Segelas Susu

>> Wednesday, April 22, 2009

Suatu hari ,seorang anak lelaki miskin yang hidup sebagai pedagang asongan dari pintu ke pintu biasanya dilakukan di kompleks2 rumah Dinas –kehabisan uang, kondisinya itu sangat lapar. Anak lelaki tersebut untuk meminta makan dari rumah berikutnya. Akan tetapi, dia kehilangan keberaniaan saat ibu pejabat-membuka pintu. Anak itu tidak jadi meminta makan,ia hanya berani meminta air ibu muda itu melihat dan befikir bahwa Anak lelaki itu pasti lapar

Oleh karena itu, ia membawakan segelas besar susu. Kemudian anak lelaki tersebut minum dengan “lahap”-nya dan bertanya , “berapa saya harus membayar segelas susu besar ini”?”
Ibu menjawap kamu tidak perlu membayar apa pun, orang tua kami dulu mengajarkan jika melakukan suatu kebaikan ,” kata ibu manambahkan sambil menghabiskan susunya anak lelaki tsb berkata dalam hati, ”dari hati ku yang terdalam, aku sangat simpati denggan ibu ini, dia tidak sombong sekalipun istri pejabat !,”

Beberapa puluh tahun kemudian, ibu muda dahulu (yang kini sudah agak lanjut usianya) mengalami sakit yang sangat kritis. Balai pengobatan sudah tidak mampu lagi mengobati penyakit komplikasinya, apa lagi ia sekarang ini berstatus janda seorang pensiunan kereta api. Atas saran keluarga, si wanita ini di pindah kan ke rumah sakit umum pemerintah yang ada di kota tersebut untuk diobservasi, namun tetap saja tidak bias terobati. Akhirnya, dengan menjual barang2 tersisa dan atas bantuan rekan2 sesama jada pensiunan, si wanita muda ini dikirim ke kota karena di sana ada dokter yang mampu megobati penyakit komplikasinya itu.

Dr. Sobur Nurjaman Ali di panggil untuk melakukan pemeriksaaan pada saat ia mendengar nama kota asal si ibu tersebut, terbesit seberkas pancaran aneh pada mata Dr.Sobur. Segera ia bangkit mengenakan jubah dokternya dan bergegas tutun melalui aula rumah sakit menuju kamar si wanita tsb.ia lansung mengenali wanita itu dengan sekali pandang.
Dr.Sobur kemudian kembali keruang konsultasi dan untuk melakukan serangkaian medical check up total serta terapi2 medis lainnya “pokoknya, ibu tsb harus sembuh ,”demikian obsesinya. Mulai hari itu, si ibu yang tergolek lemah tersebut menjadi perhatiaan Dr. Sobur dengan kasih yang tulus . Memasuki bulan ketiga di rumah sakit tersebut teryata si ibu benar2 sembuh.

Lalu , Dr. Sobur meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan sekuruh tagihan biaya pengobatan kepadanya guna persetujuan. Dr. Sobur melihatnya dan menulis pada pojok atas lembar tagian tersebut. Ia sangat yakin bahwa ibu ini tidak akan mampu membayar tagihan tersebut walau pun harus di bayar seumur hidupnya. Bisnis yang di rintis bersama suaminya (almarhum) ketika memasuki pension gagal karena di tipu orang. Demikian cerita si ibu kepada Dr. sobur beberapa waktu lalu. Hal ini pula yang membuat ia jatuh miskin dengan seorang anak yang saat ini juga pengangguran.

Lembur tagihan akhirnya sampai ke tangan ibu yang malang itu. Dengan rasa was2 ia memberanikan diri membaca tagihan yang di sodorkan bagian keungan. Di sana tertera rincian biaya yang di keluarkan selama ia menjalani pengobatan. Akan tetapi, ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut, ia membava tulisan yang berbunyi: telah di bayar lunas dengan segelas besar susu” Tertanda Dr.Sobur Nurjaman Ali

Ketika ditanya, apa yang paling membuat ke bahagiaan manusia saat ini. Mungkin jawabannya yang paling tepat adalah dengan memberikan kebahagiaan bagi orang lain (K.G.Lim.1995). Memberi memang lebih indah dari pada menerima, memberi merupakan wujud kerendahan hati kita kepada sang pencipta. Bahkan, seorang klien pernah bertutur “kalaulah setiap orang di perusahaan mau memberi dan tidak berharap menerima, niscaya perusaaan tsb akan kuat dan survive”(tahan lama )

Memberi berarti melakukan inisiatif pertama tanpa mengharapkan balasan......

0 comments:

Total Pageviews

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP