedikit melucu di sini, tetapi perhatikanlah bahwa kakak-kakak mu yang hidupnya sejahtera, berbahagia, dan namanya disebut-sebut dalam pergaulan-pergaulan mulia itu – adalah mereka yang lebih keras kepala dalam menghadapi kegagalan.

Maka,

Keras-kepala-lah untuk kebaikan.

Membantah-lah, protes-lah, tolak-lah, ngeyel-lah, membangkang-lah, dan sangat berkeras-kepala-lah – jika itu adalah untuk keberhasilan mu.

Keras-kepala-lah untuk kebaikan.

Janganlah engkau bersikap keras kepala untuk menolak anjuran dan nasehat baik.

Janganlah engkau berlaku keras kepala, dan menolak cara-cara baru yang akan mengeluarkan dirimu dari kesulitan.

Janganlah engkau berkeras kepala mempertahankan cara-caramu yang usang, yang hanya menjadikanmu ahli kritik dan protes, tetapi yang hidupnya sendiri sulit.

Tidakkah engkau pernah bertanya kepada dirimu sendiri,

Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?

Jika engkau sulit menerima nasehat baik, sebetulnya nasehat seperti apakah yang sekarang sedang kau yakini untuk melemahkan hidupmu sendiri?

Tuluskanlah hati baikmu, dan

Berpihaklah kepada yang membahagiakan mu.

Keras kepala-lah untuk kebaikan mu.


Adikku yang dititipkan ibumu kepada ibuku,
agar aku melebihkan perhatianku bagi kebahagiaanmu,

Ketahuilah bahwa

Kesetiaanmu untuk memenangkan kebaikan hidupmu adalah pengukur kesetiaanmu kepada Tuhan.

Karena jika engkau ingin menggembirakan Tuhan, gembirakanlah Dia dengan menjadikan dirimu insan kebanggaan Tuhan,

yaitu insan yang berbuat baik, yang menyembah Tuhan, yang menasehatkan kebenaran, dan yang menasehatkan kesabaran.

Jika itu yang kau lakukan, tidak akan ada waktu dalam hidupmu yang melihat kerugian mu.


Adikku yang hatinya sudah sangat siap bagi kebesaran hidupnya,

Perhatikanlah ini;

Jika engkau berbicara sangat serius, engkau memulainya dengan “Demi Tuhan, …”

Dan jika Tuhan ingin engkau mengetahui bahwa Beliau serius mengenai pengertian baikmu mengenai kemenangan hidupmu, Tuhan memulainya dengan “Demi masa, …”

Waktu adalah waktu, tetapi masa adalah waktu yang di dalamnya terjadi sesuatu.

Sehingga engkau hanya akan menjadi sesuatu, jika engkau mengisi waktu mu dengan menjadikan sesuatu.

Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bernilai, maka isilah waktu mu dengan pekerjaan yang bernilai.

Jika engkau ingin menjadi pribadi yang hidupnya sejahtera, apakah yang kau lakukan dalam waktumu itu – yang membantu orang lain mencapai kesejahteraan mereka?

Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bebas dari kesedihan, apakah yang kau isikan dalam waktumu sebagai pelayanan yang mengobati luka hati saudaramu yang belum mudah hidupnya?

Jika engkau demikian merindukan kebahagiaan, apakah yang kau lakukan dalam keseharianmu untuk membahagiakan jiwa-jiwa yang terdekat denganmu?


Adikku yang hatinya ranum bagi kemuliaan,

Agar engkau bisa disebut ADA dalam kehidupan ini, Tuhan memberi mu waktu.

Tetapi,

Jika engkau ingin bisa disebut HIDUP, engkau harus mengisi waktu mu dengan kehidupan.


Hidup ini untuk hidup.

Engkau disebut hidup, karena engkau tumbuh.

Jika engkau menolak untuk memperbarui diri, engkau tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak tumbuh.

Dan orang yang tidak tumbuh, hanyalah sebetulnya menghabiskan waktu, dan yang tidak akan ada bedanya dia pernah ada atau tidak.


Adikku yang hatinya sangat baik,

Apakah engkau merasa Tuhan sedang menyentuh hatimu?

Apakah engkau merasa sedang disuruh mengerti sesuatu yang penting bagimu?

Apakah engkau merasa sedang dilembutkan hatimu?

Apakah engkau merasa ingin menyandarkan kepalamu dan menenggelamkan tubuhmu yang letih itu kedalam pelukan Tuhan yang sangat menyayangimu?

Apakah engkau ingin melaporkan semua kesulitan dan kesedihanmu kepada Tuhan?

Apakah engkau merasa bahwa – sekarang,
saat engkau menyebut nama Tuhan dengan penuh kasih,
engkau merasa panggilan mesra mu kepada Tuhan bergema lembut di dada mu – karena serasa wajah Tuhan berada sangat dekat dengan pipi mu,
dan karenanya udara yang kau hirup merasuki sukma mu beraroma kesurgaan yang lembut dan disucikan dengan kasih sayang-Nya.

Tidakkah engkau merasa bahwa engkau sangat disayangi Tuhan?

Maka menangislah dengan jujur.

Tuhan-mu mengetahui semua yang kau sembunyikan. Tuhan mengetahui bahkan pengakuan-pengakuan rahasia di hatimu bahwa engkau belum sepenuhnya berlaku sebaik yang diharapkan-Nya.

Tetapi, jika Tuhan bukan tempat mu untuk mencurahkan semua rahasia hatimu, dan bukan muara bagi semua penyesalanmu, untuk apakah Beliau diseru sebagai Tuhan Yang Maha Pemaaf?

Adikku, sekarang … cobalah untuk membuktikan sifat-sifat kemuliaan Tuhan yang sangat mengasihi mu itu, cobalah untuk mengakui semua kelalaian mu, termasuk semua kesengajaan mu dalam menelantarkan kebaikan bagi diri mu dan bagi mereka yang seharusnya kau bahagiakan.

Mengaku saja-lah.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mendengarkan mu.

Curahkanlah semua keluhan dan protes mu.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mengerti mu.

Meratap dan menangislah.
Cobalah keluasan dan kelembutan kasih sayang Tuhan kepada mu.

Mohon maaf dan mintalah ampunan.
Cobalah keikhlasan Tuhan untuk memaafkan mu.

Lalu,
diam-lah …, menyerah-lah …, dan patuh-lah …

dan perlahan engkau akan merasa bahwa ada sesuatu yang menjadi lebih baik dalam diri mu.

Ada sesuatu yang membaik dalam pikiranmu, ada sesuatu yang membaik dalam hatimu, dan ada yang kau rasakan lebih baik dalam hidupmu.

Sambutlah perasaan kesurgaan itu dengan wajah terindah mu.

Tundukkanlah wajahmu dalam seindah-indahnya sujud.

Serahkanlah keseluruhan impian, keinginan, rencana, dan nafsu mu, … seluruhnya kepada Tuhan.

Serahkanlah semua keraguan dan ketakutanmu, … seluruhnya kepada Tuhan.

Jika Tuhan berbahagia dengan ketulusan penyerahan dirimu, apakah yang tidak akan dilakukan-Nya untukmu?

Jika engkau sepenuhnya berserah kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan sekecil-kecilnya kemampuanmu, untuk mencapai sebesar-besarnya impianmu.

Jika engkau ikhlas hanya berharap kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan satu hari bagimu, untuk mencapai hasil dari perniagaan yang dikerjakan oleh 1000 orang dalam 1000 hari.


Adikku yang sangat cerdas pikirannya dan yang sangat lembut hatinya,

Jika engkau mengharapkan kesejahteraan, mengapakah engkau tidak merindukan waktu-waktu dalam hari mu saat engkau bermanja-manja dengan Tuhan yang tidak terbatas kekayaan-Nya?

Jika engkau merindukan kebahagiaan, mengapakah engkau tidak sering-sering berbincang dengan Tuhan yang tidak terbatas kasih sayang-Nya?

Jika engkau menginginkan kehidupan yang indah, mengapakah engkau tidak menyediakan diri dan perilaku mu sebagai pemandangan yang indah bagi Tuhan Yang Maha Melihat?

Jika engkau ingin dipercayai untuk memimpin dengan kebesaran dan kemuliaan, mengapakah engkau tidak memulai untuk menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan amanah dalam pekerjaanmu hari ini?

Mulailah menjadi pribadi dengan kualitas yang kau impikan itu.

Ingatlah ini, adikku yang sedang disiapkan bagi kebesaran, bahwa

Penyesalan-penyesalan besar dalam hidupmu, bukanlah karena engkau lambat menyelesaikan, tetapi karena engkau lambat memulai.

Karena hidup ini adalah terutama tentang kebaikan hidupmu, bersegeralah dalam kebaikan.

Dan itu semua, karena engkau sangat disayangi Tuhan.

………..


Sahabat Indonesia yang super,

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi baik yang bekerja keras membangun kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga kita.

Marilah kita saling ikhlas bekerja membantu penyejahteraan saudara-saudara kita yang masih lemah dan kekurangan, dan yang masih rentan diperlakukan tidak adil.

Kita tidak mungkin melihat Indonesia menjadi negara yang damai dan sejahtera, jika bukan kita yang bekerja keras untuk menjadikan bangsa kita bangsa yang jujur.

Dari pribadi-pribadi jujur-lah terbangun masyarakat yang jujur, dan dari masyarakat yang jujur inilah nanti terpilih para pemimpin yang amanah.

Janganlah menunggu dipimpin untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan. Perintah untuk itu ditujukan kepada setiap jiwa kita, agar kita menjadi pemimpin yang memuliakan diri dan keluarga kita terlebih dahulu.

Karena,

Tidak ada keberhasilan yang utuh tanpa kebahagiaan keluarga.

Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk mencapai sebesar-besarnya impian kita bagi kemuliaan kehidupan kita bersama.

Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebenaran dan kesabaran.

Read more...

Mengapa Cinta Itu Tak Jua Menetap?

>> Monday, January 4, 2010

Akhirnya, tanpa kusadari, bulir-bulir air mata mulai membasahi wajahku. Aku sudah tidak ingat lagi, kapan terakhir aku menangis di atas sajadahku. Aku sering sekali merindukan hadirnya malam-malam seperti ini, malam dimana Engkau hadirkan cintaMu dalam relung hatiku. Ketika cinta itu begitu mengelora, dia berwujud menjadi tetesan-tetesan air mata, membentuk sungai kecil, mengalir perlahan sebelum akhirnya jatuh dan membasahi tempat aku bersujud padaMu. Namun entah mengapa cinta yang mengelora tadi cepat berlalu seakan dia tidak ingin menyatu dan menetap di hatiku.

Tuhan leraikanlah dunia
Yang mendiam di dalam hatiku
Kerana di situ tidak ku mampu
Mengumpul dua cinta
Hanya cinta-Mu
Ku harap tumbuh
Dibajai bangkai nafsu yang kubunuh
( diantara dua cinta, Raihan)

Di usiaku yang hampir empat puluh, mengapa cintaMu tak jua mau menetap di relung hatiku? Ataukah memang tidak mungkin mengumpulkan dua cinta dalam satu hati? Ketika aku masih berharap pujian dan aplausan tepuk tangan manusia, cinta-Mu pergi. Ketika aku berharap jabatan dan gengsi kedudukan di hadapan manusia, cinta-Mu segera meninggalkanku. Ketika aku menunda urusanKu padamu karena urusan duniaku yang tiada mengenal waktu, cinta-Mu tidak lagi mau menunggu. Ketika pandanganku terpesona dengan mahluk ciptaanMu padahal kutahu pandangan itu tidak sah bagiku, cinta-Mu meninggalkanku terburu-buru. Ketika tanganku masih terasa agak berat melepaskan lembaran-lembaran merah untuk berinfaq dijalanMu, padahal kutahu bahwa lembaran-lembaran itu juga pemberianMu, cinta-Mu segera berpaling dariku.

Laa ilaaha illa anta
subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen
Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau
Maha suci Engkau,
Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim
( Al-Qur’an, surah Al-Anbiyaa’ 87)

Ku yakin, Engkau hadir malam ini, sebagaimana Engkau hadir pada setiap malam yang telah Engkau ciptakan. BagiMu, apalah artinya gelap malam ruangan tempatku bersujud dibandingkan gelapnya perut ikan yang berada di lautan yang dalam di tengah malam yang gelap saat utusanMu Yunus mengiba belas kasihMu? Ketika kekasihMu Yunus mengharap ampunan dan cintaMu dengan Laa ilaaha illa anta
subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen, dan Engkau mengabulkannya, mengapa Engkau tidak hadirkan hal yang sama padaku ketika aku berucap yang sama dalam rukuk dan sujudku. Walau kusadar bahwa diriku jarang mengingatMu dan banyak bermaksiat kepadaMu, bukankah aku jua hambaMu, yang hadir di dunia ini atas seizinMu, yang saat ini duduk bersimpuh juga atas sepentahuanMu.

Maka kalau sekiranya dia
tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu
sampai hari berbangkit.
( Al-Qur’an, surah Ash-Shaaffaat ’143-144)

Tanpa terasa, tetes-tetes air mata menjadi hujan deras yang tiada terbendung. Sungai kecil di lekuk wajahku yang tidak halus, kini mulai melebar, membentuk anak-anak sungai, yang mengalirkan terus air mata sebelum tumpah ruah jatuh di tempat aku menumpu. Betapa malu aku aku padaMu, karena mengharap cintaMu menetap di diriku sementara aku sendiri dalam banyak waktu tidak mencintaiMu.

Satu tahun barusan saja berlalu, namun sangat jarang aku bersamaiMu di sepertiga malam saat malaikat-malaikatMu turun mencari hamba-hambaMu yang tunduk, rukuk dan sujud karena mencintaiMu. Satu tahun telah berlalu, namun tidak banyak siang hariku dimana aku menahan lapar dan dahaga semata-mata agar aku bisa lebih mensyukuri rezeki yang Engkau alirkan kepadaku yang jumlahnya tiada kuasa aku menghitungnya. Satu tahun telah berlalu, namun sering aku tidak rindu padaMu dan tidak tergesa-gesa ke rumahMu ketika panggilan azan mencapai dua daun telinga ciptaanMu.

Satu tahun telah berlalu, dua kaki sempurna yang telah Engkau ciptakan kepadaKu, sedikit sekali dia melangkah munuju majelis dimana hamba-hambaMu duduk melinggar dalam liqoat panjang mengingatMu. Satu tahun telah berlalu, dua mahluk manis dan mungil yang Engkau titipkan kepadaku, namun hari-hariku jauh lebih banyak membersamai rekan kerjaku dibandingkan membersamai mereka, kalaupun aku membersamai mereka, itupun dengan waktu dan energi sisa yang sudah terkuras oleh pekerjaanku. Satu tahun telah berlalu, betapa banyak aku menyaksikan beberapa hambaMu ditandu oleh orang-orang dan dimasukkan ke bumi ciptaaMu, namun jarang sekali hatiku bergetar mengingat hari dimana aku kembali padaMu.

Telah berapa hari engkau hidup
dalam lumpur yang membunuh hatimu
sehingga getarannya tak terasa lagi..
Usia berkurang banyak tanpa jenjang
kedewasaan ruhani bertambah tinggi.
Malu kepada Allah
dan hati nurani tak ada lagi.
(Kematian hati, (alm)KH Rahmat Abdullah)

Hembusan angin perlahan menerobos diantara tirai besi jendela mengusik sejenak perhatianku. Ku menoleh ke arah jendela yang pandangannya terbatas, di luar sana ada satu bintang mengantung di langit selatan. Kuberanjak ke luar, kusaksikan ternyata ada banyak bintang di ufuk timur, utara dan ada lebih banyak lagi bintang di langit tepat di atas kepalaku. Di ufuk barat, bulan sangat purnama, seolah ingin mengalahkan sang mentari yang sebentar lagi menampakkan dirinya bersebrangan di ufuk timur. Malam ini sangat indah. Dia menghiasi langit pertama ciptaanNya di hari pertama di tahun yang baru dengan perpaduan kerlipan bintang-bintang dan purnamanya sang rembulan. Aku ingin sekali malam ini tidak pergi berlalu sebagaimana aku ingin cinta-Mu yang sempat singgah dan mendamaikan hatiKu sejenak di malam ini, tidak akan pergi lagi selamanya. Ya, Allah, aku rindu padaMu dan aku ingin cintaMu.

From Eramuslim.com
Sleman, menjelang subuh, 15 Muharam 1431, 1 Januari 2010
abuwafi49@yahoo.co.uk

Read more...

DISAYANG GUSTI ALLOH ? ( Kunci Sukses)

>> Friday, January 1, 2010

Suatu sore terlihat seorang pemuda datang ke seorang kyai. Raut mukanya kusut, pandangannya loyo. Baju bermerk yang ia kenakan tidak bisa menutupi kegelisahan yang ada di kening kepalanya.

”Pusing saya, Kyai ....”

”Kenapa harus pusing ? ” tanya sang kyai.

”Menurut saya, saya tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Saya sholat seperti biasa, shalat malam juga saya amalkan. Baca Al Qur’an rutin saya amalkan. Namun.......... mengapa bisnis saya tertipu, saya tertipu rekan bisnis saya. Saya percayai ia...namun apa balasannya ? Ia bawa kabur ratusan juta rupiah uang saya ..”

”Ya...kamu tetap lakukan seperti biasanya, bahkan tingkatkan lagi...LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH...apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH” jawab sang Kyai.

Mendengar jawaban sang Kyai, pemuda itupun tambah bengong dan bingung. Logika berfikirnya tidak masuk, namun untuk menanyakan lebih lanjut iapun tidak berani. Dengan kegelisahan yang masih menggelayut di kepalanya iapun pamitan pulang. Sesampai di rumah, ia pandangi dirinya sendiri di depan cermin, iapun berkata dalam hati...”menyedihkan....”.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kalau dulu sisa uang masih bisa ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lambat laun semakin menipis, hingga pada suatu hari iapun terpaksa memecah celengan, tempat ia kumpulkan koin lima ratus dan seratus rupiah. Dengan tersayat – sayat hatinya iapun terpaksa memecah celengan itu, padahal semula celengan itu hanya sebagai tempat penyimpanan uang recehan yang menurutnya pada saat itu, tidak ada manfaatnya selain sebagai pemberian kepada ”polisi cepe” saat melintas di jalan.

Tahun berganti tahun pemuda ini ia lalui, dalam hari – harinya dalam kesulitan ia selalu terngiang-ngiang kata – kata sang Kyai, ” ...LEBIH DEKATKAN LAGI SAMA GUSTI ALLAH...apa yang terjadi padamu saat ini..merupakan tanda-tanda KAMU LAGI DISAYANG GUSTI ALLAH”.

Iapun terus mengevaluasi diri tentang kekurangan ibadahnya kepada Allah, tidak hanya ibadah lahiriah namun lebih ke aspek batiniah ia sedikit – demi sedikit diperbaiki. Tanpa terasa lambat laun keadaan ekonominya berubah. Uang yang dulu tertipu rekan bisnisnya, telah kembali berlipat – lipat dari kemajuan usahanya.

Suatu saat iapun bersilaturahim kepada kyai yang dulu ia temui. Setelah berbincang sejenak, si pemuda itupun berkata kepada Kyai.
”Alhamdulillah kyai, dari pengalaman saya tertipu rekan bisnis saya yang dulu saya bisa belajar tentang bersyukur Rama Kyai ....”
” O...begitu, alhamdulillah...” jawab Kyai.

” Coba kalau saya tidak tertipu, saya tidak bisa merasakan arti sejumlah recehan yang dulu saya remehkan...Rama Kyai. Saat dalam kekurangan ... uang recehan itu ternyata begitu berarti...., saya bisa merasakan betapa sesuatu yang sangat remeh menurut anggapan kita...ternyata berharga sekali...dan saya yakin, masih banyak rekan – rekan saya yang bernasib dibawah saya.” Kata Sang Pemuda.

” Alhamdulillah...berarti kamu SUDAH BISA MERASAKAN ARTI SYUKUR....terus, kamu kesini kok, pakai mobil butut...padahal duit kamu kan sudah banyak...JANGAN-JANGAN KAMU MALAH NGGA BERSYUKUR? ”, tanya Kyai dengan senyuman.

”Bukan begitu Rama Kyai, insya Allah saya bisa beli mobil yang jauh lebih mewah....tapi saya takut Rama Kyai.... saya selalu berdo’a, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, tetapi jangan Engkau menjadikannya dalam hati kami....”, makanya saya berusaha lebih sederhana rama kyai..”

Mendengar jawaban pemuda, Kyaipun tersenyum agak lebar, kemudian berkata, ”Alhamdulillah...semoga banyak pemuda yang berprinsip sama seperti kamu.....namun, kamu juga harus hati – hati, tanyakan dalam hatimu....sikapmu itu...KARENA TULUS , atau KARENA INGIN DIANGGAP SEDERHANA.....INGIN DIANGGAP ZUHUD....”


Ketika mendengar uraian sang kyai yang terakhir, ”...ingin dianggap sederhana.....ingin dianggap zuhud....”, hati pemuda itupun bergetar...., iapun lantas menunduk, lantas berkata, ”Ya...Kama Kyai...saya masih harus belajar ....”.


Sahabat……

Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata para pakar,

SUKSES adalah KITA!
Karena kesuksesan terbesar ADA pada DIRI KITA SENDIRI.

Bagaimana Kita tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itulah sukses pertama Kita!

Bagaimana Kita bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Kita kedua...

Ketika Kita ke sekolah bahkan bisa menikmati studi sarjana, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Kita ketiga....

Ketika Kita mempunyai pekerjaan, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah sukses Kita keempat....

Ketika Kita masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati kelaparan setiap bulannya, itulah kesuksesan Kita yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari, namun Kita tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yg dibintangi Adam Sandler, "Family comes first" (dahulukan keluarga) , begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal.

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.

Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia...

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Kita,

Pada saat Kita gembira, Kita gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Kita sedih, Kita sedih sepenuhnya, setelah itu Kita sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, saleh & selalu rendah hati.

Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan dan kekurangan Kita apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Kita menyadari?

Kita sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah alat tukar, Kita sebenarnya membeli rumah dari waktu Kita.

Ya, Kita mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Kita dapatkan dari membarter waktu Kita, Kita menjual waktu Kita dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll.

Aset terbesar Kita bukanlah rumah/mobil Kita, tapi diri Kita sendiri, Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh.

Semakin berharga diri Kita, semakin mahal orang mau membeli waktu Kita.

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung Desem Waringin bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa.

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun.

Beginilah hidup di Dunia yang sejenak ini, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja.

Kita juga sudah sadar semuanya tentang hidup ini namun masih lebih suka mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Kita yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Kita, memeluk hangat suami / istri / kekasih Kita, mengatakan "I love you" kepada org2 yang Kita cintai: orang tua, istri, suami, anak, sahabat2 Kita.

Sumber: http://www.rumah-yatim-indonesia.org

Read more...

DO'A SEORANG WANITA UNTUK LELAKI PUJAANNYA

Oleh : Tatik Suciati

Aku berdoa …untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku…
Seorang pria yang sungguh mencintai-MU… lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya… setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri… tetapi untuk-MU
Seorang pria yang yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau
dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-MU

Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seorang pria yang mempunyai hati yang bijak… bukan hanya sekedar otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku… tetapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku… tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah

Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku… tetapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku… dalam tiap waktu & situasi
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita… ketika di sampingnya

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku… sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan do’aku… untuk kehidupannya
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku… untuk mengatasi kesedihannya
Seorang pria yang membutuhkan diriku… untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Dan aku juga meminta…
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat seorang pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU…
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU,
Bukan mencintainya dengan sekedar cintaku

Berikanlah sifat-MU yang lembut …
Sehingga kecantikanku datang dari-MU… bukan dari luar diriku

Berikan aku tangan-MU…
Sehingga aku selalu berdo’a untuknya

Berikanlah aku penglihatan-MU…
Sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja

Berikanlah aku mulut-MU…
Yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-MU dan pemberi semangat…
Sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari…
Dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu…
Aku berharap… kami berdua dapat mengatakan …
“Betapa besarnya Engkau… karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku tahu bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat …
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang kau tentukan…

Amiiiin…

Read more...

JANGAN MERASA PALING SHALEH

”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do’anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. “

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:

“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan..

Cerita ini begitu menyentuh , semoga dapat menjadikan hikmah bagi kita semua ...

Sumber : Ispiring Stories II
@Cyber Halaqoh

Read more...

Total Pageviews

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP